Setelah pertemuan singkat itu, aku kira semua akan sama seperti awal.
Tapi ternyata aku keliru.
Rasa nyaman yang telah aku ciptakan sendiri, ternyata telah menggantungkan harapku cukup tinggi.
Kamu yang datang tanpa pasti, dan berlalu tanpa henti.
Kini aku hanya mampu bersandar pada sudut ketidakpastian, dengan setumpuk rindu yang menikam dada.
Tak tahu kemana semua rasa ini akan bermuara.
Kamu yang datang bertamu, dan kamu yang enggan untuk menetap.
Memang salahku menciptakan rasa ini terlalu,
sampai aku lupa bahwa jarak dan waktu akan memisahkan kita.
Seharusnya dari awal aku memahami pekara rinduku yang sebelah tangan.
Aku rindukan kamu. Kamu rindukan dia, yang aku tak tahu itu siapa.
Lantas bagaimana bisa, pertemuan singkat itu menumbuhkan rasa di dalam dadamu?
Ah, memang aku saja terlalu bodoh.
Menciptakan rasa yang semena mena ini tanpa peduli tentang kedatanganmu yang tidak untuk tinggal.
Pergilah..
Sudah cukup sekian resah dan gelisahku, aku tidak ingin membuka lagi luka yang hampir tertutup ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI