Mohon tunggu...
Amalia Mumtaz Nabila
Amalia Mumtaz Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pop-culture entusiast who loves to write what's on her mind.

obrolanku yang lainnya: kunciperak.wordpress.com ll email: amaliamtznbl@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ikatan Cinta, Please Jangan Sampai Ribuan Episode!

25 Maret 2021   22:24 Diperbarui: 25 Maret 2021   22:30 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amanda Manopo dan Evan Sanders di Sinetron Ikatan Cinta (Sumber: RCTI, Via: Kompas.com)

Tulisan ini berawal dari penemuan saya atas fandom sinetron Ikatan Cinta yang ada di Twitter. Sejujurnya saya cukup kaget dengan penemuan tidak sengaja itu. Judul sinetron ini memang sudah beberapa kali saya dengar dari berbagai media sosial ataupun dari orang-orang di sekitar saya. Tapi untuk membayangkan sampai punya fandom di Twitter? Fyuh... kayaknya saya harus mengakui kalau saya understimate kekuatan netizen.

Tepat setelah penemuan tersebut, saya jadi tertarik untuk mencari lebih jauh sinetron yang ditayangkan perdana mulai bulan Oktober tahun lalu. Pencarian tersebut membawa saya kepada fakta bahwa per tanggal artikel ini ditulis, Ikatan Cinta sudah mencapai 213 episode! Untuk pribadi yang umumnya menonton serial TV Show dengan rata-rata jumlah episode hanya mencapai angka 20, Ikatan Cinta (sekali lagi) berhasil membuat saya kaget.

Meskipun memiliki jumlah episode yang cukup banyak, nyatanya sinetron ini memiliki rating yang tergolong tinggi. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com, sinetron Ikatan Cinta per bulan Januari 2021 memiliki rating mencapai angka 14,1 dan audience share 48,3. Angka ini disebut-sebut merupakan perolehan rating tertinggi dari sinetron Indonesia selama 15 tahun terakhir. Wow... oke, ini ga main-main.

Jujur aja, saya memang bukan penggemar sinetron, bisa dihitung jari berapa jumlah sinetron Indonesia yang saya tonton dalam hidup saya. Tidak, bukannya saya benci, tapi mari sebut saja kalau saya bukan pasar dari sinetron-sinetron modelan Ikatan Cinta ini. Apapun negara produksinya. Selain karena tema yang diangkat... ya apalagi kalau bukan karena jumlah episodenya.

Sebenarnya kalau ditarik garis, kasus beribu-ribu episode yang ada di sinetron Indonesia memiliki sangkut paut dengan hal-hal lain, salah satunya rating. Rating yang bagus keseringan disalahartikan oleh stasiun televisi sebagai tanda untuk melanjutkan satu sinetron dalam jangka waktu selama-lamanya. 

Padahal, rating juga bisa menjadi tolak ukur minat penonton terhadap jalan cerita di dalam sinetron. Terbukti dari rating yang sempat menurut pada akhir bulan Januari lantaran alur cerita untuk dua pasangan Aldebaran-Andin yang dinilai kurang progres.

Jika boleh membicarakan soal idealisme, saya kurang paham dengan budaya mempertahankan sampai ribuan episode hanya karena berdasar dari angka rating tinggi yang diperoleh pada satu masa waktu saja. Bukankah jika fokus cerita dipertahankan maka fans setia juga akan bertahan? 

Selain dilihat dari sisi angka dan minat penonton, rasanya sudah waktunya bagi industri akting televisi di Indonesia untuk segera move-on demi memberikan kualitas konten hiburan yang bagus dan lebih bermutu untuk masyarakat. 

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pemain tokoh Aldebaran, Arya Saloka, yang tidak mengamini sinetron Ikatan Cinta mencapai ribuan episode karena "cerita pasti udah ngaco".

Saya memang bukan fans dunia persinetronan, tetapi saya masih berharap dan mendukung jika adanya perubahan kualitas di industri ini. Dengan kesuksesan Ikatan Cinta saat ini, rasanya merupakan waktu yang tepat bagi para penggiat ide kreatif tanah air untuk mencuri momen dalam melahirkan karya yang mungkin saja lebih baik dan lebih berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun