Mohon tunggu...
Andi Rohani Amalia
Andi Rohani Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Need nothing more, want nothing else.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Di Saat Diam Tidak Selamanya Emas

4 Desember 2022   15:06 Diperbarui: 4 Desember 2022   15:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Saat saya sakit hati pun terhadap seseorang, saya akan diam dan menganggap hal tersebut hanya angin lalu. Semakin kesini, saya malah menjadi pribadi yang cuek dan tidak peka terhadap perasaan saya sendiri. 

"Ah, ini paling hanya saya saja yang ngerasain, orang-orang akan menganggap ini normal kok"

"Tahan... Ini kalau kelihatan sedang menangis sama orang lain, nanti mereka marah"

"Begini saja kok tersinggung? Sensitif banget, sih"

Beberapa kalimat diatas, merupakan kalimat yang sering saya ucapkan ke diri saya sendiri disaat saya merasa sedih, kecewa, cemas, dan tersinggung. Dikarenakan saya yang selalu diam dan memendam semuanya sendiri, saya pun jadi sering invalidate my own feelings  atau menepis perasaan saya sendiri. Saat saya sadar, hal ini justru akan menambah emosi negatif saya, saya berusaha menerima dan mengklasifikasikan perasaan saya. I learned this the hard way, but I am slowly trying to fix it, I hope you can do it as well. Saya belajar bahwa emosi kita tidak pernah berbohong. 

Terkadang tidak semua perasaan yang kita rasakan butuh untuk diklasifikasikan, tapi cukup dirasakan. Saya selalu berusaha mengatakan bahwa: "ini hal yang dirasakan oleh diri saya. Ini merupaka sinyal dari pikiran saya bahwa ada sesuatu yang tidak benar", dan saya cukup percaya bahwa pikiran saya tidak akan mengirimkan sinyal emosi yang salah. Kita cukup percaya bahwa perasaan kita valid dan normal untuk dirasakan. Emotion demands to be felt. 

Bagi kalian yang juga merasakan hal yang sama dengan saya, saya ingin kalian tahu bahwa kalian tidak sendiri. Memang susah untuk membuka diri dan mencurahkan perasaan kita ke orang lain. Tapi mulai dari sekarang, saya ingin kita semua mengambil langkah kecil dan setidaknya mencoba jujur kepada diri kita sendiri terlebih dahulu dan tidak menepis apa yang kita rasakan. Menerima perasaan sendiri merupakan satu langkah kecil untuk bisa terbuka kepada orang lain, setidaknya ke mereka yang kita percaya. We got this and we don't have to do this alone. Diam tidak selamanya emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun