Hasil penelitian menunjukkan bahwa WAMAJA efektif meningkatkan antusiasme dan motivasi siswa dalam belajar aksara Jawa. Siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat dalam pembelajaran, yang biasanya dianggap sulit dan membosankan. Media ini membuat proses belajar menjadi interaktif dan tidak monoton.
Langkah-langkah Implementasi WAMAJA
1. Perencanaan dan Persiapan: Guru menyusun modul ajar dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan menggunakan model Project Based Learning. Siswa dibagi ke dalam kelompok berdasarkan hasil tes diagnostik.
2. Pelaksanaan Pembelajaran: Proses pembelajaran dibagi menjadi beberapa fase, mulai dari orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, hingga menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran.
3. Penggunaan Teknologi: Setiap kelompok menggunakan perangkat gawai untuk mengakses game WAMAJA, mengerjakan soal formatif, dan mengirim rekaman suara ke grup WhatsApp sebagai bagian dari evaluasi.
4. Refleksi dan Evaluasi: Setelah pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi bersama tentang proses dan hasil pembelajaran. Guru memberikan umpan balik yang konstruktif dan tugas lanjutan untuk memperkuat pemahaman siswa.
Tantangan dalam Penggunaan WAMAJA
Meskipun efektif, implementasi WAMAJA tidak lepas dari tantangan. Pertama, pengetahuan awal siswa tentang aksara Jawa masih terbatas. Anggapan bahwa bahasa Jawa adalah mata pelajaran yang sulit membuat siswa kurang termotivasi. Kedua, kurangnya interaksi langsung dalam pembelajaran dan keterbatasan dalam pemahaman teknologi juga menjadi kendala.
Kesimpulan dan Harapan
Penelitian ini menunjukkan bahwa WAMAJA dapat meningkatkan antusiasme belajar siswa terhadap aksara Jawa. Media ini membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik, sehingga siswa tidak mudah bosan. Meskipun demikian, dukungan yang konsisten dari semua pihak, termasuk guru, sekolah, dan pemerintah, sangat diperlukan untuk keberlanjutan penggunaannya.
Integrasi teknologi dalam pembelajaran budaya dapat memberikan manfaat besar dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya bangsa. Dengan strategi yang tepat, kita dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan wawasan budaya. WAMAJA adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melestarikan budaya sekaligus mengikuti perkembangan zaman.