Mohon tunggu...
Amalia Nurusshifaa
Amalia Nurusshifaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah santri sekaligus mahasiswa di salah satu kampus dan pesantren di Temanggung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Carl Gustav Jung dalam Psikologi Kepribadian

12 November 2023   10:16 Diperbarui: 12 November 2023   10:37 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Carl Gustav Jung dalam Psikologi Kepribadian

Oleh Amalia Nurusshifa

Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri pada tahun 1879, ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman.Laboratorium ini merupakan laboratorium psikologi  pertama di dunia. Psikologi juga mengalami perkembangan  pesat,  ditandai dengan lahirnya beberapa aliran dan cabang yang berbeda-beda.Konsep kepribadian menekankan pada aspek sosiobiologis manusia, tubuh dan pikiran, terutama berkaitan dengan aspek sosial dan psikologis.Kepribadian (Lat. persona = topeng) adalah wajah yang harus kita hadapi.Kepribadian seseorang adalah ekspresi lahiriah dari dunia batinnya (Hall & Lindzey, 1993). Jadi, istilah "kepribadian" menyiratkan sebuah prinsip yang menyatukan biologis dan sosial dalam satu kesatuan, kepribadian adalah sejarah sosial, alami dan individual yang diungkapkan. 

Kepribadian seorang manusia dapat membedakan dirinya dari segala sesuatu yang mengelilingi dia, memiliki kesadaran diri dan yang telah mencapai pemahamanfungsi-fungsi sosialnya. Esensi dari kepribadian bukanlah sifat fisik tetapi sifat sosio-psikologis, mekanisme kehidupan mental dan perilaku. Kepribadian adalah konsentrasi individu atau ekspresi dari hubungan sosial dan fungsi, subjek kognisi dan transformasi dunia, hak dan kewajiban, etika, estetika dan semua standar sosial lainnya. Pembahasan tentang manusia, selalu mengarah pada suatu kompleksitas tertentu yang berhubungan dengan sifat paradoks dari diri manusia. Pemahaman tersebut berdasar pada kodrat manusia, yang mana manusia di satu sisi adalah individu yang berdiri sendiri sebagai subjek yang total, tetapi di sisi lain setiap manusia juga tidak dapat terlepas dari keterkaitannya dengan manusia lainnya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya, dalam hal ini tiap manusia memiliki kebutuhan atas manusia lainnya untuk hidup bersama secara harmonis dan saling menguntungkan. Tidak hanya sampai pada pemahaman tersebut saja, keinginan manusia untuk menonjol dalam kelompok atau keberadaannya bersama manusia lainnya kemudian berkaitan juga dengan keberadaan praktik saling menguasai dan dikuasai, mempengaruhi dan dipengaruhi, tak elaknya kemudian kehidupan umat manusia berada pada suatu kondisi kompetitif untuk memperlihatkan eksistensinya sebagai manusia yang lebih unggul dibandingkan manusia lainnya.Ini merupakan gambaran kompleks  yang masih menjadi ciri seluruh perkembangan sejarah peradaban  manusia.

 Salah satu tokoh yang mempelajari tentang manusia adalah Carl Gustav Jung. Jung merupakan seorang pemikir teoretis kepribadian yang ide-idenya sangat cocok untuk mengkaji  manusia yang sedang melalui proses sejarah yang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Jung merupakan penganut psikoanalisis Freudian dengan titik tolak  keberadaan alam bawah sadar  manusia yang mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan di dunia sadar manusia. Perkembangan psikologi analitik  Jung sangat dipengaruhi oleh banyak filsafat Timur, dimana ide-ide terkenal dalam dunia psikologi diekspresikan dalam bentuk ketidaksadaran kolektif, arketipe, arah ekstrovert/introvert (Nimpoeno, 2003: -53). Ketertarikan Jung terhadap asal-usul ras, adat istiadat, dan evolusi kepribadian manusia, mendorong Jung bersama Emma Rauschenbach (istri sekaligus kawan kerja Jung) untuk mengunjungi berbagai suku-suku pedalaman di berbagai belahan dunia.Jung banyak menimba pengetahuan alam bawah sadar dengan mengunjungi berbagai suku-suku primitif di Afrika Utara, Arizona, New Mexico, dan Kenya, dalam penelitian antar etnis suku tersebut Jung menemukan kesamaan antara kepercayaan mistis dan ritual dari suku primitif, agama klasik, dan pandangannya tentang ketidaksadaran (Spinks, 1963: 91). Jung mendapati adanya suatu kecenderungan bawaan yang diturunkan dari leluhur tiap ras yang kemudian membimbing dalam dunia pengalaman manusia modern, dan hal tersebut ditemukannya dalam berbagai masyarakat. Jung juga beberapa kali melakukan penelitiannya di India, dan membuahkan gagasan yang berakar pada falsafah yoga dan meditasi, yang kemudian dalam konsepnya disebut dengan proses individuasi (Nimpoeno, 2003: 54).
 Suatu cara yang mengarahkan pada proses realisasi diri dengan penemuan kembali terhadap spiritual self.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun