Indonesia dikenal memiliki hutan yang luas. Bahkan untuk beberapa daerah di luar Jawa sendiri memiliki hutan yang masih asli, yang dimana hanya dihuni oleh satwa liar. Misalnya di Pulau Kalimatan yang merupakan pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Sulawesi.
Hutan yang ada di Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia karena kawasan hutannya yang sangat luas yaitu sekitar 40,8 juta hektare. Hutan yang ada di Kalimantan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki pohon yang menjulang tinggi hal ini terjadi karena sinar matahari berlangsung sepanjang tahun sehingga memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh secara optimal,
lalu hutan disna memiliki kelembapan udara tinggi karena tanah yang ada di hutan hujan tropis memiliki cadangan air yang melimpah, vegetasi yang ada disana juga sangat beragam, memiliki daya regenerasi tinggi. Selain itu hutan di kalimantan juga dihuni oleh beragam primata serta merupakan rumah untuk spesies langka.
Namun, laju deforestasi di hutan Kalimantan membuat hutan disana makin hari makin kecil saja luasnya. Deforestasi sendiri merupakan upaya penggundulan hutan dimana nantinya lahan tersebut akan digunakan untuk pertanian, perkebunan atau bahkan pemukiman. Hal ini merupakan hal yang serius dan seharusnya ada banyak upaya baik dari pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat untuk mengurangi kegiatan tersebut.
Luas hutan di Kalimantan Timur pertahun 2015 sekitar 8.339.151 hektare. Dimana hutan disana dibagi menjadi enam jenis hutan yaitu, hutan lindung, hutan suaka alam dan satwa, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonservasi, dan hutan pendidikan atau penelitian.
Baru-baru ini muncul seorang remaja berusia 18 tahun yang kerap dijuluki sebagai Tarzan Kalimantan Tengah. Remaja yang memiliki paras ganteng ini bernama Andrew Kalaweit. Anak pertama dari pasangan Chanee dan Prada Kalaweit.
Dimana ibunya merupakan Suku Dayak yang tinggal di Kalimantan sedangkan ayahnhya merupakan seorang aktivis lingkungan yang berasal dari Prancis dan merupakan pendiri Yayasan Kalaweit yang sudah didirikan sejak 1998 dimana fokusnya melindungi satwa liar di Indonesia seperti owa dan orang utan. Adik Andrew diketahui bernama Enzo Kalaweit. Andrew Kalaweit beserta keluarganya tinggal di tengah hutan Kalimantan.
Namanya mulai dikenal masyarakat sejak ia berada di podcast Deddy Corbuzier. Di podcast tersebut Andrew bercerita bagaimana cara bertahan hidup di dalam Hutan serta membagi tips kepada Deddy bagaimana cara menghadapi macan ketika di hutan.
Namun sebenaranya Andrew sendiri sudah lama eksis di media sosial, terutama di kanal YouTube. Jumlah susbscribersnya mencapai 1,41 juta subscriber. Selain di kanal YouTube Andrew juga memiliki akun instagram dengan jumlah followers 400 ribu. Beberapa konten yang Andrew posting baik di YouTube atau instagram berisi konten-konten kegiatannya di hutan Kalimantan.
Konten yang berjudul “24 Jam di Danau Buaya Kalimantan, Angker?” sudah ditonton lebih dari 6,4 juta kali di YouTube pribadinya. Respon yang diberikan oleh netizen juga cukup baik seperti “Anak muda modern yang mencintai alam dan budaya Indonesia yang patut dicontoh,,, im so proud of you Andrew,, tetap semangat,, be safe always” ucap Little Joise Official.
Meski tinggal di tengah hutan, Andrew dan Enzo juga tetap bersekolah. Ayahnya, menyiapkan semua fasilitas yang dapat menunjang pendidikan anaknya. Misalnya, koneksi internet yang diperlukan untuk sekolah online dan berbagai hal lainnnya.
Dilihat dari fakta tersebut membuktikan bahwa ayah dua anak tersebut sangat memedulikan pendidikan kedua anaknya. Dibarengi dengan pengetahuan tentang alam yang ia berikan kepada kedua ankanya tersebut.
Seperti yang dimuat di video TikTok @duniaviral_ pada Sabtu (21/5/2022) Andrew menyebutkan “Dengan pelihara saja sudah salah, bagaimana dengan mengedukasi dengan cara seperti itu. Seharusnya kan sebagai pecinta satwa, mau membiarkan mereka (satwa liar) hidup di alam dan itu salah” dari penjelasan itu Andrew tidak setuju dengan beberpa aartis atau publik figur yang memelihara satwa bukan di alam terbuka karena menurutnya satwa liar tidak sepantasnya hidup di rumah.
Selain konten berada di tengah hutan dengan kesehariannya, terdapat pula konten ketika satu keluarga itu sedang berlibur ke pantai. “Liburan bersama keluarga! Ep 1” yang di upload pada kanal YouTube milik ayahnya, Chanee Kalaweit. Pada kanal YouTube milik Chanee Kalaweit sendiri ada banyak video tentang petualangannya, baik di Indonesia maupun Prancis. Ada juga video tentang bekatan, orang utan, bayi owa, dan satwa yang lainnya.
Dapat dilihat bahwa keluarga ini sangat konsen terhadap alam khususnya tentang satwa-satwa yang ada di Indonesia. Menjaga alam bukan hanya dengan membuang sampah di tempat sampah, namun juga membiarkan satwa-satwa hidup bebas di alamnya.
Mereka sama seperti kita, memerlukan kebebasan dan kenyaman untuk hidup di bumi. Tidak dapat dipungkiri kita memang hidup berdampingan dengan mereka bahkan kita mengamati bahagaimana mereka hidup di hutan untuk kita tiru cara bertahan hidupnya.
Faktanya hanya sedikit dari kita yang dapat memperlakukan mereka dengan baik. Contoh kecilnya adalah masih banyaknya kasus animal abuse yang bersliweran di sekitar kita. Jangan dulu konsen pada satwa liar, pada kucing atau anjingpun masih ada satu dua yang tidak dapat memperlakukan dengan baik.
Ketika Andrew Kalaweit dan keluarga memilih hidup di tengah hutan untuk menjaga satwa liar maka kita yang berada di kota maupun desa juga dapat menjaga hewan-hewan yang ada di sekitar dengan tidak menyakiti mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H