PILKADA DKI ini penuh dengan fenomenal, baru dalam sejarah seorang atau jalur independen didukung oleh partai politik,seharusnya partai politik didirikan untuk melahirkan kader kadernya yang berpotensi untuk memimpin dalam berpolitikan, salah satunya partai Hanura mendukung Ahok untuk maju lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan 2017 mendatang.
Pilihan partai HANURA khusus DPD DKI Jakarta pimipinan Mohamad "Ongen" Sangaji ternyata tidak semulus yang di rencanakan, kadernya tidak sepenuhnya mendukung langkah pilihan ke Ahok, akibatnya perpecahan terjadi di internal Hanura DKI.
'DIAM, KELUAR ATAU PECAT adalah pilihan yang diberikan Ongen Sangaji selaku ketua DPD DKI Jakarta, korban pertama adalah ketua DPC Jakarta Timur (Muhammad Guntur).
"Saya berhentikan dan memang mesti diberhentikan. Ini menurut saya sudah tidak loyal kepada partai dan bentuk penentangan. Sikap ini menurut saya tidak bisa ditoleransi,” pungkas Ongen.(porosjakarta Selasa (22/3/2016).
Suara hati nurani pun luntur ketika main pecat tanpa pendekatan hati nurani, lanjut dedengkot pengurus DPD DKI, Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Rahmat HS dan Wakil Ketua DPD Hanura DKI bidang pembinaan eksekutif dan legislatif Bustami ikut mengundurkan diri dari Partai Hanura yang selama ini dia jalani.
Bongkar kronologis pilihan ke Ahok
Rahmat HS membongkar kronologis kenapa Hanura memilih Ahok, seperti dilangsir kompas.com deklarasi dukungan Hanura terhadap Basuki, Sabtu (26/3/2016), berlangsung atas dasar ancaman dari Ongen,
"Rembukan keputusan deklarasi kemarin itu teman-teman dikumpulkan dengan tekanan. Ongen Sangaji mengancam semua kadernya termasuk saya. Kalau tidak mendukung Ahok, pilihannya hanya 3, diam, keluar, atau dipecat," ujar Rahmat di kawasan Sarinah, Jalan M.H Thamrin, Minggu (27/3/2016).
Dalam hitungan Rahmat HS sekitar 90 persen kader Hanura sebenarnya tidak mendukung Ahok. Sebab, mekanisme penjaringan yang selama ini berlangsung di Partai Hanura tidak pernah memunculkan nama Ahok.
Seharusnya menurut jadwal pada Mei nanti, Hanura baru menggelar rapat pimpinan untuk membawa nama kandidat ke DPP, tapi begitu cepat ongen mengumumkan dukungannya, ada apakah ini?
Selain pengurus ternyata Ferry Razali eks Kader DPP HANURA & DPP GEMURA mengungkapkan atau membuat surat terbuka untuk Ketua Umum Partai HANURA, WIRANTO (disebar di WA), isi surat terbuka itu mengungkapkan sangat kecewa ketika Partai HANURA mendukung secara resmi pilihanya ke AHOK, bukan karena RAS atau agama tetapi orang yang berhati nurani takkan menunjukan sikap dan sifat yang melanggar etika, adat istiadat dan bersopan santun.
dan Ferry pun menanyakan
DIMANA HATI NURANI SELURUH PENGURUS DPP HANURA YANG MENDUKUNG ORANG YANG TIDAK MEMAKAI HATI NURANI?
kita lihat kembali ke lalu, bahwa PArtai HANURA adalah inisiator hak angket untuk mengungkap kasus ups namun Fahmi Zulfikar adalah Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Hanura, Inisiator Hak Angket Ahok yang Kini Jadi Tersangka UPS.
gara gara pilihan ke ahok hanura DKI hampir hancur dalam arti adanya pemberontakan dari dalam pengurusnya yang tidak lagi sejalan dengan hati nurani....
salam croot
[caption caption="rahmat hs bersuara /kompas.com"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H