Mohon tunggu...
Amalia Mumtaz Nabila
Amalia Mumtaz Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pop-culture entusiast who loves to write what's on her mind.

obrolanku yang lainnya: kunciperak.wordpress.com ll email: amaliamtznbl@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kupas "Drifting Home", Belajar Melepaskan Bersama 6 Bocah di Laut

22 September 2022   16:30 Diperbarui: 23 September 2022   01:01 4819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apartemen Kousuke dan Natsume di film Drifting Home | Netflix

Laut luas yang tercipta dari badai yang sangat besar saya artikan sebagai duka yang mendalam, layaknya lautan yang sangat luas tiada ujung. Duka yang Natsume tidak tau cara mengatasinya, sehingga ia hanya bisa terombang-ambing tanpa arah.

Apartemen Kousuke dan Natsume di film Drifting Home | Netflix
Apartemen Kousuke dan Natsume di film Drifting Home | Netflix

Ingat saat Natsume bilang lautan itu hanyalah mimpi karena dia selalu kembali ke dunia nyata setiap kali ia bangun dari tidur? Hal itu menunjukkan bahwa Natsume tidak tau cara untuk mengatasi dukanya, ia percaya bahwa dukanya bisa hilang dengan sendirinya.

Ada adegan dimana Natsume melihat dasar lautan menelan apapun yang tenggelam terlalu dalam. "The Thing" terlihat seperti pasir jadi akan saya anggap itu pasir. Pasir-di-dasar-lautan-yang-menelan-apapun saya interpretasikan sebagai depresi. 

It consumes everything out of you. 

Pasir jahat itu bahkan hampir menelan Natsume dan Kousuke, yang pada akhirnya mengikis sebagian dari Noppo. Adegan itu seperti mencoba untuk mengatakan kalau depresi melahap memori indah kita bersama orang-orang tersayang (karena apapun yang ada pada diri kita akan berubah menjadi kesedihan).

Kembali bicara soal mengapung, di dalam film Drifting Home, tidak hanya apartemen tempat enam bocah berlindung saja yang mengapung, tetapi ternyata banyak juga bangunan-bangunan lain yang terombang-ambing (keenam bocah menyebut bangunan-bangunan itu sebagai "kapal"). 

Bianglala memori Reina di film Drifting Home Netflix | Netflix
Bianglala memori Reina di film Drifting Home Netflix | Netflix

Uniknya kapal-kapal yang datang dan pergi merupakan bangunan tua di dunia nyata. Bahkan ada bangunan yang sebenarnya sudah bertahun-tahun lalu dihancurkan. Kalau bisa saya artikan, bangunan-bangunan tersebut adalah memori masa kecil mereka. Entah itu memori indah ataupun memori buruk.

Misalnya, Pasaraya yang merupakan bagian dari memori Natsume. Saat Kousuke, Natsume, dan Noppo mengunjungi Pasaraya untuk mencari makanan, mereka melihat bayangan Natsume kecil yang menangis sembari memeluk boneka. Bisa jadi ada kenangan pahit di sana.

Contoh lainnya adalah bianglala. Bianglala merupakan bagian dari memori Reina. Reina sangat menyukai bianglala karena ayahnya sering mengajak Reina bermain bianglala setiap akhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun