UMKM Kerupuk Kulit Sapi Berkah Abadi milik bapak Kamuri di Dusun Punduk, Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, adalah salah satu pelaku usaha kecil yang menjadi andalan masyarakat setempat. Produknya yang berbahan dasar kulit sapi dikenal dengan cita rasa khas dan tekstur renyah, menjadikannya favorit di pasar lokal maupun luar daerah. Meski begitu, seperti kebanyakan UMKM lainnya, usaha ini menghadapi tantangan besar dalam hal profitabilitas.
Harga bahan baku yang terkadang mengalami kenaikan, biaya operasional yang terus meningkat, serta persaingan pasar yang ketat menambah kompleksitas tantangan bagi UMKM ini. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah pengelolaan biaya yang belum terstruktur. Banyak biaya operasional yang tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga mengakibatkan pemborosan sumber daya dan margin keuntungan yang terus menipis. Pengelolaan biaya yang efisien adalah kunci bagi keberlanjutan UMKM ini. Namun, pendekatan tradisional dalam manajemen keuangan sering kali tidak cukup untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Dalam situasi ini, penerapan
Balanced Scorecard (BVL) menjadi solusi strategis yang relevan. Dengan menggunakan BVL, Kerupuk Kulit Sapi Berkah Abadi dapat mengukur, memantau, dan mengelola kinerja mereka dari berbagai perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Pemilik Kerupuk Kulit Sapi Berkah Abadi, yang telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menjaga kelangsungan bisnisnya. Sebagai pelaku usaha kecil, mereka memainkan peran penting dalam menentukan strategi yang sesuai untuk mengatasi tantangan operasional dan meningkatkan keuntungan. Bapak Kamuri adalah sosok pekerja keras yang memahami pentingnya inovasi dalam pengelolaan usaha, meskipun dengan sumber daya yang terbatas.
Peran bapak Kamuri juga sangat penting dalam pelaksanaan strategi pengelolaan biaya. Dengan bantuan, strategi berbasis BVL dapat diterapkan untuk mengidentifikasi biaya yang tidak efisien dan merumuskan langkah-langkah perbaikan yang lebih sistematis.
Adapun masalah utama yang dihadapi usaha Kerupuk Kulit Sapi Berkah Abadi meliputi:
Harga Bahan Baku yang Tidak Stabil. Fluktuasi harga kulit sapi sering kali membuat biaya produksi sulit diprediksi, sehingga memengaruhi kemampuan UMKM ini untuk merencanakan keuangan secara akurat. Apalagi menjelang Hari raya Idhul Fitri harga bahan baku naik membuat bapak kamuri sering kali kesusahan untuk mengatur karena pesanan juga semakin meningkat tetapi harga jual tetap sama.
Penentuan Harga Jual yang Tidak Optimal. Dengan biaya produksi yang relative tinggi, UMKM ini mengalami kesulitan dalam menetapkan harga jual yang kompetitif akan tetapi harus tetap menguntungkan.
Kurangnya Sistem Akuntansi yang tepat. Sistem pengelolaan keuangan yang sederhana sering kali tidak mampu memberikan gambaran yang jelas tentang struktur biaya dan area-area yang membutuhkan perbaikan. Maka bapak kamuri saat ini menetapkan perhitungan biaya menggunakan pendekatan akuntansi menggunakan metode BVL untuk menentukan target laba yang diinginkan.
Awalnya, Kerupuk Kulit Sapi Berkah Abadi hanya menual cecek( kulit sapi) pada tahun 2007 dan berganti menjual Krupuk sayur thn 2008 - sekarang. tapi saat ini sudah tidak banyak, akhirnya bapak kamuri Alih profesi bikin krupuk karena persiangan bisnis luar biasa akhirnya saat ini hanya memproduks kerupuk kulit sapi matang dan mentah (krecek). Saat ini bapak Kamuri sudah mengetahui Teknik manajemen yang bagus untuk UMKMnya.  Yaitu dengan manajemen keuangan berbasis Balanced Scorecard (BVL). Mulai  saat ini bapak Kamuri menerapkan empat perspektif utama dalam BVL:
Keuangan: Memantau arus kas, mengidentifikasi biaya yang tidak efisien, dan meningkatkan margin keuntungan.