Mohon tunggu...
AMALIA DYAH PUTRI
AMALIA DYAH PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Creative writer

Mahasiswa pendidikan yang hobi nulis cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Under The Seoul Sky

27 November 2024   19:10 Diperbarui: 27 November 2024   19:15 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan yang tak sia sia .Setelah Gladys mendapatkan beasiswa penuh dari sekolahnya,Ia dipilih menjadi salah satu siswa yang mengikuti program pertukaran pelajar di Seoul.Bukan kepalang rasanya,tak menyangka diantara ratusan orang yang ingin mengikuti program tersebut.Bahkan dari kalangan orang terpandang ikut memeriahkan program ini.

Senyum Gladys mengembang menggenggam surat yang baru saja di berikan oleh waka kesiswaan.Ia berlari menuju ke ruangan kelasnya sambil menunjukkanya kepada sahabat sahabat dekatnya.

"Lihat apa yang kudapat ?"ucap Gladys mengacungkan surat tersebut.

"Apa itu ?"tanya gadis berkuncir dua,Fina.

"Aku dapat kesempatan pergi ke Korea Selatan."jawab Gladys setengah berbisik.

Suara riang di sambut oleh teman teman dekat Gladys itu.Terbayang di benak Gladys ,negara yang penuh dengan cerita romantic itu pasti mirip dengan kenyataannya.Banyak kisah haru yang ada di dalamnya.Sama seperti drama yang ia tonton.Seseorang yang sama ramahnya dengan teman teman yang mengelilinginya.

Bel berbunyi dengan riangnya.Tanda waktu istirahat berakhir dan berganti dengan pelajaran selanjutnya.Ruang kelas yang awalnya sepi mendadak menjadi ramai karena teman temannya masuk ke dalam ruangan tersebut.Gladys tersenyum menatap sekelilingnya seperti yang akan ia hadapi.

Tak terasa waktu berubah menjadi senja.Sang mentari seolah berjalan mengitari bumi menuju kea rah barat.Gladys berjalan sambil tersenyum sendiri menuju rumahnya.

"Aku bahagia ,sangat bahagia."ucapnya sendiri.

"Jangan lupakan kami."ucap Fina membuat Gladys menoleh ke arah Fina.

"Jangan lupa oleh olehnya,dan bawakan aku oppa oppa."ucap Fina lagi sambil tertawa.

Gladys ikut tertawa mendengar celotehan Fina itu.Mana mungkin ia dapat melupakan tempat kelahirannya sendiri.Lagipula ini hanyalah pertukaran pelajar,bukan untuk menetap selamanya di Seoul.Ah,mengingat kata kata Seoul membuat Gladys ingi melayang lagi.

Tiga hari kemudian ,Gladys berangkat menuju Korea Selatan.Tepatnya di Seoul.Beberapa temannya mengantarnya menuju ke bandara bersama dengan kepala sekolah dan beberapa staff sekolahnya.Air mata menetes dari wajah Gladys.Baru kali ini ia dapat terbang menaiki pesawat.

Setelah menempuh perjalanan 8 jam dari kota asalnya ,Jakarta menuju ke Seoul.Akhirnya,Gladys mendarat di negeri gingseng.Suasana yang ramai .Banyak orang yang membawa papan untuk menunjukkan dirinya sebagai seorang pemandu.Samar samar ia melihat nama lengkapnya serta asal kotanya.Ia langsung mendekati orang tersebut.

"Permisi ,apakah kamu yang menjemputku ?"tanya Gladys menggunakan Bahasa korea.

"Perkenalkan nama saya Gladys dari Jakarta."ucap Gladys lalu membungkukkan badannya.

Lelaki paruh baya itu pun memperkenalkan dirinya.Namanya Han Jae Suk.Lelaki itu langsung mengajak Gladys menuju ke sebuah mobil untuk pergi menuju ke asrama nya.Sekolah yang di tuju ini telah bekerja sama dengan sekolahnya yang ada di Jakarta.

Jalanan yang penuh dengan orang orang modis dan stylish.Itu yang di lihat oleh Gladys dari balik jendela kaca mobil yang berjalan dengan kecepatan kencang.Banyak transportasi bis dan model baju seragam yang mirip dengan di drama drama.

"Apakah kisahku akan sama seperti di drama korea ?"gumam Gladys sendiri.

 Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir satu jam di dalam mobil.Ia sampai di asrama yang akan ia tinggali selama beberapa bulan ini.Bangunan yang tampak megah dan berwarna krem itu menambah sisi estetika bangunan tersebut.Ia tersenyum lembut menyapa bangunan tersebut sebelum masuk.

Ia masuk ke dalam bangunan tersebut di temani oleh Pak Han Jae Suk itu sendiri yang mengurusi administrasi milik Gladys.Setelah mengurusi administrasi ,Gladys menuju ke ruangan kamarnya yang juga di isi oleh beberapa anak.Remaja itu tersenyum menyapa Gladys dan mengajak Gladys bicara.

"Siapa namamu ?"tanya seorang gadis berkuncir kuda yang bernama Han Yoo Na.

"Namaku Gladys."jawab Gladys sambil membungkukkan dirinya sedikit.

"Namamu keren sekali.."ucap Yoo Na kepada Gladys.

Gladys membereskan barang barangnya sebelum beristirahat.Ia dibantu oleh Yoo Na yang ternyata sangat ramah kepada dirinya.Dia bercerita bersama dengan Yoo Na dengan leluasa.Karena memang belum banyak temannya yang pulang dari sekolahan mereka.

"Kehidupan sekolah di Korea tidak seindah di dramanya."ucap Yoo Na .Gladys yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum samar.

Waktu berubah menjadi fajar.Ia kaget dengan teman temannya yang masih tertidur.Di waktu seperti ini ia harus sudah bersiap siap membersihkan badan.

"Ayo bangun."ucap Gladys lirih kepada Yoo Na.

"Kita akan masuk jam 08.00.Ini masih pukul lima.Tidurlah kembali."jawab Yoo Na membuat Gladys termenung.

Gladys mengikuti perkataan Yoo Na untuk beristirahat saja sebelum nantinya malah membuat dirinya bingung sendiri.Tanpa ia sadari ia terbangun telat dari yang lain.Kacau,ini adalah hari pertamanya masuk ke dalam kelasnya .Namun ternyata,Yoo Na masih menemani dirinya dengan kacamata yang bertengger di wajah Yoo Na.

Ia segera bersiap dan berlari menuju ke bangunan megah seberang asramanya yang adalah sekolahnya.Ia dan Yoo Na berlari menuju ke ruangan kelas yang memang sudah di beritahu sebelumnya oleh Yoo Na.

Gladys membungkukkan badan mengikuti Yoo Na yang juga membungkukkan badan tanda permintaan maaf.Yoo Na di perbolehkan duduk oleh gurunya akan tetapi tidak untuk dirinya.Dengan seragam yang tentu sangat berbeda dengan teman temannya yang lain.

"Siapa dirimu,Tolong perkenalkan diri terlebih dahulu."pinta sang guru.

"Perkenalkan nama saya Gladys dari Jakarta.Saya adalah siswi pertukaran pelajar."jawab Gladys.

Setelah memperkenalkan diri tersebut.Ia di perbolehkan duduk.Namun,ia hanya duduk sendiri tanpa ada orang di sampingnya karena Yoo Na sudah memiliki teman sebangkunya sejak ia masuk ke sekolah tersebut.Pelajaran ia ikuti dengan baik hingga bel berdentang yang menunjukkan waktu istirahat.Ia langsung di tarik oleh sekumpulan orang yang tiba tiba saja menyiramnya tanpa aba aba.

Seisi kelas tertawa melihat hal itu .Gladys benar benar takut dengan hal tersebut.Salah seorang dari sekumpulan itu memegang dagunya dan mengatakan bahwa kali ini ia akan mejadi budak bulan bulanan dari sekumpulan teman temannya itu.Ia menangis tersedu sedu namun ,tiba tiba saja seseorang berteriak dengan suara yang meggelegar.

"Jangan sakiti dia."ucap orang tersebut dengan suara bass nya.

Sesosok itu mendekati sekumpulan orang yang tengah membuli Gladys.Lalu menatap sekumpulan orang yang tengah mengerumuni Gladys dan menyorakinya.Tampak wajah Gladys yang sedikit memucat melihat perlakuan perundungan itu.

"Sekali melakukan hal tersebut ,bukan hanya namamu yang rusak .Tetapi nama sekolah akan menjadi taruhan."ucap orang tersebut.

Kerumunan itu pun pergi secara seketika.Mereka seolah sebal jika sudah berdebat dengan orang tersebut.Gladys membuka matanya perlahan dan mendapati wajah orang tersebut.Lelaki itu mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

"Yoo Jae In."ucap lelaki itu.

Tatapan hangat itu membuat Gladys ikut menjabat tangan Jae In.Baru kali ini ada seseorang lelaki yang mau secara terang terangan berteman dengan dirinya.Sebagai ganti,Jae In ingin belajar Bahasa Indonesia kepada Gladys.

Yoo Na yang sendari tadi tidak bisa menemani Gladys karena sudah memiliki circle sendiri berani menanyakan kepada Gladys tentang apa yang terjadi pada dirinya tadi.

"Apa ,kau berteman dengan Jae In !!"ucap Yoo Na seolah tak percaya.

"Orang ambis itu akhirnya mau berteman juga."ucap Yoo Na.

"Apa maksudmu ?"tanya Gladys.

Setelah kejadian itu ,Gladys terus menempel bersama dengan Jae In.Ia sering ke perpustakaan sekolah bersama serta bertugas bersama.Semenyenangkan itu berteman dengan Jae In yang notabene nya adalah orang baru.Karena Jae In termasuk orang yang berprestasi ia semakin di kenal oleh teman teman yang lain meskipun tidak sedikit yang membully nya secara diam diam.Semua ia lakukan dengan peuh kisah haru dengan rasa rindu pada tanah airnya.

"Aku ingin sekali mengikuti pertukaran pelajar sama seperti dirimu."ucap Jae In.

"Kenapa  ?negaramu sudah bagus .Berbeda dengan diriku."ucap Gladys.

"Aku ingin mengenal negeri lain,sama seperti dirimu yang mengenal negeri lain."ucap Jae In

"Kau keren Gladys."puji Jae In.

"Kau juga keren Jae In."ucap Gladys.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat.Ia hanya mengalami pertukaran pelajar selama 3 bulan dan hari ini adalah hari terakhir ia belajar di negeri gingseng itu.Waktu istirahat berdentang,ia mencari Jae in di dalam kelas namun sedari tadi ia tidak bertemu dengan lelaki itu.Ia ingin mengucapkan terimakasih kepada lelaki itu yang telah menjaganya dari perundungan teman teman yang tak meyukainya.

Gladys mendapati Jae In sedang duduk sembari membaca buku di meja khusus relawan perpustakaan.Gladys mencoba untuk menyapa Jae In akan tetapi Jae In terus mendiamkan dirinya.

"Yoon Jae In."ucap Gladys.

"Hari ini hari terakhirku di sekolah ini ,apakah kau tidak mau aku berpamitan dengan mu ?"tanya Gladys.

"Boleh."ucap Jae In dengan nada yang datar.

Gladys menyerahkan sebuah kotak yang berisikan miniatur monumen nasional sebagai tanda cinderamata untuk Jae In.Sebelum Gladys berbalik menuju ke ruangan kelas ,Jae In tiba tiba menariknya tanpa aba aba.

"Maafkan aku."ucap Jae In sambil memeluk Gladys membuat dirinya terkejut dengan perlakuan Jae In.

"Aku tidak marah dengan mu,Jae In."ucap Gladys.Jae In pun melepaskan pelukannya dan memberikan sesuatu yang tak terduga,sebuah kalung yang sempat ia idamkan saat berjalan jalan di mall.

"Aku memberikan ini sebagai cinderamataku kepadamu,Gladys."ucap Jae In.

"Tapi ,ini sangat_"

"Tidak ada kata mahal di dalam sebuah pertemanan.Sebagai pengingat kau pernah ke Korea.Kalung ini sebagai pengingat,di dalam liotin itu ada nama kita."ucap Jae In.

Mereka pun melepaskan rasa sakit mereka .Sebelum Gladys menyiapkan keberangkatan di hari esok.Ia menceritakan tentang apa yang akan Gladys lakukan setelah ke kembali ke Jakarta dan Jae In di Seoul.Di dalam bangunan perpustakaan di bawah langit Seoul sebuah kisah terukir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun