Mohon tunggu...
Amaliyah Romadon
Amaliyah Romadon Mohon Tunggu... -

Mahasiswa IAIN SURAKARTA tahun 2013

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemberhentian Pemberlakuan Kurikulum 2013 Menghambat Kemajuan Bangsa

13 Desember 2014   13:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:23 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijaksanaan di Indonesia selalu menimbulkan pro dan kontra, seperti halnya kebijaksaanaan kurikulum 2013, pemberhentian pemberlakuan kurikulum 2013 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menjadi bahan perbincangan di tengah tengah masyarakat.Indonesia yang telah beberapa kali berganti kurikulum sampai saat ini belum menemukan kurikulum yang pas untuk mengimbangi perkembangan zaman. Kurikulum harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Mengenai masalah kurikulum 2013, kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Pengurangan mata pelajaran untuk tingkat atau jenjang SD sederajat dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan agar peserta didik atau para siswa tidak terlalu terjejali oleh banyaknya mata pelajaran yang mereka dapatkan di bangku sekolah. Di harapkan dengan pengurangan ini, kecerdasan para siswa akan terasah tanpa disertai beban dengan banyaknya mata pelajaran yang mereka terima di sekolah. kurikulum justru kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan bahasa indonesia di SD. Padahal kedua mata pelajaran memiliki substansi pokok yang berbeda.

Penerapan kurikulum 2013 diimplementasikan adanya penambahan jam pelajaran, hal tersebut sebagai akibat dari adanya perubahan proses pembelajaran yang semula dari siswa diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.Hal ini menimbulkan kebingungan bagi siswa dan guru. Guru masih kebingungan bagaimana cara mengajar karena guru tidak banyak menyampaikan materi, tetapi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sementara buku belum memadai. Guru dibuat bingung tentang cara penilaian pada penggunaaan kurikulum 2013 standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, hal ini dirasa sulit bagi guru untuk penilaian sikap setiap hari. Penilaian untuk rapot menjadi masalah lagi karena pengajaran secara tematik tetapi penilain permata pelajaran, seharusnya penilain secara tematik juga.berdasarkan proses dan hasil Secara konseptual kurikulum 2013 jelas ada perubahan signifikan. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran), tetapi bagaimana nasib sekolah sekolah pedalaman yang masih kekurangan sarana informasi dan gagap teknologi, apakah mereka mampu memenuhi tuntutan kurikulum 2013 ?

Anggaran kurikulum 2013 mencapai angka fantastis, yaitu Rp 2,49 triliun. Setelah pengeluaran anggaran yang begitu banyaknya sekarang kurikulum 2013 tidak diberlakukan itu sangat disayangkan terbuang sia sia, padahal uang tersebut seharusnya bisa digunakan untuk memperbaiki sekolah sekolah yang rusak, banyak sekali sekolah sekolah di indonesia yang masih memprihatinkan dan belum mendapatkan dana perbaikan. Pemerintah seharusnya sebelum merancang kurikulum baru harus memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan terlebih dahulu agar siswa nyaman dalam proses pembelajaran denganlingkungan yang kondusif.

Dulu pas diterapkan kurikulum 2013 banyak kontra, tetapi pemerintah tetap menerapkannya, jadi mau tidak mau sekolah harus menjalankan kebijakan tersebut byang belum maksimal. Lalu setelah pergantian menteritiba tiba kebijaksanaan tersebut di batalkan. Namun pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 selama tiga semester, seperti sekolah yang dulunya bersetatus RSBI yang sudah siap sarana dan prasarananya tetap menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan bagi sekolah yang baru menerapkannya selama satu smester harus diberhentikan. Hal ini dapat menimbulkan ketidakmerataan dalam bidang pendidikan, dan pemerintah terkesan membeda bedakan, padahal setiap warga berhak memperoleh pendidikan yang sama. Tetapi masa iya sih kebijakan pemerintah dilakukan tanpa pertimbangan, pemberhentian kurikulum 2013 dilakukan pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah SDM yang belum memadai. Sebenarnya konsep dasar kurikulum 2013 sudah bagus untuk peserta didik karena bukan hanya menekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga aspek sikap dimana dizaman sekarang ini moral siswa banyak yang rusak dan dengan menekankan aspek sikap ini akan membentuk siswa selain berintelektual tetapi juga bermoral baik. Coba lihat para pejabat saat ini banyak yang korupsi, kemungkinan hal itu disebabkan karena kurangnya pendidikan moral pada mereka, tapi karena pemerintah terburu buru menggunakannya, maka persiapan belum sepenuhnya matang. Ada baiknya pemerintah melakukan riset terlebih dahulu mengenai kesiapan guru – guru dan sekolah sebelum menerapkan kebijakan kurikulum baru agar apa yang telah direncanakan sebelumnya tidak menjadi hal yang sia – sia. banyak pihak berharap kepada pemerintah agar tidak hanya berpikir tentang kurikulum baru, tetapi juga mau lebih memperhatikan peningkatan mutu guru sebagai pemegang kunci sukses pendidikan. Sebaiknya dipersiapkan sebaik mungkin terlebih dahulu agar sistemnya benar-benar bisa berjalan dengan baik, karena untuk membangun kemajuan pendidikan memang banyak rintangan, tetapi meskipun memberatkan tapi harus tetap dijalankan, kalau tidak, kapan majunya pendidikan di Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun