Well, mungkin dua buku ini saja yang saya rekomendasikan untuk anda baca disaat anda sedang terserang demam mencintai dan dicintai. Sungguh saya ingin menyelamatkan anda dari imaji kisah-kisah cinta utopis, kisah cinta yang melulu berakhir dengan happy ending, cerita-cerita FTV, film-film cinta yang begitu-begitu saja: perselingkuhan, perjuangan si miskin mendapatkan si kaya, penindasan, atau tentang pernikahan yang ideal (rumah mewah, punya mobil, punya anak lucu, hidup bahagia selamanya).
Cinta adalah akibat, yang membuat kita harus berani mempertanggungjawabkan segala resikonya. Cinta bukan soal bagaimana keromantisan meminang kekasih hati, bukan soal seberapa materi yang bisa diberi, juga bukan soal bagaimana cara bahagia sehidup semati. Ah, tapi bukan berarti itu tidak penting, itu semua penting, sangat penting malahan. Namun melihat kenyataan yang terjadi di sekitar saya, ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu bagaimana komitmen untuk betah menghadapi masalah bersama-sama yang tak pernah jeda untuk mendera. Bahkan ketika masalah itu berwajah raksasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H