Mohon tunggu...
Amalia Khairiyah
Amalia Khairiyah Mohon Tunggu... -

Hidup itu indah jika kita menikmatinya dan selalu belajar untuk diri sendiri. Bukan hanya menilai orang lain :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penanaman Olimpisme untuk Membangun Lingkungan Pendidikan yang Kondusif (Orientasi Sekolah-Sekolah Modern)

8 November 2013   18:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


  1. Orientasi terhadap pengembangan
  2. Intelektual (Intellectual development)
  3. Penyiapan untuk menghadapi masalah yang sederhana
  4. Pembentukan Sikap-Sikap Dasar
  5. “Normatif” (etika, sopan - santun, disiplin, birokratis)
  6. Pola Hubungan Lebih Formal, Satu Arah dan Otokratis.
  7. “Sukses” » “Hasil/ Prestasi Belajar”
  8. Menekankan “Hard Skill”

Tuntutan Eksternal


  1. Orientasi terhadap “human development “ (Intelektual , ketrampilan dan moral & periaku profesional ).
  2. Masalah yang dihadapi lebih “complex”, yang memerlukan ketangguhan daya nalar, fisik dan psikis.
  3. Sikap - Sikap Profesional (kejujuran, adil, respek, keunggulan).
  4. Pola Hubungan Informal, persahabatan,saling memahami, kedamaian,leadership)
  5. “Sukses” » “Hasil Prestasi/Karya Total” Menekankan pada “Soft skill”

“DAMPAK” YANG DITIMBULKAN…


  1. Kompetensi SDM Indonesia kurang “competitive” pada berbagai sektor, baik pada sekala regional maupun internasional.
  2. SDM Indonesia tidak memiliki sikap profesional, kurang memiliki daya juang dan moral-moral mulia seperti kejujuran,saling menghargai & sportifitas.
  3. SDM Indonesia kurang siap memenuhi kebutuhan industri/usaha yang saat ini terus berkembang begitu pesat.
  4. Kondisi ekonomi Indonesia akan makin terpuruk, pada berbagai aspek,baik pada sekala mikro maupun makro

Pengertian Lingkungan Pendidikan Yang Kondusif

Lingkungan sistem pendidikan yang terdiri dari unsur sekolah, kurikulum, guru, anak didik, orang tua dan lingkungan masyarakat, dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan ( kondusif ) dengan tuntutan & kebutuhan lingkungan eksternal ( misalnya :persiapan menghadapi globalisasi, kompetisi)

( Platform Pendidikan Nasional di Singapura )

Upaya menguragi Gap hasil pendidikan dengan tuntutan lingkungan eksternal :

Mensinkronkan arah Pendidikan (secara makro/mikro) Sesuai Kebutuhan Kompetensi Yang Dibutuhkan Lingkungan Eksternal, Dengan Penyusunan Kurikulum Yang Relevan Dengan Kehidupan Yang lebih Riil, Melalui :


  1. Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill + soft skill)
  2. Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat

Upaya lain dalam mengurangi Gap :

Pembekalan Multi Mompetensi Kepada Siswa

INTELLECTUAL DEVELOPMENT

(Pengembangan Intelektual)

EMOTIONAL DEVELOPMENT

(Pengembangan Kematangan Emosional)

ADVERSITY DEVELOPMENT

(Pengembangan Ketangguhan Diri )

Mengapa “Multi Kompetensi” Dibutuhkan Oleh Siswa ?

Kesuksesan seseorang dewasa ini ditentukan oleh :

20 % kecerdasan intelektualnya (IQ),

50 % kematangan emosionalnya (EQ) à Soft Skill

30 % ketabahan/kegigihan (AQ) à Soft Skill

Pendapat Para Pakar SDM :

• Dr. Daniel Goleman

• Prof. Michael Porter

• Prof. Gay Hendrick

• Dr. Kate Ludeman

LANDASAN & DASAR PEMIKIRAN :

Pengertian Olympism (Yang Tercantum Dalam Piagam Olimpiade)

Merupakan dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan jasmani dan rohani, serta mengharmonikan hubungan antara kehidupan olahraga, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dapenghargaan pada prinsip perinsip etika yang universil.

Olympism Merupakan :

• Suatu filsafat kehidupan, yang menyatukan dan menyeimbangkan badan yang sehat dengan kemauan dan kecerdasan.

• Kesatuan antara olahraga, kebudayaan dan pendidikan

Olympism = Sport + Culture + Education)

• Gerakan olahraga selain mengembangkan pola hidup yang sehat, Juga merupakan suatu cara untuk menggembirakan diri dan meningkatkan mutu dan nilai pendidikan.

7 Komponen Standar Dari Sasaran Pembentukan Moral Dalam Olympism (Tercantum dalam piagam olimpiade)


  1. Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance)
  2. Berpartisi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in participation)
  3. Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play)
  4. Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals)
  5. Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development)
  6. Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing, training, working and competing together )
  7. Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different nations peace) All of these standards are applicable in our daily life either on or off the field of play. (Olympic Charter)

“ Olympism “ Sangat Relevan Dengan Tuntuan Lingkungan Eksternal Pendidikan

Filosofi & Nilai-nilai Yang Terkandung:

• Visioner (tujuan jangka panjang)

• Peaceful (kedamaian)

• No Discrimination (tidak diskriminatif)

• Mutual Understanding (saling memahami)

• Friendship (persahabatan)

• Solidarity (solidaritas)

• Fair Play (kejujuran,adil,wajar)

• Excellence (keunggulan)

• Fun (kesenangan)

• Respect (menghargai)

• Human Development (pengembangan diri)

• Leadership (Kepemimpinan)

• Motivation (semangat,pantang menyerah)

• Team Work (kerjasama, sinergi)



PENANAMAN NILAI-NILAI OLYMPISM DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN AKAN EFEKTIF BILA DILAKSANAKAN SECARA SISTEMATIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun