Mohon tunggu...
amalia
amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hampa

9 Februari 2024   22:12 Diperbarui: 9 Februari 2024   22:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

betapa hari demi hari berlalu 7 hari dalam seminggu terus berulang namun waktu yang berlalu takkan pernah terulang 

episode kehidupan yang penuh misteri kemarin adalah kenangan hari ini adalah kehidupan esok adalah impian cita yang entahlah akankah sesuai dengan harapan atau hanya kesemuan semata..

takdir telah tuhan tetapkan namun hidup kian hampa 

hampa bila tanpa ilmu, hampa tanpa ada dasar acuan 

hidup tanpa ilmu pengetahuan begitu hampa entah harus apa dan bagaimana menjalani hidup dalam dunia fana kejam dan penuh kepalsuan 

hampa tanpa akan rasa tahu mana kebenaran mana kemunafikan mana kebohongan dan kebencian rupa - rupa manusia yang tuhan ciptakan di muka bumi ini agar manusia saling mengenal perbedaan satu sama lainnya 

hampa 

dan terus hampa 

haus akan pengetahuan dan semakin hampa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun