Mereview jurnal komunikasi kesehatan yang berjudul "Pola Komunikasi Kesehatan Dalam Pelayanan dan Pemberian Informasi Mengenai Penyakit TBC Pada Puskesmas di Kabupaten Bogor" dengan pendekatan Health Belief Model.
Oleh: Amalia Melati Qurrota Ayuni
Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
Dalam konteks Komunikasi Kesehatan, tentu banyak sekali hal yang dapat dibahas dan diteliti, salah satunya adalah jurnal yang berjudul “Pola Komunikasi Kesehatan Dalam Pelayanan dan Pemberian Informasi Mengenai Penyakit TBC Pada Puskesmas di Kabupaten Bogor”.
Dalam jurnal tersebut, penulis membahas tentang bagaimana caranya petugas kesehatan memberi informasi dan edukasi kepada masyarakat Citeureup, Kabupaten Bogor terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC), serta cara menanggulanginya, di jurnal ini pun, penulis menjelaskan mengenai bagaimana wabah penyakit TBC bisa menyebar, khususnya di wilayah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi penyebaran ancaman penyakit Tuberkulosis (TBC) yang cukup mengkhawatirkan,
hal ini disebabkan karena Kabupaten Bogor mempunyai wilayah yang sangat luas, terbagi menjadi 40 kecamatan, serta dilihat dari demografis dan geografisnya, wilayah tersebut merupakan wilayah industri dan pegunungan yang dihuni oleh kurang lebih 5 juta orang, alasan tersebut menjadi jawaban mengapa perkembangan bakteri TBC di daerah tersebut sangat cepat dan merata.
Metode penelitian yang digunakan penulis pada jurnal ini yaitu menggunakan deskriptif survei. Tujuan penulis mengenai penelitian yang dilakukan yaitu bahwasanya untuk mengetahui proses pelayanan kesehatan puskesmas dalam pengendalian penyakit TBC di Kabupaten Bogor, seperti apa model informasi yang dilakukan, serta mengetahui tingkat pengetahuan penderita di Kabupaten Bogor untuk menanggulangi TBC.
Hasil yang didapatkan dari penelitian dalam jurnal tersebut yakni bahwa penderita yang mengunjungi penyuluhan di puskesmas tersebut mengatakan bahwa pemahaman meraka mengenai penyakit TBC sudah tinggi, mulai dari apa itu penyakit TBC, bagaimana pencegahannya, apa penyebabnya, gejala apa yang muncul setelah terkena TBC, cara penularannya, serta bagaimana pengobatan terhadap penyakit tersebut.
Dalam jurnal tersebut tertulis, bahwa tingkat pemahaman yang tinggi mengenai penyakit TBC oleh masyarakat Kabupaten Bogor didasari oleh adanya informasi yang diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan, yang mana komunikasi kesehatan/penyuluhan yang diberikan, mampu mengurangi ketidakpastian informasi yang dimiliki pasien dalam menangani penyakit TBC yang diterimanya.
Hal ini tentu berkaitan pula dengan Teori Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model), yang mana teori ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, dan keyakinan/kepercayaan seseorang terhadap suatu penyakit.
Begitu pula proses pelayanan kesehatan puskesmas dalam menanggulangi penyakit TBC di Kabupaten Bogor juga meliputi keempat aspek dalam teori Health Belief Model ini, yang pertama (Susceptibility to Illness), yaitu kepercayaan tentang kerentanan suatu penyakit, dalam jurnal ini, pasien penderita TBC merasa terancam atas penyakit yang dideritanya, lalu mendatangi puskesmas tempat penyuluhan untuk berkonsultasi mengenai penyakitnya.
Begitu pula dengan masyarakat yang belum terkena TBC, mereka merasa rentan terkena penyakit TBC karena sudah merebak di wilayahnya, maka dari itu, ia membutuhkan komunikasi kesehatan yang lebih mengenai apa yang dirasakannya. Kedua, (The Severity of The Illness), hal ini menyangkut kepercayaan tentang keparahan penyakit akibat perilaku tertentu, disini penulis menyebutkan bahwa pasien TBC mempercayai akibat perilakunya yang tidak teratur meminum obat, maka penyakit yang di deritanya akan semakin parah.
Ketiga, (The Cost Involved in Carrying Out The Behavior), hal ini menyangkut tentang pengorbanan yang dikeluarkan untuk merubah perilakunya, dari segi finansial, reaksi psikologis (rasa malu, sakit, khawatir, dll), seperti di jurnal ini, si penderita mengujungi puskesmas karena adanya penyuluhan disana, pengorbanan yang ia lakukan yaitu dari finansial, rasa khawatir, dll.
Keempat, (The Benefits Involved in Carrying Out The Behaviour), dalam konteks ini menyangkut tentang persepsi manfaat yang dirasakan jika berubah perilakunya, pada kasus ini, penderita menerima tindakan Kesehatan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan, karena si penderita yakin, bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi kekhawatiran tentang ancaman penyakit yang ia rasakan.
Kesimpulan nya, masyarakat Citereup, Kabupaten Bogor ini sebenarnya memang sudah paham tentang penyakit apa yang di deritanya, dan juga cara menanggulanginya. Masyarakat Kabupaten Bogor juga dengan senang hati menerima dan mendengarkan tindakan komunikasi kesehatan yang petugas kesehatan lakukan di puskesmas.
Namun, masih ditemukan tingkat kegagalan sebesar 25%, yaitu disebabkan karena kurangnya kedispilinan mereka untuk meminum obat. Untuk itu, dengan diadakannya proses pelayanan kesehatan terhadap penyakit TBC di Kabupaten Bogor, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya meminum obat yang teratur, juga mengupayakan agar masyarakat di Kabupaten Bogor untuk lebih waspada terhadap penularan penyakit TBC.
Referensi:
Komariah, K., Perbawasari, S., Nugraha, R. A., Budiana, R. H. (2013). Pola Komunikasi Kesehatan Dalam Pelayanan dan Pemberian Informasi Mengenai Penyakit TBC Pada Puskesmas di Kabupaten Bogor. Jurnal Kajian Komunikasi. 10.24198
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H