Mohon tunggu...
Achmad
Achmad Mohon Tunggu... Guru - Blog Pendidikan Agama Islam

Portal Islam Masa Kini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cari Jodoh dengan Taaruf Online Indonesia?

19 Juli 2021   01:37 Diperbarui: 22 Juli 2021   07:50 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://taarufindonesia.com

"Ada yang lewat titip CV (curriculum vitae) ke ustadz, ke teman. Saya dari remaja belum pernah pacaran sama sekali, Alhamdulillah," ujar pria berusia 30 tahun tersebut.

"Pacaran menunjukkan ketidakseriusan. Kalau (seseorang) pacaran, dia belum siap bertanggung jawab atas kehidupan seorang wanita dan dia tidak serius. Dia memandang wanita itu mungkin dari wajahnya saja, tapi tidak dari kepribadian sifat dan pemikirannya. Makanya saya kurang setuju dengan pacaran."

Hal yang sama juga dirasakan Zara, yang baru memutuskan taaruf tahun lalu. Sebelum mencoba mencari pasangan lewat aplikasi, Zara memutuskan untuk bergabung dengan sebuah grup WhatsApp taaruf yang dikelola oleh seorang ustadz dari sebuah pesantren. Untuk bergabung dengan grup WhatsApp tersebut, Zara mengatakan bahwa calon peserta taaruf biasanya membayar biaya registrasi senilai sekitar Rp50.000.

Jika seorang peserta telah setuju menerima CV peserta lain, admin grup akan membuat grup terpisah dengan kedua peserta, dan admin, di dalamnya.

Dalam grup WhatsApp ini, peserta perempuan dan laki-laki ditempatkan dalam grup yang berbeda.
Peserta ta'aruf laki-laki berjumlah sekitar 30 orang, sementara perempuan kurang lebih 100 orang.

"Jumlah perempuan memang lebih banyak dari laki-laki karena biasanya perempuan lebih siap untuk menikah langsung," ujar Zara.

Dari grup taaruf tersebut, tiga laki-laki telah datang ke rumah Zara di Bekasi dengan maksud nadzor, tahapan kedua dalam taaruf di mana laki-laki datang ke rumah orang tua perempuan dan mereka diperbolehkan melihat wajah dan anggota tubuh calon istri--hanya untuk bagian yang diperbolehkan dalam syariat Islam seperti wajah atau telapak tangan--setelah keduanya berkenalan.

Dalam tahapan ini, laki-laki dan perempuan juga bisa saling bertanya untuk melihat kecocokan di antara keduanya.
Zara mengaku tidak cocok dengan ketiganya lantaran perbedaan pandangan soal rumah tangga. Salah satu laki-laki, misalnya, ingin calon istrinya bekerja untuk membantu keuangan keluarga.

"Berdasarkan pemahaman saya, setelah menikah seorang istri itu memang kewajibannya di rumah. Jika dia ikut bekerja, berarti laki-laki itu kurang mengerti untuk tugas-tugas dan hak istri, jadi dia belum cocok sama saya," kata ibu rumah tangga berusia 25 tahun tersebut.

Kemudian Zara tertarik bergabung dengan aplikasi Taaruf Online Indonesia, yang membuka stan di sebuah acara yang ia datangi.
Setelah bergabung, Zara mengaku melihat puluhan profil laki-laki sebelum perhatiannya tertuju ke profil Yanuar.

"Saya buka banyak profil, tapi yang satu visi misi itu dia. Dia menulis ingin hidup sesuai dengan syariat Islam yang menyeluruh, membangun keluarga dakwah yang mencegah kemungkaran dan saling menasihati," ujar Zara. Ia pun mengajukan CV ke Yanuar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun