Pronojiwo, Jawa Timur -- Dibalik kelezatan keripik salak dan segarnya minuman sari buah produksi UMKM Winna Sari, tersimpan kisah inspiratif tentang upaya memberdayakan potensi lokal. Bermula dari melimpahnya buah salak di Dusun Mulyoarjo, Desa Pronojiwo yang menggerakkan Pak Winarno sebagai pendiri UMKM, melihat adanya peluang besar untuk mengolah buah tersebut menjadi produk yang lebih bernilai.
"Awalnya, saya hanya ingin memanfaatkan buah salak yang melimpah di sekitar rumah. Saya coba-coba membuat keripik salak dan ternyata hasilnya sangat memuaskan. Dari sanalah, ide untuk mengembangkan usaha ini semakin kuat," ungkap Pak Winarno.
Proses produksi keripik salak dan minuman sari buah di UMKM Winna Sari dilakukan secara semi modern dengan memperhatikan aspek kebersihan dan kualitas. Untuk keripik salak, buah salak yang segar dipilih, kemudian dikupas, diiris tipis, lalu dibekukan sebelum dilakukan penggorengan dengan minyak berkualitas. Sedangkan minuman sari buah, buah salak pertama dilakukan penghalusan, penyaringan, dan kemudian dikemas dalam gelas plastik.
"Kami menggunakan resep turun-temurun yang sudah terbukti menghasilkan rasa yang khas. Selain itu, kami juga selalu menjaga kebersihan dalam setiap tahap produksi agar produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi," tambah Pak Winarno.
Meskipun telah meraih kesuksesan, UMKM Winna Sari tidak luput dari berbagai tantangan. Mulai dari keterbatasan modal, persaingan pasar, hingga fluktuasi harga bahan baku. Namun, Pak Winarno tidak pernah menyerah. Ia terus berinovasi dan mencari solusi untuk mengatasi setiap kendala yang dihadapi.
"Salah satu cara yang kami lakukan untuk mengatasi tantangan adalah dengan menjalin kerjasama dengan kelompok tani setempat. Dengan begitu, kami bisa mendapatkan pasokan buah salak yang stabil dengan harga yang terjangkau," jelasnya.
Keberadaan UMKM Winna Sari tidak hanya memberikan manfaat bagi Pak Winarno dan keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. UMKM ini telah membuka lapangan kerja bagi warga desa, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mempromosikan potensi wisata desa.
"Ke depan, saya ingin mengembangkan UMKM Winna Sari menjadi lebih besar lagi. Saya ingin produk kami bisa dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi oleh-oleh khas Pronojiwo". ujar Pak Winarno penuh semangat.
Dari harapan akan pengembangan UMKM Winna Sari yang dikatakan oleh Pak Winarno tersebut, kemudian KKN UMD UNEJ Kelompok 292 melakukan pendampingan terkait dengan pemasaran produk. Digital branding merupakan sebuah upaya dalam melakukan pemasaran dengan menempatkan sebuah produk dalam pasar online dengan basis digital. Digital branding perlu dilakukan, sebab adanya globalisasi yang menekan tiap sektor kehidupan untuk selalu beradptasi terkait dengan perubahan yang saat ini mengarah pada digitalisai. Selain itu juga untuk mempertahankan eksistensi sebuah produk dalam persiangan di pasar persaingan.