Mohon tunggu...
Amalia Mumtaz Nabila
Amalia Mumtaz Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pop-culture entusiast who loves to write what's on her mind.

obrolanku yang lainnya: kunciperak.wordpress.com ll email: amaliamtznbl@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Spider-Man: No Way Home", Cerita Kompleks dengan Bumbu Nostalgia yang Bikin Puas

16 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 16 Desember 2021   13:57 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Review Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures

Komentar pertama yang ada di benak saya setelah film selesai dan bagian kredit mulai berputar adalah... saya ga tahu harus berkata apa. Rasanya kosong dan hampa. Tepat seperti menaiki rollercoaster yang sudah lama saya nantikan untuk saya naiki. Ketika wahana sudah masuk ke dalam stasiunnya, yang saya inginkan adalah untuk merasakannya lagi dan lagi.

Saya puas dengan penampilan totalitas dari Tom Holland sebagai Spider-Man di film ini dibanding film-film solo Spider-Man yang ia bintangi sebelumnya. Performa ini lah yang selalu fans Spider-Man inginkan dan untungnya Tom Holland understood the assignment. Hal tersebut didukung oleh plot cerita yang memang lebih serius dan lebih emosional.

Peter Parker (Tom Holland), MJ (Zendaya), dan Ned Leeds (Jacob Batalon) dalam cuplikan film Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures
Peter Parker (Tom Holland), MJ (Zendaya), dan Ned Leeds (Jacob Batalon) dalam cuplikan film Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures

Spider-Man: No Way Home menampilkan emosi keterikatan yang kuat antar karakter. Keterikatan ini belum pernah ada di 2 film sebelumnya pada trilogi Spider-Man garapan Jon Watts. Hubungan Peter dengan orang-orang terkasihnya diuji sementara ia harus menyelesaikan ancaman level multiverse di luar sana.

Selain itu, film ini juga memperlihatkan kompleksnya seorang manusia. Garis jelas antara kebaikan dan kejahatan yang seringkali menjadi esensi dari film superhero, kali ini menjadi sedikit lebih buram. Ada jawaban mengapa Doctor Strange 'memaksa' untuk langsung mengembalikan semua villain dari universe yang lain untuk kembali ke universe asal mereka. Sedangkan, Peter Parker mempunyai alasan yang juga sama logisnya untuk melakukan hal sebaliknya.

Green Goblin (Willem Dafoe) dalam film Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures
Green Goblin (Willem Dafoe) dalam film Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures

Secara teknis, plot di film ini benar-benar padat. Cerita padat bahkan untuk film dengan durasi yang sudah 2 jam 28 menit. Awalnya saya agak skeptis saat awal muncul kabar durasi waktu film Spider-Man: No Way Home yang hampir seperti Avengers: Endgame itu. Untungnya ga ada perasaan bosan atau ngantuk karena padatnya cerita yang mencuri fokus penonton sepanjang film.

Durasi panjang dibarengi dengan cerita yang padat nan kompleks, secara mengejutkan, ga mengganggu stabilnya laju adegan. Adegan laga tidak terasa terlalu cepat dan datar. Saya bisa merasakan intens-nya adegan berkelahi Tom Holland dengan Willem Dafoe karena tingkat kekerasan dalam adegan berkelahi di film ini lebih tinggi ketimbang 2 film sebelumnya.

Doc Ock (Alfred Molina) dalam film Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures
Doc Ock (Alfred Molina) dalam film Spider-Man: No Way Home | Sony Pictures

Unsur komedi ada di level 'cukup', mengingat seberapa seriusnya topik cerita yang diambil. Penempatannya pun cukup strategis, ga ditaruh disembarang tempat sehingga ga menggangu keseriusan yang ingin dibawa oleh film ini. Spider-Man versi Sam Raimi dan The Amazing Spider-Man beberapa kali dijadikan sebagai referensi inside jokes pada film ini. Hal tersebut memberikan sentuhan manis yang ada di film Spider-Man: No Way Home.

Jika dua kata bisa mewakilkan perasaan saya setelah menonton film Spider-Man: No Way Home, mungkin kata itu adalah puas dan pas. Spider-Man: No Way Home berhasil dibungkus secara rapih, menarik, dan secara pasti meninggalkan kesan bittersweet yang melekat pada setiap langkah kaki penikmatnya saat keluar studio teater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun