Di jaman sekarang ini, kenakalan remaja sudah merajalela di Indonesia. Semakin maraknya kenakalan remaja digadang-gadang karena kegagalan sistem pendidikan anak usia dini di Indonesia yang kurang mumpuni untuk menanamkan pendidikan karakter anak sejak usia dini. Sebelum lebih lanjut membahas kenakalan remaja, mari kita kenal terlebih dahulu. Apa itu remaja?
Menurut (Monks Dkk, 1989) Remaja adalah fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”.
Menurut (Soetjiningsih, 2004) Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak–kanak dan masa dewasa, yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual, yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun.
Menurut (Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014) , remaja adalah seseorang dalam rentang usia 10-18 tahun.
Sedangkan menurut WHO terdapat pembagian batasnya usia remaja yaitu usia 10-20 tahun, dan kurun usia tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian : usia 10 - 14 tahun merupakan kurun remaja awal, dan 15 - 20 merupakan kurun remaja akhir.
Jadi, kenakalan remaja merupakan penyimpangan terhadap nilai budaya dan moral yang dilakukan seseorang yang berada pada usia remaja. Kenakalan remaja tidak hanya merugikan diri sendiri, namun beberapa kenakalan remaja merugikan orang lain, keluarga pelaku, dan lingkungan.
Berikut contoh kenakalan remaja yang tidak melanggar hukum :
1. Melanggar peraturan sekolah
2. Keluyuran
3. Berkata kotor
4. Berpakaian yang tidak pantas dan terlalu terbuka
5. Merokok
6. Melihat video tidak pantas
Berikut contoh kenakalan remaja yang melanggar hukum :
1. Pencurian
2. Tawuran
3. Penipuan
4. Memakai narkoba
5. Minum minuman keras
6. Penganiayaan / Bullying
7. Pemerkosaan
8. Perusakan fasilitas umum
Kenakalan remaja disebabkan oleh banyak faktor, banyak yang menganggap kenakalan remaja disebabkan oleh pendidikan usia dini kurang mumpuni. Anak kurang mendapatkan pendidikan karakter saat masih usia dini. Namun kenyataannya, banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan kenakalan remaja. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja :
1. Kurangnya pendidikan karakter
Pendidikan karakter sangat penting peranannya untuk menentukan sikap dan kepribadian seseorang dimasa depan . Namun untuk membentuk kepribadian seseorang tidak hanya membutuhkan pendidikan karakter.
2. Kurangnya pendidikan agama
Pondasi agama harus ditanamkan sejak usia dini karena di dalam agama juga terdapat larangan untuk berbuat buruk atau melnggr hukum, sehingga anak yang taat beragama tidak akan melanggar hukum.
3. Keluarga yang tidak utuh
Perceraian orang tua juga memicu untuk anak melakukan kenakalan remaja, di masa tumbuh kembangnya anak membutuhkan kasih sayang utuh dari kedua orang tua nya. Namun, ketika keluarganya tidak lengkap maka anak kurang dalam mendapatkan kasih sayang. Meskipun tidak semua anak yang keluarga nya tidak utuh melakukan kenakalan remaja, namun keluarga tidak utuh bisa menyebabkan kenakalan remaja.
4. Lingkungan
Lingkungan berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak, lingkungan yang buruk akan berdampak buruk juga pada anak. Anak usia dini cenderung meniru apa yang ada di sekitar nya, sehingga jika lingkungan nya buruk maka anak akan meniru hal buruk juga.
5. Pergaulan yang buruk
Pergaulan yang buruk juga mempengaruhi kepribadian seseorang, anak akan cenderung melakukan hal serupa dengan teman dekatnya, sehingga teman yang buruk akan berdampak buruk juga untuk anak.
6. Depresi atau merasa tertekan
Orang tua terkadang terlalu mematok harapan yang tinggi pada anaknya sehingga memaksakan agar anak lebih sering belajar sehingga tidak ada waktu untuk anak bersantai atau main bersama teman. Hal tersebut juga bisa memicu anak untuk melanggar aturan-aturan karena merasa tertekan.
Cara mengatasi kenakalan remaja
Menurut (Ayuningtyas, 2011) ada 4 cara untuk mengatasi kenakalan remaja, antara lain :
1. Tindakan Pencegahan, tindakan pencegahan diperlukan sebelum terjadinya kenakalan remaja. Contohnya berupa pendidikan agama dan pendidikan karakter sejak usia dini.
2. Tindakan Kuratif , merupakan tindakan yang bisa dikatakan sebagai penyembuhan / mengurangi meradang nya kenakalan remaja.
3. Tindakan Korektif, merupakan tindakan untuk menghilangkan faktor penyebab dari kenakalan remaja
4. Tindakan preservatif, merupakan tindakan yang dilakukan untuk menjaga keadaan yang sudah baik, agar menjadi lebih baik. dan dijaga agar tidak terjadi lagi kenakalan remaja.
Dalam mengentas kenakalan remaja, dibutuhkan peran dari berbagai pihak,
1. Peran orang tua sangat penting untuk menjaga komunikasi dan memberikan nasehat kepada anak.
2. Peran guru juga penting dalam menanamkan pendidikan karakter sejak dini
3. Peran pemerintah berupa membuat peraturan yang bisa membuat jera bagi pelanggar nya
4. Peran masyarakat untuk memaafkan dan menerima kembali pelaku kenakalan remaja.
Jadi bisa disimpulkan bahwa kenakalan remaja disebabkan dari beberapa faktor , tidak hanya karena pendidikan usia dini yang kurang mumpuni untuk membentuk karakter anak. Meskipun guru sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai baik pada anak, namun jika lingkungan keluarga,lingkungan pertemanan,dan lingkungan tempat tinggal anak buruk maka sangat mudah bagi anak untuk melakukan kenakalan remaja.
Dalam masa pertumbuhan anak , harus didukung oleh banyak pihak karena dimasa usia dini ,anak mengamati apapun yang dilihatnya dan menirukan tanpa bisa menyeleksi yang baik atau buruk. Sehingga jika lingkungan sekitar anak baik dan bisa menjadi teladan bagi anak , maka pertumbuhan anak berjalan dengan baik, baik pertumbuhan fisik atau emosinya.
Dan untuk anak yang sudah melakukan kenakalan remaja, sebagai orang tua , guru, atau masyarakat sekitar harus bisa memaafkan anak ,mendukungnya , dan membimbingnya. Ketika anak melakukan kesalahan atau pelanggaran hukum, memang seharusnya harus mendapatkan hukuman agar tidak megulanginya lagi. Akan tetapi sanksi sosial lebih berat daripada sanksi hukum sehingga bisa membuat pelaku kenakalan remaja menjadi depresi atau malah mengucilkan diri , oleh karena itu sebagai masyarakat harus bisa berlapang dada dan mendukung pelaku kenakalan remaja agar kedepannya bisa menjadi pribadi lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI