2. Dzikir
Dalam konteks self-healing, zikir dapat dijadikan terapi untuk menjaga mental di mana zikir disertai dengan pengakuan atas kebesaran Allah yang Maha Pencipta dan pengakuan atas dirinya yang lemah, sebenarnya telah terjadi proses self compassion (sikap baik terhadap diri sendiri) dan positive self-talk (pembicaraan positif terhadap diri sendiri). Allah berfirman :
لَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (Q.S al-Ra’d [13]: 28).
3. Berdoa
Merenungkan makna Kitab Suci dapat menjadi jalan menuju ketenangan batin dan perbaikan spiritual. Allah SWT berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢
“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra [17]: 82)
Puasa dan menahan diri
Puasa baik yang hukumnya wajib semisal puasa Ramadhan atau yang sunah seperti puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan mental dan spiritual. Karena pada dasarnya seseorang yang berpuasa akan menahan diri dari nafsu sehingga dapat melatih kesabaran dan memupuk jiwa dengan keimanan kepada Allah SWT. Sebab berbicara tentang puasa, tentu tidak sekedar menahan dahaga serta lapar saja dari waktu yang ditentukan sehingga dapat makan dan meminum kembali. Namun, makna puasa lebih dari itu dimana tubuh dan jiwa sekaligus menuai kesehatan dan kejernihan. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
4. Puasa dan menahan diri
Puasa baik yang hukumnya wajib semisal puasa Ramadhan atau yang sunah seperti puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan mental dan spiritual. Karena pada dasarnya seseorang yang berpuasa akan menahan diri dari nafsu sehingga dapat melatih kesabaran dan memupuk jiwa dengan keimanan kepada Allah SWT. Sebab berbicara tentang puasa, tentu tidak sekedar menahan dahaga serta lapar saja dari waktu yang ditentukan sehingga dapat makan dan meminum kembali. Namun, makna puasa lebih dari itu dimana tubuh dan jiwa sekaligus menuai kesehatan dan kejernihan. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
5. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an dengan merenungkan ayat-ayat serta maknanya dapat merewikan hati dan jiwa serta menjadi amalan spiritualitas guna penyembuhan diri. Allah SWT berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢
“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra [17]: 82).