Saat ini, permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi masalah kompleks yang sulit ditangani. Di lansir dari https://dataindonesia.id, berdasarkan hasil data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dimana Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada tahun 2021.
Kesadaran masyarakat menjadi aktor penting dalam mengurangi produksi sampah baik sampah organik, anorganik maupun sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dilakukan sedini mungkin yaitu dengan diberikannya pemahaman sejak anak usia dini atau anak sekolah dasar.
Dalam realitanya di lokasi KKN Tematik UPI 2021/2022 yaitu SDN Banjaran 01 khususnya di kelas 4, Saya mengamati bagaimana kesadaran siswa akan sikap peduli lingkungan berkenaan dengan manajemen sampah di lingkungan sekolah masih sangat minim.
Hal ini dapat terlihat dari penyediaan tempat sampah yang dikategorikan menjadi tiga jenis sampah belum terpakai secara efektif, masih terdapat sampah yang berserakan di selokan depan ruang kelas, dan terdapat sampah yang berceceran di ruang kelas seperti di bawah meja. Siswa seakan acuh dan tidak peduli mengenai pengelolaan sampah yang baik.
Pemahaman siswa kelas 4 SDN Banjaran 01 mengenai Gerakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) masih minim, hanya beberapa siswa saja yang mengetahui mengenai gerakan tersebut sebagai bagian dari manajemen sampah yang baik.
Dengan demikian, untuk memperbaiki masalah tersebut penulis menyelenggarakan kegiatan yakni “Edukasi Pemanfaatan Barang Bekas di Kelas 4 SDN Banjaran 01” melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan di sekolah.
Sikap Peduli Lingkungan bagi Siswa melalui Manajemen Sampah yang Baik
Sikap peduli lingkungan bagi siswa dapat ditanamkan melalui pembiasaan di lingkungan sekolah dengan di selenggarakannya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Arisona, 2018).
Sikap peduli lingkungan bagi siswa dapat diwujudkan dengan melakukan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pemilahan sampah yang benar.
Selain itu, dapat diwujudkan melalui Gerakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dalam hal ini penulis memberikan pemahaman kepada siswa kelas 4 di SDN Banjaran 01 mengenai Gerakan 3R tersebut.
Reduce adalah pengurangan atau penghematan sampah terutama sampah yang sulit terurai, reuse adalah penggunaan kembali barang-barang yang tidak terpakai dan tidak dapat terurai, dan recycle adalah pengelolaan sampah menjadi barang bermanfaat (Widyasari & Ardiwilaga, 2020).
Gambar 1: Kegiatan pemberian pemahaman mengenai Gerakan 3R dan pemanfaatan barang bekas kelas 4 SDN Banjaran 01 (Dokpri)
Penulis memfokuskan penjelasan berkenaan dengan konsep recycle yaitu mendaur ulang sampah yang sudah tidak berguna menjadi barang lain yang bermanfaat melalui proses pengolahan (Helmy, dkk, 2018).
Contohnya memanfaatkan ban bekas atau botol bekas menjadi pot bunga, kain bekas atai kain perca jadi selimut atau keset kaki dan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dll.
Peningkatan Kreativitas Siswa melalui Pemanfaatan Barang Bekas menjadi Barang Berguna
Kreativitas pemanfaatan barang bekas menjadi barang berguna merupakan solusi yang cukup baik untuk mengubah sampah menjadi barang berguna kembali, bahkan memiliki nilai jual serta dapat dikreasikan menjadi barang yang memiliki nilai estetika (Putri & Putri 2018).
Para siswa ditantang untuk dapat menyalurkan kreativitasnya dalam mengolah barang bekas menjadi barang berguna sehingga memiliki nilai jual atau nilai estetika.
Dalam hal ini, penulis telah melaksanakan “Edukasi Pemanfaatan Barang Bekas di Kelas 4 SDN Banjaran 01”. Edukasi ini membantu memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya pemanfaatan barang bekas bagi kehidupan sehari-hari serta siswa diharuskan mengikuti learning by doing di ruang kelas bersama teman satu kelompoknya.
Gambar 2: Kegiatan penjelasan mengenai makna dan alasan pentingnya pemanfaatan barang bekas kelas 4 SDN Banjaran 01 (Dokpri)
Setelah kegiatan tersebut, siswa melakukan aktivitas berkelompok untuk mengerjakan pengolahan sampah kardus menjadi tempat pensil. Setiap kelompok diberi kardus bekas, sedotan plastik dan tali rami untuk membuat tempat pensil. Pengolahan kardus tersebut di sesuaikan dengan kreativitas siswa di kelompoknya masing-masing.
Aktivitas ini juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kerja sama dengan teman kelompok. Dalam hal ini, penulis hanya memberikan contoh barang jadi pembuatan tempat pensil dari kardus bekas.
Gambar 3: Aktivitas berkelompok dalam pembuatan tempat pensil dari kardus bekas Kelas 4 SDN Banjaran 01 (Dokpri)
Diakhir kegiatan, para siswa diharuskan membersihkan kembali kelasnya seperti memungut sampah yang berserakan dan menyapu kelas sebagai bentuk tanggung jawab siswa setelah melakukan kegiatan. Hal ini sebagai wujud sikap peduli siswa terhadap lingkungan khususnya di ruang kelasnya.
Gambar 4: Kegiatan bersih-bersih kelas setelah kegiatan learning by doing yang dilakukan siswa (Dokpri)
Hasil Pemanfaatan Barang Bekas
Adapun hasil dari pembuatan tempat pensil tersebut, dapat digunakan di ruang kelas sebagai tempat pensil di meja guru atau bahkan disimpan oleh siswa untuk digunakan di rumahnya. Hasil pemanfaatan barang bekas tersebut belum dapat dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai jual, melainkan hanya menjadi barang yang mempunyai nilai estetika sehingga dapat digunakan oleh pribadi.
Gambar 5: Dokumentasi hasil pembuatan tempat pensil dari salah satu kelompok (Dokpri)
Simpulan
Aktivitas pembelajaran melalui pemanfaatan barang bekas menjadi barang berguna dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kreativitas siswa dan untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan di sekolah. Tanpa adanya learning by doing, siswa akan kesulitan untuk merasakan pengalaman belajar secara nyata tidak hanya berbentuk bacaan atau tulisan. Secara perlahan kreativitas siswa akan meningkat serta dalam kegiatan ini juga membantu siswa meningkatkan kerja sama tim.
Daftar Pustaka
Artikel Jurnal
Arisona, R. D. (2018). Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada Pembelajaran IPS untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan. Jurnal Pendidikan Islam, 1(3), 39-51.
Putriani, I., Malahati, E. N., & Sholihah, M. (2022). Pengolahan Sampah Organik untuk Mewujudkan Budaya Sekolah Berwawasan Lingkungan di SDN Kanigoro 03 Kabupaten Blitar. Jurnal Panrita Abdi, 4(6), 729-738.
Widyasari & Ardiwilaga A. (2020). Desain Buku Ilustrasi Pembelajaran Reuse, Reduce, Recycle (3r) untuk Anak-Anak Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial, 1(3), 45-59.
Helmy, H., Yengsih, Y. K., & Suganda, V. A. (2018). Peningkatan Kepedulian Lingkungan melalui Pembinaan Penerapan Sistem 3R (reduce, reuse, recycle). Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 5(1), 1-8.
Putri, R. F., & Putri, R. F. (2018). Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas menjadi Barang yang Bernilai Ekonomi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 150-155.
Sumber Internet
Mahdi, M. 1. (2022). Indonesia Hasilkan 21,88 Juta Ton Sampah pada 2021. [Online]. Diakses dari https://dataindonesia.id/ragam/detail/indonesia-hasilkan-2188-juta-ton-sampah-pada-2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H