Mohon tunggu...
Amaliah Utami
Amaliah Utami Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa S1 Universitas Pendidikan Indonesia

gratefull for everything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berdiferensiasi

22 Desember 2022   14:24 Diperbarui: 22 Desember 2022   14:46 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diferensiasi adalah filosofi pengajaran yang disertifikasi pada penghargaan/penghormatan terhadap peserta didik, pengakuan akan perbedaan yang mereka miliki, dan dorongan untuk membantu semua peserta didik berkembang. Ide-ide tersebut menyiratkan bahwa guru secara proaktif memodifikasi kurikulum, metode pengajaran, sumber daya, kegiatan belajar, atau persyaratan produk siswa untuk lebih memenuhi kebutuhan belajar siswa (Tomlinson et al., 2003). 

Dengan kata lain, dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru memulai proses pengajarannya berdasarkan kebutuhan, kesiapan, minat peserta didik dan kemudian menggunakan model pengajaran dan penataan instruksional untuk memastikan bahwa peserta didik meraih prestasinya.

Pada dasarnya, keberagaman adalah suatu kondisi yang terdapat bermacam-macam perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu di tengah kehidupan bermasyarakat. Perbedaan tersebut tidak hanya sekadar pada gender saja, tetapi juga dalam berbagai bidang.

Contoh Keberagaman anak di kelas

  • Peserta didik dengan gaya belajar lebih suka mendengar.
  • Peserta didik dengan gaya belajar lebih suka melihat gambar atau video.
  • Peserta didik dengan gaya belajar lebih suka mempraktikan secara langsung

Teori pendukung dalam pembelajaran berdiferensiasi:

  • Teori ekologi, teori ini dipilih karena hasil interaksi individu dengan lingkungannya membentuk gaya belajar setiap peserta didik sehingga berbeda-beda berdasarkan pengalaman yang diperoleh.
  • Teori learning modalities berkaitan dengan modal yang dimiliki peserta didik berdasarkan dari pengalamannya masing-masing diantara kinestetik, audio, dan visual. Modal belajar pada peserta didik dapat lebih dari satu.
  • Teori zone of proximal development (ZPD)
    merupakan zona dimana anak mengerjakan tugas secara mandiri, namun disisi lain apabila anak merasa kesulitan maka atau tidak mampu mengerjakan tugas tersebut maka akan dibantu orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil.
  • Teori multiple intelligences melihat anak sebagai individu yang unik. Pendidik akan melihat bahwa ada berbagai variasi dalam belajar, di mana setiap variasi menimbulkan konsekuensi dalam cara pandang dan evaluasinya. Anak memiliki berbagai cara untuk menunjukkan kecerdasannya dalam setiap kategori.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun