“Buku ini tidak hanya bercerita tentang kisah-kisah cinta yang indah namun lebih daripada itu: menyigi luka. Manusia tidak selamanya melulu hidup dengan kasih sayang.
Jika anda sedang merayakan kepedihan, ingatlah: anda tak sendiri”.
- Cerita Buat Para Kekasih, Kumpulan Cerpen, Agus Noor (2014)
Suatu ketika di grup whatsapp, ada seorang teman membagi link dengan testimoni “baca! ini cerpen bagus”. Saya yang penasaran lantas membuka link itu dan masuk pada sebuah halaman blog. Di blog itu saya disambut dengan tulisan yang seluruhnya huruf kapital “Kurma Kiai Karnawi”. Sepertinya menarik, saya pun melanjutkan membaca tulisan dibawahnya. Dan memang benar, cerpen yang sangat menarik. Konon, Agus Noor menulis cerpen itu karena terinspirasi dari kurma ajwa, kurma yang menurut sejarah ditanam oleh kanjeng Nabi Muhammad Saw. Itulah cerita awal saya mengenal nama Agus Noor. Saya akhirnya selalu mengikuti tulisan-tulisan beliau, sampai sekarang.
Buku yang akan saya bicarakan selanjutnya adalah buku kumcer karya Agus Noor yang berjudul “Cerita Buat Para Kekasih”. Kalau anda suka membaca halaman seni-budaya harian Kompas atau Jawa Pos di hari Minggu, maka anda tidak akan asing dengan nama Agus Noor. Sama seperti Puthut EA, Agus Noor adalah salah seorang cerpenis yang sering menghiasi media massa.
Dalam seni lukis, yang saya tahu ada 2 aliran, yaitu realis dan surealis. Saya tidak bisa menjelaskan masing-masing secara epistemologi. Lagipula anda pasti juga sudah tahu kan mana lukisan realis dan mana lukisan surealis. Membaca cerpen-cerpen Agus Noor dalam buku ini seolah-olah kita diajak ke sebuah pameran lukisan surealis. Banyak cerita cinta yang sebenarnya aneh, tidak masuk akal, khayalan, tapi oleh Agus Noor dilukis menjadi sebuah cerita yang tampak biasa saja, seolah-olah memang bisa terjadi.
Salah satu kekuatan yang ada di buku ini adalah diksi-diksi yang digunakan di dalam cerita. Agus Noor selalu melakukan dekonstruksi nilai dalam sebuah hubungan percintaan. Mencoba membangun sudut pandang baru dan segar dalam kenyataan manusia yang sedang membangun cinta kepada para kekasihnya. Bagi yang suka memposting kuotasi-kuotasi nyentrik di sosial media, buku ini menyediakan banyak pilihan untuk anda.
Cerpen Agus Noor berjudul “Kunang-kunang di Langit Jakarta” yang pernah mendapat anugrah cerpen terbaik Kompas 2012 juga tercantum di dalam buku ini.
***