Rugrats mendapatkan lebih dari 20 penghargaan selama 13 tahun berjalan, termasuk empat Daytime Emmy Awards, enam Kids' Choice Awards, bahkan memiliki bintangnya sendiri di Hollywood Walk of Fame.
Serial ini menjadi hit, mendapatkan peringkat tinggi, dan menambatkan Nickelodeon sebagai channel TV berperingkat teratas dari tahun 1995 hingga 2001. Sampai pada akhirnya kartun terlama Nickelodeon, yaitu SpongeBob SquarePants mengudarakan episode ke-173 pada tahun 2012.
Rugrats memvisualisasikan aktivitas sehari-hari biasa melalui mata sekelompok balita. Menggunakan imajinasi mereka, bayi mengubah tugas rutin menjadi petualangan yang mengejutkan.
Kartun Rugrats dibawakan dengan baby-talk, yang mana tokoh-tokoh bayi terus-menerus salah mengucapkan kata-kata dan menggunakan tata bahasa yang tidak tepat. Tantangan sering muncul karena bayi salah mengartikan orang dewasa.
Orang dewasa dalam animasi Rugrats pun digambarkan unik, terlalu berhati-hati, dan tidak menyadari kelakuan para bayi. Serial ini menggambarkan orang dewasa sebagai sosok yang eksentrik di mata para bayi. Tiap episode biasanya berpusat pada pelajaran moral yang dipelajari bayi selama eksplorasi imajinatif mereka.
6. Si Unyil
Selain dari acara televisi Amerika, Indonesia juga punya acara televisi anak yang tidak kalah ikoniknya. Unyil atau Si Unyil adalah sebuah franchise acara televisi anak Indonesia milik Production Film Negara (PFN). Acara ini dimulai sebagai serial televisi anak-anak lama, dimulai pada tahun 1981 di jaringan televisi TVRI selama 12 tahun.
Acara Si Unyil yang rutin tayang setiap Minggu pagi ini bercerita tentang tokoh utama yang tinggal di pedesaan di desa fiksi Sukamaju. Unyil tinggal bersama ayah, ibu, dan sepupunya.
Seperti layaknya acara TV anak lain, selama 10 tahun pertunjukannya, karakter utama tidak pernah tumbuh dewasa dan "terjebak" di kelas tiga. Teman baik Unyil adalah Usro dan Ucrit, sedangkan musuhnya (kadang-kadang) adalah Endut dan Cuplis.
Semua karakter Si Unyil adalah boneka tangan dengan penampilan fisik wajah orang Indonesia biasa. Sentuhan tradisional sangat terlihat dalam pertunjukan, mulai dari kostum setiap karakter hingga cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.