Mohon tunggu...
Amalia Salwa
Amalia Salwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maliki Malang

Little girl with big heart ♥

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lomba Balap Tampah hingga Makan Bersama Manisnya Hari Ibu di Dusun Jetis, Kabupaten Malang

25 Desember 2022   09:17 Diperbarui: 25 Desember 2022   09:25 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mahasiswa UIN Maliki dan Ibu Warga Dusun Jetis lomba balap tampah (Dokpri)

Written By. Amalia salwa -- 25 Desember 2022

22 Desember memang menjadi hari manis bagi bagi para ibu sedunia. Pasalnya mereka menggunakan kesempatan ini untuk mengekspresikan pesona mereka dari berbagai ajang yang diselenggarakan, jika di Indonesia di rayakan sebagai Hari Ibu Nasional, sama halnya di dusun Jetis ini. Ibu-ibu membuat agenda bersama, yakni lomba antar warga. Banyak perlombaan yang sukses diselenggarakan, diantaranya yakni balap bola tampah, balap kelereng, dan keserasian kebaya terfavorit.

Foto Mahasiswa UIN Maliki dan Ibu Warga Dusun Jetis lomba balap tampah (Dokpri)
Foto Mahasiswa UIN Maliki dan Ibu Warga Dusun Jetis lomba balap tampah (Dokpri)

Kemeriahan yang terjadi disore hari itu berhasil menghangatkan hati. Kompak dan anggun dua kata yang pas kiranya untuk menggambarkan suasana waktu itu. Sorakan dan musik dangdut dengan afdolnya melengkapi kemeriahan lomba antar warga ini. Dengan aksesoris khas mereka yang menempel didada dan kebaya yang pas membalut dibadan membuat kesan anggun makin tak terbantahkan.

Tak hanya ibu-ibu saja yang memeriahkan hari nasional ini, para mahasiswi KKM dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang-pun ikut meramaikan acara dengan menjadi pemandu sorak, peserta, sekaligus juri dalam acara tersebut. Banyak hal yang bisa dilihat, diambil dan 'difigura' menjadi memori yang selalu melekat dalam hati para Mahasiswi calon ibu ini. Kerja sama, etos, dan komunikasi yang selalu terjalin adalah sebagian kecil pelajaran sore itu.

Kesederhanaan dan guyup rukun menjadi pelajaran kedua setelah lomba berakhir. Sehabis pengumuman pemenang lomba kami diundang untuk makan bersama di rumah salah satu warga, Bu Nurul Namanya. Siapa sangka hanya dengan kegiatan sederhana itu bisa menambah kerekatan batin antara yang "muda" dan yang "tua". Lauk pedesaan tahu tempe kacang dan terong ikan asin berhasil membuat jamuan itu dipenuhi kata sedap dan candaan tipis khas ibu-ibu.

Foto Penyerahan hadiah ke pemenang lomba (Dokpri)
Foto Penyerahan hadiah ke pemenang lomba (Dokpri)

Dorprize sederhana yang mereka berikan kepada kita bagai simbol kasih sayang seorang ibu ke anak kandungnya. Walau tak seberapa, tapi cintanya tak terkira. Walau sedikit terlambat, tapi tidak ada kata terlambat untuk kasih sayang seorang ibu. Selamat hari Ibu sedunia wahai permata bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun