Rumah tinggal kami terdiri dari 2 kamar saja, kamar pertama untuk ortu dan adik sedangkan kamar kedua untukku dan ART, namun tempat tidur kami berbeda dan berjarak cukup dekat.
Suatu hari, aku dan Mbok Yah tidak saling sapa setelah kami berdebat. Aku memilih untuk diam meskipun ucapan Mbok Yah sangat mengganggu.
Kebiasaan dirumah jika jam tidur adalah semua lampu dimatikan kecuali lampu teras dan lampu dekat jendela, sehingga masih ada seikit cahaya yang masuk ke kamar kami.
Kumatikan lampu dan mencoba untuk tidur, namun sulit sekali kupejamkan mata karena dihati masih sangat jengkel dengan ucapan dan perilaku Mbok Yah.
Lalu aku coba melihat Mbok Yah tidur, dan betapa terkejutnya aku, meskipun gelap bisa ku lihat ada sesuatu di perut mbok Yah, ku pandangi terus untuk memastikan, ternyata benda itu melingkar, ada kepala, badannya nampak bermotif, dan bergerak membelit perut Mbok Yah. Aku takut sekali, takut Mbok Yah meninggal namun aku juga takut keluar kamar dan memanggil ortu karena perasaanku dan pengalamanku mengatakan diluar kamar juga sama seremnya. Aku coba bersembunyi didalam selimut sambil berdoa. Tiba-tiba aku terbangun, ternyata sudah pagi.Â
Beberapa waktu kemudian, Mbok Yah memilih untuk berhenti dan pulang dengan alasan keluarga.
Akhirnya aku tidur sendiri di kamar dan tidak ada kisah horor lagi di kamar itu. Namun, kisah-kisah horor selanjutnya terjadi di ruang tivi.
Terimakasih telah membaca kisah #harem ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H