Mohon tunggu...
Amalia Ayu Fauziah
Amalia Ayu Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Administration Student

A Public Administration student with a passion for writing and listening to music. I am an introspective INFJ with a keen interest in government policies.

Selanjutnya

Tutup

Money

Implikasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

24 Juni 2023   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2023   14:33 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Investor yang datang ke Indonesia dan berinvestasi akan membawa keuntungan, seperti penambahan atau perbaikan infrastruktur, adanya pelatihan dan pendidikan dengan wawasan baru kepada pekerja tambang, kegiatan ekspor-impor terus berjalan dan pendapatan pajak terus menambah.

Dalam segi kapasitas nasional, hal ini juga dapat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor kendaraan listrik. Dengan adanya nikel lalu diolah menjadi baterai, Indonesia dapat memproduksi kendaraan listrik dan akan diekspor kepada luar negeri dan menambah pasokan pajak dalam negeri.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik dan positif. Hal ini diperkuat juga oleh hasil riset HSBC, yang mengatakan bahwa pada tahun 2028 dengan adanya pengembangan ekosistem kendaraan listrik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8%.

Riset HSBC juga mengatakan bahwa peluang tersebut bisa diraih dengan merinci tiga asumsi. Pertama, produksi feronikel yang diharapkan China telah memainkan peran penting dalam peningkatan ekspor logam olahan Indonesia. 

Jika Indonesia mendapatkan investasi sebesar US$30 miliar untuk tambahan kapasitas logam dan smelter, pertumbuhan ekonomi diproyeksi meningkat 0,15% poin.

Kedua, pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh 0,1% poin dengan asumsi pemerintah akan memperluas larangan ekspor bijih mineral, seperti bauksit dan tembaga. Ekspor bisa dilakukan jika bauksit dan tembaga telah diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah tinggi.

Ketiga, dengan asumsi peningkatan investasi untuk manufaktur kendaraan listrik, pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa bertambah 0,2% poin. Investasi ini meliputi pabrik baterai mobil listrik, pabrik baterai kimia, dan pabrik otomotif.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan sebagai inovasi dalam industri otomotif anggota ASEAN. Selain itu, pemerintah diharapkan dapat menciptakan inovasi teknologi yang baik agar baterai berbasis nikel ini dapat lebih kompetitif agar dapat mewujudkan transportasi yang berkelanjutan dan rendah karbon melalui penggunaan kendaraan listrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun