Mohon tunggu...
Nurul Amalia
Nurul Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi tanpa mengurangi

Semua tulisan ini saya dedikasikan untuk semua teman-teman yang mencari sumber referensi bacaan tentang ekonomi dan hal lainnya. Kesulitan saya untuk mencari sumber bacaan yang sesuai dengan yang saya inginkan mendorong saya untuk tetap menulis di sini. Terima Kasih kepada Bapak Adhitya Wardhono yang telah mengajak mahasiswanya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mana yang Lebih Berbahaya? Inflationary Gab atau Deflationary Gab?

15 Januari 2021   08:47 Diperbarui: 15 Januari 2021   20:29 3743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membahas terkait mana yang lebih sulit untuk diselesaikan, mari kita ulas satu persatu, apa itu inflationary gab dan apa itu deflationary gab.

Oh iya, disini akan ada istilah full employment. Apa itu full employment? Seringkali full employment diartikan sebagai suatu keadaan dimana tidak ada pengangguran ( Tenaga Kerja terpakai semua). Hal itu kurang benar ya teman-teman. Full employment memang dikatakan sebuah keadaan dimana tidak ada yang menganggur, tapi disini kita tidak hanya membicarakan tenaga kerja saja, tapi juga seluruh Faktor Produksi. Seperti: semua mesin perusahaan terpakai semua, skill digunakan penuh, SDM bekerja semua, tanah terpakai semua untuk kegiatan produksi.  

Inflationary gap merupakan besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi dengan besarnya full employment saving (saving pada tingkat full employment), dimana besarnya investasi tersebut melebihi besarnya full employment saving.

jadi disni keadaannya adalah produksinya tidak bisa mencukupi permintaan. permintaan dari masyarakat sangat tinggi. AD>AS atau bisa kita sebut dengan Injeksi>Kebocoran. kebijakan yang cocok disini adalah kebijakan yang kontraktif .

kebijakan kontraktif ini akan mengerem perminataan. contoh kebijakan kontraktif adalah dengan memangkas subsidi, menaikkan pajak, menaikkan suku bunga, menaikkan bea ekspor menutup kekurangan permintaan dengan impor.

Deflationary gap: angka yang menunjukkan besarnya perbedaan antara investasi yang terjadi dengan full employment saving dimana besarnya investasi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan full employment saving.

jadi yang terjadi disini adalah permintaan sedikit. hal ini tidak sesuai dengan factor produksi yang banyak. maka dari itu perlu kebijakan yang (mendorong permintaan) jadi disni bisa diketahui bahwa kebijakan yang tepat adalah kebijakan yang ekspansif.

kebijakan ekspansif ini: memberikan subsidi, menurunkan pajak, suku bunga dikurangi, bea ekspor diturunan biar kita bisa kespor dan menarik orang LN. dengan ini permintaan akan meningkat dan kembalilah keadaan pada full employment

setelah mengetahui mengenai kedua hal di atas, kita akan membahas mengenaik keadaan mana yang lebih sulit diselesaikan:

Jadi, yang lebih sulit adalah ketika suatu negara dalam keadaan inflasionary gab.

keadaan disini para masyarakat permintaannya tinggi, konsumsinya sangat tinggi, padahal dia pendapatannya rendah (termakan inflasi/karena inflasi yang tinggi). ini jika terus dibiarkan akan meningkatkan inflasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun