Mohon tunggu...
amalia dwi rizqia
amalia dwi rizqia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Potensi dan Tantangan bagi Nelayan di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan Jawa Timur

11 Desember 2024   19:32 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:32 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laut Lekok Kabupaten Pasuruan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan maritim yang sangat melimpah. Sumber daya lautnya mencakup bioteknologi laut, eksplorasi sumber daya laut dalam, wisata bahari, serta pemanfaatan mineral dasar laut yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, seperti pelayaran, pertahanan maritim, dan teknologi kelautan berskala global. Keberadaan Indonesia yang terletak strategis di jalur perdagangan internasional menjadikan sektor maritim sebagai salah satu pilar utama perekonomian negara ini.

Potensi maritim yang luar biasa ini tidak hanya memberikan manfaat dalam skala besar, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan masyarakat pesisir, seperti nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Salah satu contoh nyata dari hal ini terdapat di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Kecamatan Lekok, Desa Jatirejo, yang merupakan wilayah yang memiliki banyak nelayan yang berprofesi sebagai pencari ikan.

Pada hari Sabtu, 16 November 2024, kami berkesempatan untuk mewawancarai salah satu nelayan di daerah ini, Bapak Faisol, seorang nelayan berusia 40 tahun yang telah berprofesi sebagai nelayan sejak usia 20 tahun. Bapak Faisol mengisahkan pengalamannya dalam menjalani profesi ini dan berbagai tantangan yang ia hadapi setiap hari.

Rutinitas Sehari-Hari Nelayan Desa Jatirejo

Setiap hari, Bapak Faisol memulai aktivitasnya sebagai nelayan dengan berangkat melaut pada pukul 02.00 dini hari. Ia menggunakan jaring untuk menangkap ikan dan biasanya kembali ke darat sekitar pukul 10.00 pagi. Meskipun tampak seperti rutinitas yang sudah biasa, pekerjaan ini memiliki banyak tantangan, terutama terkait dengan kondisi alam yang tak menentu.

Bapak Faisol mengungkapkan bahwa penghasilan rata-rata yang diperolehnya setiap kali melaut berkisar antara Rp90.000 hingga Rp150.000, tergantung pada hasil tangkapan ikan. Namun, pada musim hujan atau jika tidak ada ikan yang ditangkap, pendapatan bisa sangat menurun, bahkan hanya sekitar Rp20.000 hingga Rp50.000. Pendapatan yang tidak menentu ini tentu saja menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para nelayan di kawasan ini.

Potensi Laut Indonesia dan Jenis Ikan yang Ditemui

Laut Indonesia yang kaya akan biota laut memberikan potensi besar bagi sektor perikanan. Salah satu jenis ikan yang sering ditangkap oleh nelayan di Desa Jatirejo adalah ikan bandeng. Ikan ini memiliki permintaan yang tinggi dan menjadi salah satu komoditas utama bagi para nelayan di Pasuruan. Namun, tidak jarang nelayan menghadapi kondisi cuaca buruk, seperti hujan lebat dan gelombang tinggi, yang bisa mengurangi hasil tangkapan ikan bahkan membuat nelayan tidak bisa melaut sama sekali.

Menurut Bapak Faisol, meskipun hasil tangkapan ikan bisa melimpah, cuaca yang tidak menentu seringkali membuat pekerjaan nelayan sangat bergantung pada kondisi alam. Kondisi ini menjadikan kehidupan seorang nelayan penuh dengan ketidakpastian.

Tantangan dan Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut

Seiring dengan perkembangan sektor maritim yang terus meningkat, peran pemerintah dalam mengelola sumber daya laut menjadi sangat penting. Untuk mendukung sektor maritim sebagai pilar utama ekonomi Indonesia, pengelolaan yang baik terhadap potensi laut perlu dilakukan secara maksimal. Hal ini mencakup koordinasi yang baik antara kementerian terkait, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan di sektor kelautan.

Bagi nelayan seperti Bapak Faisol dan banyak lainnya di Kabupaten Pasuruan, dukungan pemerintah dalam hal infrastruktur perikanan, pelatihan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan sangat diperlukan. Upaya tersebut tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan, tetapi juga mendukung sektor maritim secara keseluruhan.

Nelayan di Pesisir Pantai Lekok 
Nelayan di Pesisir Pantai Lekok 

Kesimpulan

Nelayan di Kabupaten Pasuruan, khususnya di Desa Jatirejo, seperti Bapak Faisol, merupakan contoh dari kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada hasil laut sebagai mata pencaharian. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti kondisi cuaca yang tak menentu dan pendapatan yang fluktuatif, mereka tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam konteks yang lebih luas, sektor maritim Indonesia memiliki potensi besar yang harus dikelola dengan baik untuk mendukung perekonomian nasional.

Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu terus bekerja sama untuk memastikan bahwa sektor perikanan dan kelautan di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat pesisir. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor maritim Indonesia tidak hanya akan menjadi pilar utama ekonomi negara, tetapi juga memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para nelayan dan masyarakat pesisir di seluruh Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun