Fakta yang berhubungan dengan kematian ibu Cruella beberapa kali dibolak-balik, seru pada awalnya tapi ketika sudah beberapa kali membuat saya merasa "ok, this is too much."
Saya juga kurang suka dengan klimaksnya. Menurut saya Cruella yang dilahirkan dengan mental yang "chaos" rasanya lebih murni dan asik ketimbang harus bilang bahwa kegilaan Cruella turunan sifat dari ibu kandungnya.
Meskipun begitu, film ini tetap saya apresiasi karena tidak mencoba untuk "melembutkan" Cruella yang sejak kecil sudah saya kenal dengan kejahatannya. Cruella sudah mencoba untuk menjadi baik, tapi nyatanya sifat licik, ambisius, dan pendendam itu juga merupakan bagian dari dirinya yang tidak bisa ia sembunyikan.
Film ini tidak mencoba untuk meromantisasi sifat jahat Cruella. Tidak selayaknya *eheum* Joker yang sempat membuat perdebatan di sana-sini soal karakter Joker saat filmnya rilis. Cruella yang jahat, licik, dan de Vil konsisten dari awal sampai akhir. Itu yang saya mau dan untungnya ekspektasi saya dikabulkan.
Oh, saya juga suka dengan pemilihan latar waktu pada film ini. Siapapun yang memberi ide menggunakan latar waktu dimana budaya punk lagi ngetren pada film ini harus dapat bonus.
Budaya punk yang eksentrik, unik, dan berani, cocok sekali dengan karakter Cruella. Saya tidak paham soal fashion atau musik, tapi saya yakin kalau punk memengaruhi gaya fashion Cruella di film ini, dan hasilnya... keren abis.
Selain dari segi cerita dan produksi, harus saya akui kalau Emma Stone aktingnya keren banget. Saya belum banyak nonton film yang dibintangi oleh Emma, tapi saya langsung jatuh cinta dengan aktingnya ketika pertama kali lihat performa dia di The Amazing Spider-man bersama dengan Andrew Garfield.Â
Honorable mention yang ga kalah bagus aktingnya, Emma Thompson pemain tokoh Baroness. Siapa sangka Prof. Trelawney yang kikuk di film Harry Potter bisa jadi desainer terkenal yang berhati dingin?