Mohon tunggu...
Amalia Azzahrah
Amalia Azzahrah Mohon Tunggu... Desainer - copy writer

Saya Merrupakan Mahasiswa Aktif Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemanfaatan New Media pada Kampanye Politik Calon Walikota Bekasi dalam Pilkada Serentak Tahun 2024

14 Januari 2025   15:00 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Abstrak

Maraknya new media berbasis internet, seperti Facebook, Instagram, YouTube, Tiktok, Twitter, dan lain-lain, telah banyak memengaruhi pola komunikasi politik di era multimedia ini. Penguasaan teknologi informasi turut mendorong munculnya kekuatan media baru yang tentu saja mengubah masyarakat. Kini, siapa pun dapat berpartisipasi langsung dalam proses tersebut, termasuk mereka yang menggunakan media baru. Kehidupan manusia pun turut terpengaruh oleh kemajuan teknologi komunikasi. New Media merupakan salah satu bentuk terobosan teknologi komunikasi yang melahirkan media sosial. Selain itu, dampak media sosial dan perkembangan new media tidak dapat dipisahkan dari ranah politik. Bagi para pelaku politik, media sosial ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, penggunaan media sosial yang efektif dapat membantu para pelaku politik untuk meraih lebih banyak pendukung. Namun, jika tidak memanfaatkan media sosial, reputasi mereka bisa hancur. Hal ini juga terjadi pada Pilkada Serentak 2024, penggunaan new media dalam kampanye politik menjadi taktik krusial untuk meraih dukungan pemilih. Penggunaan media sosial dalam kampanye politik oleh para kandidat wali kota di Kota Bekasi dibahas dalam artikel ini. Para kandidat wali kota dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi masyarakat karena tingginya tingkat penggunaan media sosial di Indonesia.

Kata Kunci: Bekasi, Walikota, New Media, Politik, Pilkada

Pendahuluan

Komponen multimedia menjadi media yang sangat tepat untuk komunikasi politik di era globalisasi dan keterhubungan yang tinggi saat ini. Di zaman sekarang, penggunaan teknologi oleh para pelaku politik dalam proses komunikasi politik tidak dapat dipisahkan. Saluran yang digunakan untuk mewujudkan teknologi ini saat ini disebut sebagai media baru. Tentu saja, kemunculan media baru ini harus sejalan dengan mayoritas negara yang mengadopsi demokrasi sebagai prinsip politik.

 Internet, yang dalam bahasa Inggris didefinisikan sebagai international connection networking, dihasilkan oleh digitalisasi, yang merupakan komponen kemajuan teknis. Frasa "globalisasi," yang kerap kali didengar memiliki konotasi internasional (lintas negara). Komponen utama globalisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi yang cepat, adalah internet. Secara fisik, internet menyerupai jaring laba-laba yang membentang di seluruh dunia. Titik-titik yang membentuk jaringan saling terhubung satu sama lain. Internet juga dapat diibaratkan sebagai kota metropolitan digital yang besar dan luas. Setiap orang yang tinggal di kota tersebut memiliki alamat, yang digunakan untuk pertukaran informasi. Cara lain untuk membayangkan internet adalah sebagai perpustakaan atau struktur yang menampung sejumlah besar informasi komprehensif (Database).

 Internet menjadi tantangan bagi negara-negara dengan struktur politik otokratis atau monarki. Informasi politik publik dan privat dapat dibagikan secara daring. Oleh karena itu, kelompok minoritas yang terpinggirkan, termasuk oposisi terhadap pemerintah, dapat menggunakan internet untuk memperjuangkan hak-hak politik mereka. Selain itu, di wilayah-wilayah di mana media tradisional telah mengambil peran sebagai juru bicara kebijakan pemerintah. Karena alasan ini, internet sangat penting bagi komunikasi politik. Kampanye partai, kampanye kandidat presiden, dan penyebaran informasi politik lainnya untuk tujuan politik semuanya menggunakan internet sebagai platform untuk komunikasi politik. Internet memainkan peran penting dalam proses komunikasi politik karena kemampuannya untuk mengomunikasikan pesan-pesan politik secara efektif baik dari bawah ke atas maupun sebaliknya. (Indrawan, dkk. 2020)

Sejak awal tahun 1997, penggunaan media baru (internet) dalam praktik komunikasi politik Indonesia sudah terlihat jelas. Saat itu, terdapat tiga situs web yang cukup aktif: Joyo Indonesia News, yang dikelola oleh Gordon Bishop dari New York, "KDP.net," yang dikelola oleh sejumlah aktivis Pijar, dan situs apa kabar, yang dikelola oleh John McDougal. Ketiga situs web tersebut berfungsi sebagai wadah bagi aktivisme mahasiswa untuk melawan pemerintahan Orde Baru. Situs web tersebut berupaya untuk mengedukasi masyarakat kelas menengah saat itu tentang politik. (Putra, Afdal M. 2011)

Media online berkembang dengan cepat, khususnya untuk memfasilitasi jaringan sosial dan akses informasi. Mereka yang sudah melek media dan sering mengkritik berbagai isu kemudian menggunakan jaringan sosial ini untuk mempromosikan kandidat politik. Hal ini sulit dilakukan dalam praktik karena akhir-akhir ini, muncul wacana atau isu baru yang biasa disebut godaan politik, khususnya tren politik di dunia maya. Salah satu cara untuk berpartisipasi dalam politik adalah dengan menggunakan internet untuk tujuan politik. Menurut Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, keterlibatan politik adalah tindakan warga negara yang bertindak atas nama mereka sendiri dengan tujuan memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Individu atau kelompok, yang direncanakan atau tidak direncanakan, tanpa kekerasan atau agresif, sah atau tidak sah, berhasil atau tidak berhasil, semuanya merupakan contoh partisipasi. (R. Abdruchman Zhafir, 2022)

Metode

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan filosofi postpositivisme, metode penelitian kualitatif digunakan untuk mempelajari kondisi objek alami (berlawanan dengan eksperimen). Pengambilan sampel sumber data secara sengaja dan bertahap, triangulasi (kombinasi) dalam teknik pengumpulan data, analisis data induktif dan kualitatif, dan fokus pada makna daripada generalisasi merupakan ciri-ciri metode penelitian kualitatif. Peneliti merupakan alat utama dalam metode penelitian kualitatif, yang digunakan untuk mempelajari keadaan objek alami. Triangulasi digunakan dalam pengumpulan data, analisis induktif digunakan dalam pemrosesan data, dan temuan penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (Abdussamad, 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun