Mohon tunggu...
Amalia Fatlikhah
Amalia Fatlikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030062 UIN Sunan Kalijaga

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jenang Legendaris Bu Darmini: UMKM Makanan Tradisional Pasar Beringharjo

4 Juni 2024   15:22 Diperbarui: 4 Juni 2024   16:21 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenang-jenang yang dijualnya yaitu, jenang sumsum atau sering disebut bubur sumsum, jenang wajik, jenang biji salak dan jenang mutiara. Jenang sumsum atau bubur sumsum merupakan bubur berwarna putih yang berasal dari olahan tepung beras dan santan yang dipadukan dengan kuah gula Jawa yang manis. 

Bubur sumsum ini menjadi salah satu jenang terlaris dibanding jenang varian lainnya. Kemudian ada jenang wajik yaitu jenang yang terbuat dari bahan dasar beras ketan putih. Orang jawa sering menyebutnya dengan jenang rangrang tetapi ada juga yang menyebutnya dengan jenang merah. 

Lalu yang ketiga ada jenang biji salak yaitu jenang yang berisi irisan nangka, ubi dan kelapa muda. Dan yang terakhir jenang mutiara, yaitu jenang yang berbahan dasar sagu mutiara yang biasannya disajikan dengan santan. Bu Darmini mematok harga jenang per-cupnya 10.000 rupiah dengan isian sesuai selera pembeli.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

            Bu Darmini konsisten mematok harga 10.000 rupiah sekalipun harga bahan-bahan pembuatan jenang naik seperti saat sebelum puasa bahkan, bahan-bahan pembuatan jenang itu hingga sekarang belum turun tetapi ia tetap tidak menaikkan harga jenangnya. Ia merasa tidak tega dengan pelanggannya jika harus menaikkan harga jenangnya yang biasannya ia patok dengan harga 10.000 menjadi 11.000 rupiah seperti yang ia katakan "Pas sebelum puasa itu kan apa-apa naik, mau di kasih harga 11.000 kan nggak tega cuma sama tetep 10.000, sampe sekarang itu bahannya belum turun" ujarnya.

            Bu Darmini juga selalu konsisten berjualan di pintu B4 selatan pasar Beringharjo, ia tidak pernah pindah-pindah ketika berjualan bahkan ia tidak pernah mengikuti event-event yang ada di Yogyakarta seperti event pasar kangen yang biasanya didominasi oleh pedagang-pedagang makanan tradisional. 

karena menurutnya jika ia mengikuti event-event tersebut ia merasa kasihan dengan pembeli yang sudah menjadi langganannya jika harus mencarinnya ketika ia tiba-tiba tidak berjualan atau berjualan di tempat lain. Menurutnya juga, ia lebih laris jika berjualan di pasar Beringharjo daripada harus mengikuti event-event seperti itu. Ia selalu ingin mempertahankan jualannya agar pelanggannya tidak merasa kecewa.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

            Jenang Legendaris Bu Darmini ini sudah viral di berbagai platform seperi di youtube, tiktok hingga artikel-artikel yang meliput jenang miliknya. Maka tidak heran jika banyak yang kepo dengan jenang buatannya. Ia juga banyak dikunjungi oleh masyarakat-masyarakat pendatang yang berasal dari luar Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun