Mohon tunggu...
Amalya Nessa
Amalya Nessa Mohon Tunggu... -

moslem.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Lalu yang Datang di Masa Baru

23 Februari 2015   20:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya : Amalia Nisa Latifah

Suatu hari di sebuah SMA Swasta terkenal membuka pendaftaran peserta didik baru untuk tahun ajaran baru. Kebetulan Jesika, Iskandar dan Ruben mendaftar di SMA itu. Pagi pagi sekalih mereka berangkat bersama. Karena tiga sahabat itu adalah termasuk siswa yang cerdas, dengan mudah pun mereka diterima juga di SMA favorit itu.

Hari masa orientasi siswa pun dimulai, semua siswa bersiap mempersiapkan segala macam barang yang telah dipesan oleh Kakak kelas. Sepagi mungkin Jes berangkat ke sekolah menggunakan sepeda pink dan rambut dikuncir seperti apa yang telah ditugaskan. Pukul 6 : 00 WIB Jes sampai di gerbang sekolah. Sepeda itu diparkir dibelakang sekolah dengan tertata rapi.Semua peserta MOS sudah bersiap dan berbaris dilapangan basket yang lebar dan indah itu.

“Siap Grakkkkk !!.” Seru salah satu Panitia.

Segera semua siswa terdiam dan terbirit birit mencari barisanya masing masing, termasuk Jes yang terburu buru mencari barisan baju pink. Apel pagi dimulai dengan hikmat dan panas yang begitu menyengat.Kulit Jes yang putih harus mulai beradaptasi untuk beberapa hari ini.Acara mos telah dibuka oleh Panitia pelaksanaan.Mulailah ajang balas dendam ini dimulai.Pasukan apel dibubarkan untuk menuju kelasnya masing-masing.

Jes tak langsung ke kelas, dia berlari ke barisan biru dan kuning untuk mecari kedua sahabatnya.

“Iskaaaaaa, Rubennn” teriak Jesika sangat lantang tak tahu malu.

“Gue disiniii Jess” teriak Ruben yang sudah manis berada di sisi Iska.

“Nanti istirahat kita ketemu yah, kita ngumpul dikantin yah” Jawab Jes sambil meningkalkan mereka berdua.
Jes menuju kelasnya.
Karena dia termasuk cewek yang cerdas dalam hitung menghitung uang, karena hal itu dia masuk ke jurusan IPS.Nah, betul sekalih cita-cita Jes adalah menjadi seorang akuntan. Jes masuk kekelas dan duduk di samping salah satu murid yang belum ia kenal.

Hay namaku Jes, nama kamu siapa ?” Sapa Jes sambil mengulurkan tangan.

Aku Ineke Jes , Senang berkenalan denganmu” Sambut salam dari Ineke. Ineke adalah wanita jawa tulen yang pindah ke jakarta karena mengikuti pekerjaan dinas ayahnya. Kulit Ineke yang kuning langsat rambut hitam yang kucir tekuk menambah kesan bahwa Ineke adalah orang jawa tulen berbeda sekalih dengan Jes.Kulit putih Jes dan rambut pirangnya tidak bisa membohongi bahwa dia adalan keturunan Prancis.

Ineke dan Jes mulai bercerita mengenai dirinya masing-masing.Mereka terlihat lebih akrab dengan sesekalih tertawa bersama.Memang Jes adalah anak yang mudah bergaul.

Tiba tiba ditengah keributan kelas, salah satu Panitia MOS memasuki kelas itu.Dengan sikap tegas dan badan yang tegap Panitia itu mulai membacakan segala peraturan MOS yang begitu sangat banyaknya hingga membuat semua murid menjadi merinding.

Tidak boleh membawa handphone, sepeda motor,dan segala barang elektronik. Terakhir tidak boleh membawa uangsaku” Kakak Panita selesai membacakan segerombol aturan yang membuat pusing kepala itu.

Kakak Panitia itu meminta barang-barang yang harus dibawa hari ini untuk dikumpulkan.Jes mengeluarkan barang-barangnya satu persatu. Tiba-tiba Jes terdiam seketika.

“Astagaaaaaaaaaa aku lupa bawa bunga mawar” bisik Jes didalam hati dengan penuh rasa takut.

Kakak Panitia mulai mengecek satu persatu barang siswa. Tiba saatnya barang Jes dicek, derap jantung Jes mulai terasa berhenti karena telah berdegup terlalu cepat saking takutnya.

Kenapa ini nggak ada bunga mawarnya ?kamu nggak bawa ya ?! “ Bentak Kakak Panitia.

Saa yaaa emm bungaa sa yaa ketinggalan Kak, maaf “ Jesika mulai gugup karena takut. Ineke yang menyadari perubahan muka Jes langsung mengandeng tanganya erat dan membisikan

Ndakpapa Jes paling hukumanya Cuma lari keliling lapangan thok, gak bakal diapa apain kok” bisik Ineke dengan medhok.

“Bagi siswa yang tidak membawa salah satu saja barang silahkan berdiri didepan kelas!”Bentak Panitia itu hingga urat nadi di lehernya bermunculan.

Huft” Jes mendesah dengan kesal dan pasrah. Jes menuju kedepan kelas untuk menerima konsekuensi dan hukuman dari Kakak Panitia.

“Silahkan kalian jalan jongkok menuju lapangan basket sekarang sambil bernyayi gundul gundul pacul” Teriak Panitia.

Kebetulan ada dua anak di kelas Jes yang tidak membawa barang lengakap.Jes dan Zaki.Mereka beruda pun jalan jongkok menuju lapangan basket dengan wajah malu dan penuh kesal.Suara nyaring Jes dan Zaki memenuhi lorong sekolah.

Jes dan Zaki sampai di lapangan basket dan sudah di sambut sorakan para Panitia yang siap menghukum. Jes membayangkan berita-berita tragis paramahasiswa yang sampai mati karena diospek.

“Semua lari 10/8 lapangan. Laksanakan! Laki laki 10 wanita 8! Lari cepat!”

Jes dan Zaki berlari dengan perasaan penuh sebal.Keringat Jes mulai bercucuran, rambutnya yang terikat mulai tergerai karena rambutnya mulai lepek dan licin.Kecantikan bulenya mulai terlihat.Zaki yang berada dibelakang Jes diam mengamati Jes dari belakang.Zaki iba melihat seorang wanita yang sepertinya manja di hukum berlari dilapangan yang sangat lebar ini.Zaki melihat tubuh Jes mulai lemah. Tiba-tiba Jes terhenti di tengah berlarinya.

“Brakkkk” Jes terjatuh.Jes pingsan tubuhnya dingin. Zaki yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri Jes dan menggendongnya ke UKS.Sebelum Zaki sampai Kakak Panitia sudah menghampiri dan menggendong Jes terlebih dahulu.Kakak Panitia itu memang sedari tadi diam diam juga memperhatikan Jes, bahkan dia sempat menghadang Jes saat di gerbang tadi pagi, namun Jes mencoba cuek dan tidak memeperhatikan.

“Siapa laki laki itu ?mengapa dia begitu pedulinya dengan Jes” Gumam Zaki sambil berlari.

Jes telah dibawa di ruang UKS dan diberi penangan khusus oleh Panitia. Ya tentu saja Kakak Panitia yang tadi menolong Jes. Farhan namanya. Entah ada hubungan apa antara Jes dan Farhan. Farhan begitu pedulinya dengan Jes.

Jes mulai tersadar, wajahnya yang merah akibat kepanasan menjadikan dia berwajah lucu seperti bayi. Jes hanya terdiam melihat sosok farhan yang telah di sampingnya.

Bel istirahat sudah berdentum ditelinga para peserta MOS termasuk Iska dan Ruben yang mendengar berita Jes pingsan menjadi tidak sabar untuk pergi ke UKS. Degan berlari terburu-buru Iska dan Ruben pergi UKS namun sebelum pergi ke UKS tak lupa Iska melipir ke kantin untuk membelikan kripik singkong kesukaan Jes.

“Tok tok tok, Permisi Kakkkk” Sapa Ruben dan Iska sambil memasuki UKS. Iska langsung terdiam kaget. Semua makanan yang dibawa untuk Jes jatuh ke lantai. Begitupun dengan Ruben. Iska dan Ruben bukan kaget melihat Jes yang terkapar di tempat perawatan itu, melainkan terkaget karena sosok masa lalu Jes muncul kembali di hadapan Jes. Iya dia adalah Farhan.

“Masih berani juga ini orang” bisik Ruben dengan suara lirih.

Farhan yang melihat perubahan wajah dua sahabat Jes itu segera bertindak dan pergi melewati Iska dan Ruben begitu saja.

“Permsi” sapa Farhan dengan sikap dinginya.

Tanpa menghiraukan Farhan , Iska dan Ruben pun berlari menghampiri Jes yang berbaring membelakangi tempat duduk Farhan tadi.

“Jes kamu nggak papa kan ?.Tanya Iska sambil membelai rambut pirangnya.

Jes bangun dari tempat tidurnya dan langsungg memeluk Ruben dan Iska. Dengan wajah pucatnya dan ketakutan tergores jelas di mata gadis cantik itu. Jes hanya terdiam tak bersuara sedikirpun.Iska dan Ruben pun memahami perasaan sahabatnya.Ruben hanya menepuk nepuk punggung Jes dengan lembut.

Tiba-tiba pintu UKS terbuka. Terlihat Zaki dan Ineke di sana.

“Hay kamu ndakpapa kan Jes, apanya Jes yang sakit ?”Wajah giduh Ineke membuat Jes tersenyum.

“Aku ndak papa kanjeng Ineke Putri Sari Wangi. Haha” semua yang berada diruangan itu pun tertawa mendengar ledekan iseng Jesika ini. Suasana di UKS yang tadinya menegang pun menjadi santai dan penuh tawa. Jes memperkenalkan Zaki dan Ineke dengan Ruben dan Iska mereka pun tertawa bersama-sama hingga bel masuk pun mulai terdengar memenuhi gendang telinga mereka.

Jes sudah sembuh dan siap mengikuti serangkaian MOS yang membosankan itu.Jes, Ineke dan Zaki berjalan ke kelas dengan santai.Ruben dan Iska sudah berpisah di UKS karena letak kelas mereka sangat jauh.

Serangkaian MOS hari itu sudah dilalui, tinggal menunggu detik-detik bel berbunyi sembari mendengarkan beberapa Panitia yang mengocehkan berbagai organisasi, ekstra dan kelebihan-kelebihan sekolah itu.Mata sipit Jes yang sudah merasa mengantuk mulai tertutup perlahan.

“Braakkkkk” Benturan tangan yang keras mengenai meja Jes. Jes terbangaun dari tidur singkatnya, sesegera mungkin Jes langsung duduk dengan tegap menghadap depan. Teman-temanya yang melihat ekspresi Jes langsung tertawa terbahak-bahak. Termasuk Panitia yang tadi menggebrak meja Jes pun ikut tersenyum tertawa jaim.

Bel bedentang keras dari toa sekolah. Waktu pulang telah tiba, semua bibir tersenyum riang dan terburu buru membereskan barang barangnya. Semua murid kelas Jes telah berhamburan keluar kelas. Jes berdiri di depan pintu untuk menunggu teman barunya yang super rempong dan lemah lembut itu saking lemah lembutnya sangat lelet.

“Ineke ayoalah, cepat sedikit gih keburu nanti rame parkiranya!”Jes berteriak kepada Ineke.

“Iya Jesika bawel.Kalo rame ya yang sabar tho yooo” jawab Ineke dengan logat yang selalu bikin Jes cekikian sendiri.

Iya kanjeng Putri, hihihi” ejek Jes sambil menggandeng tangan Ineke yang penuh dengan buku dan tas tenteng.

Ineke hanya mengikuti tarikan tangan Jes dengan sedikit berlari. Saat mereka berdua sampai di pintu gerbang, mobil alpart merah dengan plat B 1 NKE sudah terparkir siap menjemput Ineke. Ineke memang dari keluarga yang sangat kaya dan serba elit namun dibalik kekayaanya dia tidak sombong dan belagu. Justru Ineke sangat sederhana dan apa adanya.

“Jes situ Pak Sopir udah jemput aku, aku pulang dulu ya, kamu hati-hati lain kali kita main lagi” pamit Ineke sambil berdada dada dengan Jes.

Jes hanya tersenyum dan membalas dadaan Ineke dengan senyuman. Lalu Jes berjalan keparkiran mengambil sepeda pinknya yang mungil itu. Dinaikinya sepeda pink itu keluar pintu gerbang, diayuhnya penuh semangat.

Saat diperjalanan Jes merasa dirinya di ikuti seseorang. Jes celingukan sesekali namun tak ada siapa-siapa. Namun Jes merasa dirinya diawasi sedari tadi. Hingga akhirnya Jes sampai rumah dengan selamat.

“ tok tok tok Assalamualaikum momy tersayang” sambil mengetuk pintu.

“ masuk aja nakk, pintunya nggak mama kunci” mama berteriak dari dapur.

Jes membuka pintu dan melepas sepatunya. Dengan muka lelah Jes melemparkan badanya di sofa empuk diruang tamu. Terdengar suara motor berhenti didepan rumah Jes. seorang laki-laki turun dari motor itu dan berjalan menuju rumah Jes. Jes hanya melihat sedikit dari balik jendela.

“Ada tamu” Batin Jes ingin segera membukakan pintu.

Tok tok tok” pintu diketuk.

Segera meloncatlah Jes dengan gesit dan membuka pintunya. Jes terkejut melihat sosok dibalik pintu itu. Segeralah ditutup kembali pintu itu, namun sayang tangan laki-laki itu terlalu kuat untuk menahan pintu agar tidak tertutup kembali.

“Jes aku mohon beri aku kesempatan lagi” teriak laki-laki itu yang tak lain adalah Farhan. Farhan mulai berlutut dihadapan Jesika.

Jeskia hanya terdiam, semua air mata dipelupuk matanya mulai tak terbendung lagi. Semua air matanya seketika menetes deras hingga membasahi hampir seluruh pipinya. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut mungil Jes.

Ibu Jes datang melihat kejadiaan itu di pintu ruang tamu, tak kuasa menahan amarah yang terlah dikuburnya selama 2 tahun ini. Ibu Jes teringat kelakuan Farhan 2 tahun lalu yang hampir membuat Jes kehilangan nyawanya. Farhan yang selalu ada untuk Jes, selalu melindungi Jes berubah menjadi sosok penjahat yang kejam dan tragis. Jes dipukul di aniaya bahkan hingga Jes sempat koma 10 hari dirumah sakit. Entah apa yang bisa merasuki Farhan sehingga laki-laki polos itu menjadi garang dan kasar. Laki-laki itu tak bertanggung jawab dengan perbuatanya. Dia menghilang dan mencampakan Jes begitu saja. Dan kini sosok laki-laki tak bertanggung jawab itu kembali lagi didalam hidup Jes. Merengek meminta belas kashian dari Jes.

Sudah cukup Ibu Jes bersabar agar amarahnya tak meluap. Kini ibu Jes sudah memberanikan diri untuk bertemu Farhan.

“Pergi kamu Farhan jangan usik kehidupan kami berdua lagi. Apa tak cukup kamu membuat Jes terluka. Membuat Jes trauma. Pergi kamu !!!” ibu Jes membentak Farhan dengan sangat keras.

“Maafkan Farhan Tante, Farhan khilaf, Farhan minta maaf Tante, Sekarang Farhan janji akan menjaga Jesika seumur hidup Farhan” Rengek Farhan sambil berlutut didepan Ibu Jes dan Jes.

“Cukup Maa, jangan berdepat dihadapan Jes” Jes mulai merengkuh tangan Farhan dan membuat Farhan berdiri. Hati Jes tak bisa berbohong tentang perasaanya. Mulai bermunculan konflik batin didalam diri Jes. Antara kesakitan dimasa lalu dan perasaan yang tak bisa hilang yaitu cinta.

“Jes mohon Ma, maafkan kesalahan Farhan” Jes memeluk mamanya erat.

Ibu Jes hanya terdiam dan melepas pelukan Jes, ia berlari kedalam untuk menenangkan diri. Jes yang melihat kesedihan diwajah mamanya itu akhirnya meminta Farhan untuk pulang secara baik-baik.

SetelahFarhan meninggalkan rumah Jes, Jes menyusul ibunya yang masih menangis didalam kamar.

“ Ma, Jes nggak papa kok. Mama jangan nangis dong ya” Jes mencium kening Mamanya.

“Mama hanya nggak tega kalo kamu disakiti sama Farhan lagi nak, Mama nggak rela”

Ucap Ibu Jes sambil terisak.

“Percayakan semua ke Jes Ma, Jes sudah besar Jes bisa menjaga diri Jes kalo Farhan masih berani menyakiti Jes. Biarlah Jes kini yang memilih dan memaafkan segala sesuatu yang dilakukan Farhan di masa lalu. Jes percaya Farhan yang sekarang buka Farhan yg dulu.” Rayu Jes agar bisa memaafkan Farhan.

Entah setelah kejadian itu, Jes dan Farthan menjadi dekat kembali. Mama Jes yang tadinya menyimpan rasa dendam kepada Farhan dengan perlahan mulai terkikis dengan tawa dan senyum yang selalu terpancar di wajah Jesika saat bersama Farhan.

Para sahabatnya pun mulai akrab dengan sosok Farhan yang selalu ada disisi Jesika. Dan Farhan yang sekarang memang bukan Farhan yang dulu. Farhanyang sekarang lebih bertanggung jawab dan bijak dalam mengambil suatu keputusan.

Akankah Farhan mengulangi kasalahanya menyakiti dan meninggakan Jes ? Atau Jes dan Farhan akan dipersatukan oleh Tuhan ? itu masih tersimpan rapi dalam kotak rahasia bernama takdir.

**SELESAI**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun