Bagi umat muslim, pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Hajar Aswad. Batu yang dipercaya didatangkan langsung dari surga ini seringkali dicium ataupun disentuh oleh jutaan umat muslim yang sedang melakukan ibadah tawaf.Â
Nah, bagaimana usaha pemerintah Arab untuk merawat Hajar Aswad? Simak selengkapnya:
Pengenalan
Hajar Aswad adalah sebuah batu yang diyakini berasal dari surga. Manusia pertama yang menemukan Hajar Aswad adalah Nabi Sulaiman dan manusia pertama yang meletakan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim.
Bentuk fisik awal dari Hajar Aswad tadinya yaitu sebongkah batu yang utuh. Tetapi batu tersebut terpecah menjadi tujuh bagian. Untuk saat ini, batu-batuan Hajar Aswad disemen menjadi satu dan diberikan bingkai pinggiran yang kokoh berwarna silver.
Satu-kesatuan Hajar Aswad itu diletakkan di sisi Timur Ka'bah, yang disebut sebagai al-Rukn al-Aswad. Salah satu yang bisa menjadi alasan kenapa Hajar Aswad ditempatkan pada sisi timur Ka'bah adalah karena sisi timur menghadap angin timur yang membawa hujan (al-qabul).
Baca Juga:Â Menanti Kepastian Haji 2021
Batu yang Berasal dari Surga
- Hadits Kesucian Hajar Aswad
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mengenai hajar Aswad, "Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya" [HR. Tirmidzi no. 961, Ibnu Majah no. 2944 dan Ahmad 1: 247. Abu Isa At Tirmidzi].
- Hadits Keputihan Hajar Aswad
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam". [HR. Tirmidzi no. 877]
Selain itu, ada pula penjelasan kebiasaan Nabi Muhammad SAW. untuk mencium Hajar Aswad selama melakukan tawaf. Salah satunya:
"Dari 'Abis bin Robi'ah, ia berkata, "Aku pernah melihat 'Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas 'Umar berkata, "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu" [HR. Bukhari no. 1597, 1605 dan Muslim no. 1270].
Baca Juga:Â Cerita Perjuangan Raih Wangi Surga Hajar Aswad
Perawatan Hajar Aswad
Nah, oleh karena itu, pemerintah Arab dengan hati-hati merawat Hajar Aswad untuk menjaga kesuciannya. Per tahun 2017, pihak yang berwenang secara langsung merawat Hajar Aswad adalah keluarga salah satu sheikh terkemuka di Mekkah, yaitu Sheikh Mahmoud Badr.
Menurut salah satu anggota keluarga yang bertanggung jawab untuk merawat Hajar Aswad, batu-batu itu dibersihkan dalam kurun waktu tiga sampai lima kali setahun. Durasi pembersihan yang dilakukan juga bervariasi, tergantung treatment yang dilakukan. Bisa setengah jam, bisa juga mencapai waktu dua jam. Treatment-treatment yang dilakukan juga berbeda setiap waktu pembersihan, tergantung seberapa rusak Hajar Aswad tersebut.
Tahun lalu, ketika Ka'bah ditutup untuk mengurangi penyebaran COVID-19, dilakukan pembersihan secara menyeluruh di area Ka'bah, tidak terkecuali Hajar Aswad. Hajar Aswad diamplas untuk diangkat kotoran serta debu yang menempel pada area batuan. Pinggir-pinggir bingkai dikikir dengan tujuan yang sama.
Baca Juga:Â Pengalaman Umroh: Mekah dan Makelar Hajar Aswad
Keseluruhan area Hajar Aswad dibersihkan dengan cara diusap dengan kain yang sudah dibaluri dengan campuran air pembersih (beberapa sumber mengatakan campuran air zamzam dan parfum mawar). Setelah semua area dibersihkan, Hajar Aswad dibaluri dengan parfum Oud. Parfum oud yaitu salah satu jenis parfum mewah yang berasal dari kayu pohon Aquilaria atau gaharu.
Perawatan tidak hanya dilakukan pada area semen batuan Hajar Aswad saja, tetapi juga pada bingkai silver yang mengelilingi serta melindungi Hajar Aswad. Karena merupakan bagian terluar dari keseluruhan Hajar Aswad, bingkai silver itu merupakan area yang paling sering disentuh oleh jutaan umat muslim yang ingin mencium Hajar Aswad.Â
Oleh karena itu, bingkai silver sudah mengalami pergantian. Bingkai-bingkai lama yang terganti dengan bingkai baru, dibawa ke Istanbul. Beberapa diantaranya masih disimpan sebagai peninggalan suci.
Begitulah beberapa usaha perawatan yang dilakukan oleh pemerintah Mekkah untuk melindungi kesucian Hajar Aswad. Memang tidak banyak laporan ataupun sumber yang mengangkat topik ini. Meskipun begitu, harapannya tulisan ini dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi Hajar Aswad bagi kita yang belum pernah mengunjungi tanah Mekkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H