Seperti kisah awal mula pagebluk covid-19 dua tahun lalu, ketika Indonesia sudah tahu bahwa coronavirus itu merebak didaratan Cina lalu kenegara-negara lain dan Indonesia masih bebas tertular, meskipun Pemerintah sudah siap-siap menjaga, namun tidak dinyana meledak dan menjadi salah satu negara penderitanya paling besar. Baru Pemerintah sampaipun Presidennya dilibatkan yang memerlukan berbagait Teknik/cara pencegahan dan pengobatannya.Â
Sampai dengan sekarang, sudah lebih dari  156.325 orang meninggal karenanya. Termasuk puluhan dokter spesialis/umum serta puluhan tenaga-kesehatan lainnya.
Belum lagi pagebluk (pandemi) itu benar-benar reda, kini bahaya pagebluk baru muncul: hepatitis misterius. WHO (World Health Organization) sudah memperingatkan 'bahaya' Â penyakit baru itu, seperti dulu ketika mengingatkan menyebarnya covid-19.Â
Dimulai ketahuan di Inggeris yang menyerang anak-anak dan beberapa anak meninggal, dan dalam satu-dua bulan sudah terjadi 228 kasus di 20 negara.Â
Entah dari mana asal atau penyebabnya, 3 anak-anak Indonesia terserang heaptitits misterius itu dan meninggal. Namun, ini menurut laporan resmi dari Dinas-dinas Kesehatan dari  Provinsi-provinsi kita, tidak terlihat ada penularan pandemi baru itu.
Mudah-mudahan laporan itu benar dan akurat. Jangan sampai terjadi 'kebobolan' seperti ketika covid-19 menjelang merebak dinegara kita. Sebab selain terbanyak anak-anak, tetapi juga sangat berbahaya dan mematikan. Mungkin "ganasnya" melebihi covid-19.
Dalam ikut "memerangi" covid-19, peranan media elektronika (TV dan Radio) mauun media-cetak yang ada, menunjukkan efektivitasnya guna memberikan tuntunan yang diberikan oleh Pemerintah pada publik untuk berjagadiri dalam kehidupan/pergaulan sehari-hari.Â
Meskipun juga banyak orang yang tidak mematuhinya atau tidak menganggap penting. Akibatnya, masih cukup banyak yang tertular, meskipun dibandingkan awal-awal pagebluk itu, angkanya menurun.
Menghadapi pandemi hepatitis ini gimana?
Kementerian Kesehatan harus bersiaga penuh dan belajar menjadi cerdas dari saat gelombang covid-19 melanda masyarakat. Dulu dan hingga kini.Â