Mohon tunggu...
Amalina Fatimah
Amalina Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Khusus

Saya merupakan mahasiswa Pendidikan Khusus yang sangat tertarik dengan isu-isu pendidikan dan memiliki minat dalam bidang pendidikan khususnya untuk anak berkebutuhan khusus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Orang Tua dalam Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak

22 Desember 2023   00:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   17:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan bakat dan kreativitas merupakan pembahasan yang akan selalu menjadi hal menarik untuk dibahas. Pada abad ke-21, kita semua tahu bahwa salah satu keterampilan yang harus dimiliki setiap orang adalah kreativitas. Kreativitas adalah salah satu keterampilan yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Keterampilan ini juga meliputi kemampuan intelektual, bakat, dan kecakapan hasil belajar. 

Dalam pengembangan bakat dan kreativitas, diperlukan dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal, salah satunya yaitu peran orang tua.

Setiap orang tua pasti mendambakan anakanya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan kreatif. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak. 

Seperti yang kita ketahui, keluarga adalah lingkungan pertama dimana anak-anak belajar dan tumbuh. Dalam pengembangan bakat dan kreativitas, keluarga dapat berfungsi sebagai lingkungan yang mendorong ataupun menghambat. Hal ini didasari oleh seberapa jauh peran orang tua mendukung perkembangan bakat dan kreativitas yang dimiliki anak. 

Hubungan orang tua dan anak menjadi landasan bagaimana dan sejauh mana anak dapat mengembangkan kreativitasnya. Pengasuhan orang tua yang dilandasi hubungan yang hangat, nyaman, dan suportif memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan dirinya, termasuk pengembangan bakat dan kreativitas. 

Begitu pula sebaliknya, pengasuhan orang tua yang dilandari oleh hubungan otoriter, konservatif, dan overprotektif akan berpengaruh dan menjadi salah satu Hambatan dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak.

Peran orang tua terhadap bakat dan kreativitas anak tidak selalu positif. Faktor pendorong dan penghambat dari keluarga khususnya orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan bakat dan kreativitas anak. Faktor pendorong dapat termasuk dukungan emosional, pendidikan yang baik, dan eksposur positif terhadap berbagai pengalaman. Di sisi lain, faktor penghambat dapat meliputi tekanan berlebihan, pengharapan yang tidak realistis, atau kurangnya dukungan.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh keluarga khususnya orang tua dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak, di antaranya adalah:

1. Menerapkan Pola Asuh Autoritatif. 

Penerapan pola asuh otoritatif menunjukkan bahwa kebebasan yang diberikan kepada anak tidak bersifat mutlak dan masih ada aturan dan saksi jika anak melakukan kesalahan. Anak diberikan kebebasan dan dukungan untuk mewujudkan keinginannya, sepanjang tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam keluarga dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi anak.  Orang tua juga perlu memotivasi anak dengan memuji dan meneguhkan prestasinya. Melalui hal tersebut, anak merasa dihargai dan termotivasi untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya.

2. Mengamati, Menunjang, dan Mendorong Kegiatan yang Diminati Anak. 

Orang tua perlu dengan teliti mengamati apa yang diminati oleh anak untuk menentukan pengembangan bakat dan kreativitasnya. Contohnya, ketika anak senang menyanyi atau bersenandun ria ketika melakukan berbagai aktivitas, ornag tua dapat memfasilitasi kegemaran tersebut dengan memberikan tape recorder/memperdengarkan berbagai tipe music kepada anak. Hal tersebut merupakan sebuah dukungan dan dorongan untuk pengembangan bakat dan kreativitas anak. Orang tua juga dapat memberikan feedback kepada anak. Bukan hanya sekedar pujian, tetapi juga sebagai umpan balik terkait apa yang masih perlu dikembangkan pada anak.

3. Merangsang Daya Pikir dan Problem Solving Anak. 

Pada point ini, orang tua diminta untuk merangsang atau menantang anak menyelesaikan sebuah masalah. Dapat dilakukan dengan mengajak diskusi sederhana, meminta anak menyelesaikan menyelesaikan suatu permainan bersama dengan orang tuanya, dan masih banyak hal-hal lainnya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam merangsang daya pikir anak.

4. Memberikan kesempatan kepada Anak untuk Berpikir, Berkhayal, Menentukan dan Mengambil Keputusan. 

Biarkan anak bermain, menggambar, membuat bentuk atau warna yang menurut orang dewasa mungkin tidak sesuai, tidak logis, ataupun tidak realistik. Jangan terlalu banyak memberikan larangan pada anak, mendikte, atau membatasi anak dalam mengekspresikan kreativitasnya. Berikan kebebasan, kesempatan, dorongan dan pujian ketika anak mau mencoba suatu hal baru selama hal tersebut tidak membahayakan dirinya. 

Begitu pula dalam hal menentukan dan mengambil keputusan, Jangan batasi anak untuk menentukan pilihan sesuai keinginan orang tuanya. Sebab, ketika anak tidak terbiasa memilih dan terbiasa "dipilihkan" dalam menentukan suatu hal, maka anak akan tumbuh menjadi orang yang tidak berani mengambil resiko dalam mengambil keputudan sendiri. Dengan memberi anak kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, mereka dapat mempelajari risiko, penyebab, dan konsekuensi dari keputusan mereka, dan kemudian belajar bagaimana memecahkan masalah tanpa bergantung pada bantuan orang lain ketika masalah itu muncul. Jika keputusan anak bertolak belakang dengan harapan orang tua, orang tua bisa berdisukusi Bersama anak agar dapat menemukan solusi terbaik untuk semua.

Beberapa faktor yang dapat menjadi salah satu penghambat dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak, diantaranya adalah:

  • Kurang adanya kerjasama dan saling percaya antara anggota keluarga
  • Orang Tua yang Otoriter dan Tidak Terbuka terhadap Ide-Ide Anak.
  • Ketidaknyamanan dalam Lingkungan Keluarga
  • Kurang Ada Dukungan untuk Mewujudkan Gagasan-Gagasan, dan
  • Orang tua yang konservatif dan Over Protektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun