Menurut K. Bertens dalam Suraijaya mengatakan bahwa Logika adalah ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita (Suraijaya, 2005: 23).
Dalam buku Logic and Language of Education, Logika disebut sebagai penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir (GeorgeF. Kneller, 1996: 13).
Sedangkan dalam bahasa Arab logika disebut ilmu Mantiq dari kata dasar Nataqa yang berarti berbicara atau berucap (Ahmad Warson Munawwir, Al- Munawwir, 1984: 1531, Al-Maluf,1986: 816).
Menurut Ibnu Khaldun, bahwa ilmu Mantiq (logika) merupakan undangundang yang dapat dipergunakan untuk mengetahui pernyataan yang benar dari pernyataan yang salah (Ibnu Khaldun, 2000: 474).
Thaib Thohir A. Muin mendefinisikan ilmu Mantiq sebagai ilmu yang dipergunakan untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran (Thaib Thahir A. Muin, 1966: 16).
Sedang Irving M. Copi juga mendefinisikan bahwa logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah (IrvingM. Copi,1978: 3).
Demikian bahwa Logika merupakan salah satu disipilin ilmu yang menitikberatkan pada berpikir atau bernalar dengan teliti dan teratur dengan tujuan untuk mengetahui dan memperoleh suatu kebenaran serta membedakan pernyatan benar dan pernyataan yang salah.
Hubungan antara Peran Logika dengan Statistika
      Secara keseluruhan, Bahasa, logika, matematika, dan statistika merupakan saran berpikir ilmiah yang saling terkait dan melengkapi satu sama lain. Penggunaan yang tepat dan terampil dari sarana-sarana ini memainkan peran krusial dalam pengamatan, eksperimen, analisis data, dan penyusunan teori yang akurat dan terpercaya. Penguasaan terhadap sarana berpikir ilmiah ini memberikan fondasi yang kuat bagi para ilmuwan untuk memahami, mengembangkan, dan menyebarkan pengetahuan mereka secara efektif dalam komunitas ilmiah. Sarana berpikir ilmiah, yaitu Bahasa, logika, matematika, dan statistika, merupakan alat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang sistematis. Namun, dalam praktiknya, masih ada tantangan dan permasalahan yang perlu diatasi terkait dengan penggunaan dan penerapan sarana-sarana ini dalam konteks penelitian ilmia, penggunaan Bahasa yang tidak tepat atau ambigu dapat menyebabkan kesalahpahaman dan hambatan dalam transfer informasi antara ilmuwan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memastikan penggunaan Bahasa yang jelas, konsisten, dan dapat dimengerti oleh semua pihak. (Hasan Basri,2022)
    Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadai secara kebetulan. Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah tidak memberikan kepastian namun memberi tingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan, dan kesimpulannya mungkin benar mungkin juga salah.