Mohon tunggu...
Amalia Husna
Amalia Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNS

KKN UNS Kelompok 278

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menilik Potensi Wisata di Pleret Bantul Bersama Mahasiswa KKN UNS

4 September 2021   11:48 Diperbarui: 4 September 2021   12:06 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pleret merupakan cagar budaya petilasan zaman Mataram Kerto, yaitu ibukota Mataram yang sebelumnya berada di Kotagede. Keraton Mataram Kerto didirikan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma tahun 1613-1645. Masa pemerintahan Sultan Agung merupakan masa kejayaan Mataram Islam. 

Namun, sejak Sultan Agung digantikan oleh putranya, Raja Amangkurat I, pusat Kerajaan Mataram dipindahkan dari Kerto ke Pleret pada tahun 1647. Terdapat beberapa situs cagar budaya yang ditemukan di Pleret yaitu Masjid Kauman Pleret, Makam Ratu Malang, sisa-sisa bangunan keraton, dan tembok keliling.

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengulik potensi wisata yang ada di daerah tersebut. 

Terdapat beberapa destinasi wisata di Kalurahan Pleret yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum antara lain:

1. Masjid Kauman Pleret

Situs Masjid Kauman Pleret merupakan salah satu cagar budaya peninggalan Kasultanan Mataram Islam yang berlokasi di Dusun Kauman, Kapanewon Pleret, Bantul. Situs tersebut merupakan bekas Masjid Ageng Keraton Pleret pada abad XVII yang dibangun oleh Raja Amangkurat I. 

Masjid Kauman Pleret saat ini tidak berfungsi sebagai tempat ibadah dan hanya menyisakan reruntuhan bangunan yang saat ini sedang dilakukan penelitian oleh para arkeolog. 

Meski demikian, pengunjung dapat memasuki masjid tersebut melalui sebuah jalan yang terbuat dari besi tergelar di atas reruntuhan. 

Untuk mendapatkan informasi tentang Masjid Kauman Pleret, pengunjung dapat membaca pada papan-papan yang tersedia karena tidak ada pemandu khusus dan situs ini gratis dikunjungi masyarakat.

2. Makam Ratu Malang

Makam Ratu Malang yang disebut juga dengan Antakapura yang artinya istana kematian berada di Pedukuhan Gunung Kelir, Kalurahan Pleret, Bantul. Keberadaan makam tersebut berkaitan erat dengan tokoh yang dimakamkan yaitu Ratu Mas Malang dan Ki Panjang Mas. 

Ratu Mas Malang sebelum menjadi selir Amangkurat I merupakan istri Ki Dalang Panjang Mas, salah satu dalang terkenal di daerah Kesultanan Mataram. Di tempat ini pengunjung dapat berziarah sekaligus berwisata sejarah dengan dipandu juru kunci. 

Untuk mengakses Makam Ratu Malang tidak ada biaya masuk khusus hanya saja pengunjung perlu menaiki beberapa anak tangga yang terbuat dari batu alam dikarenakan letaknya yang berada di puncak Gunung Sentono.

3. Tempuran Banyu Kencono

Obyek wisata Tempuran Banyu Kencono yang terletak di Dusun Karet, Kalurahan Pleret, Bantul merupakan obyek wisata baru yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Bantul. Konsep yang ditawarkan adalah dengan memadukan antara wisata alam susur sungai Opak dan sejarah Kerajaan Mataram. 

Kami mahasiswa KKN UNS diberikan kesempatan untuk mencoba susur sungai Opak menggunakan perahu karet. Selama susur sungai pengunjung disuguhkan pemandangan sepanjang bantaran Sungai Opak yang rindang pepohonan. 

Akhir dari susur sungai pengunjung bisa menikmati makanan di Banyu Kencono Resto dengan suasana outdoor dan menikmati live music.


Mahasiswa KKN UNS dalam Kegiatan Susur Sungai (Sumber: Dokpri)
Mahasiswa KKN UNS dalam Kegiatan Susur Sungai (Sumber: Dokpri)
4. Mbulak Wilkel

Mbulak Wilkel merupakan agrowisata yang dikembangkan oleh Wilayah Kelompok Tani Manunggal Kapanewon Pleret. Wilkel merupakan singkatan dari wilayah kelompok yang terletak di Desa Tambalan Gerjen, Kapanewon Pleret, Bantul. 

Pengunjung bisa menikmati pemandangan berupa hamparan sawah dengan angin yang semilir sembari menikmati kuliner yang ada, di antaranya soto bathok, bubur, serta sego wiwit yang merupakan nasi khas budaya petani. 

Di Mbulak Wilkel disediakan fasilitas gubug-gubug yang digunakan pengunjung untuk duduk santai menikmati kuliner dan semilirnya angin sawah.

Itulah beberapa destinasi wisata yang akan dan telah dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul bersama kelompok masyarakat Kalurahan Pleret.

Mahasiswa KKN UNS kelompok 278 turut berpartisipasi dalam pengembangan potensi desa wisata di Kalurahan Pleret berupa penanaman pohon sawo kecik, bunga kanthil (cempaka putih), serta tanaman lain. 

Pemilihan sawo kecik secara filosofi  dalam bahasa jawa berarti becik atau baik yang mana pohon ini diharapkan memberikan pengaruh baik bagi lingkungan di sekitarnya. 

Sedangkan bunga kanthil atau cempaka putih bermakna memiliki jiwa spiritual yang kuat, sehingga mampu meraih sukses lahir dan batin serta memiliki makna kasih sayang yang mendalam tiada terputus kepada seluruh makhluk hidup. Penanaman pohon dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2021 bersama pengelola desa wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun