Sejarah mengenai Serangan Umum di Yogyakarta masih membekas di hati dan pikiran rakyat Indonesia. Tentu masih terkenang bagaimana pejuang Indonesia melawan penjajah dari Belanda dengan sangat gagah berani. Mereka rela berkorban mempertaruhkan harta benda, nyawa dan keluarga demi memperjuangkan hak asasi Bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Peristiwa yang terjadi pada 1 Maret 1949 di Yogyakarta ini telah menewaskan 353 pejuang Indonesia yang terdiri dari 300 prajurit dan 53 anggota polisi, yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman, Kolonel A. H. Nasution dan Letkol Soeharto. Sedangkan, pihak dari Belanda telah menewaskan enam orang diantaranya adalah tiga orang polisi dan 14 orang luka-luka dimana pasukan dari Belanda dipimpin oleh Van Mook dan Louis Joseph Maria Beel.
Peristiwa jalannya serangan umum ini bermula pada tanggal1 Maret1949, di pagi hari, serangan secara besar-besaran yang serentak dilakukan di seluruh wilayah Divisi III/GM III dimulai, dengan fokus serangan adalah Ibukota Republik yaitu Yogyakarta, serta koar-besaran oleh pasukanBrigade Xyang diperkuat dengan satu Batalyon dariBrigade IX. Sedangkan serangan terhadap pertahananBelandadiMagelangdan penghadangan di jalur Magelta-kota di sekitar Yogyakarta, terutamaMagelang, sesuai Instruksi Rahasia yang dikeluarkan oleh Panglima Divisi III/GM III KolonelBambang Sugengkepada KomandanWehrkreis I, LetkolBahrundan KomandanWehrkreis IILetkolSarbini. Pada saat yang bersamaan, serangan juga dilakukan di wilayah Divisi II/GM II, dengan fokus penyerangan adalah kotaSolo, guna mengikat tentara Belanda dalam pertempuran agar tidak dapat mengirimkan bantuan keYogyakarta.
Pos komando ditempatkan di desaMuto. Pada malam hari menjelang serangan umum itu, pasukan telah merayap mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota. Pagi hari sekitar pukul 06.00, sewaktu sirene dibunyikan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru kota. Dalam penyerangan ini, LetkolSoehartolangsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batasMalioboro. Sektor Timur dipimpin oleh Ventje Sumual, sektor selatan dan timur dipimpim oleh MayorSardjono, sektor utara di pimpin oleh MayorKusno. Sedangkan untuk sektor kota sendiri ditunjuk LetnanAmir Murtonodan LetnanMasdukisebagai pimpinannya. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang seluruh pasukkan TNI mundur.
Serangan terhadap kotaSoloyang juga dilakukan secara besar-besaran, dapat menahanBelandadiSolosehingga tidak dapat mengirim bantuan dariSolokeYogyakarta, yang sedang diserang secara besar-besaranolehBrigade IX. Serangan ini hanya dapat memperlambat gerak pasukan bantuanBelandadariMagelangkeYogyakarta. TentaraBelandadariMagelang dapat menerobos hadangan gerilyawan Republik, dan sampai diYogyakartasekitar pukul 11.00.
Sekilas cerita sejarah mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta ini mengingatkan kita betapa mulianya para pahlawan Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme dan altruisme yang begitu besar. Jasa-jasa merekalah yang telah membawa Negara Indonesia kepada perubahan bangsa. Pemuda-pemudi Indonesia selalu kenanglah jasa pahlawan kita karena “Negara yang besar adalah Negara yang selalu mengenang jasa para pahlawan mereka”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H