Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harmoko, Sang Dalang

8 Juli 2021   16:48 Diperbarui: 8 Juli 2021   16:58 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pimpinan MPR-DPR membuat pernyataan mengimbau Presiden Soeharto mengundurkan diri di Gedung DPR (18 Mei 1998). (KOMPAS/Johnny TG).

Ketika menjadi  Menteri Penerangan era pemerinrtahan Presiden Suharto, dia pun tidak melupakan kawan-kawan seperjuangannya  dalam dunia pers dan PWI, terutama ketika melawan kekuatan media massa PKI dan organisasi-organisasi pendukungnya. 

Beberapa kali saya "didorong dan hati dibesarkan" olehnya, ketika dua kali saya dipanggil oleh Kejaksaan Agung waktu itu dan diinterogasi oleh seoang Jaksa muda lulusan Fakultas Hukum dan pengikut organisasi Corps Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) yang dibawah PKI karena tulisan-tulisan di 'Sketsmasa' yang mengritik PKI dam komunisme didunia, kemudian juga ketika saya didemo dengan mengepung kantor saya oleh para anggota PKI di Surabaya, disusul dengan tuduhan melalui mingguan pro-PKI "Jalan Rakyat" yang menuduh saya sebagai "agen CIA". 

Mungkin peristiwa-peristiwa melalui pers itulah dia memilih saya sebagai salah seorang dari 7 wartawan Indonesia penerima "Penegak Pers Pancasila dalam melawan G30S/PKI" (September 1989) oleh PP PWI dan Dewan Pers. Sewaktu menjadi Menpen itu pula, Harmoko menunjuk saya sebagai satu-satu wartawan senior dari media massa swasta (Harian 'Sinar Harapan' Jakarta) bersama dua wartawan muda dari media massa Pemerintah dan dua pejabat Departemen Penerangan memenuhi undangan pemerintah Korea Utara lewat Moskwa (1985) selama hampir sebulan..

Harmoko telah tiada. Saya menganggap, almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakrta, sudah sepatutnya. Adalah seharusnya, mereka yang wafat untuk diingat  jasa dan tingkah lakunya yang baik-baik saja.

 Namun saya menambahi tentang sikapnya yang keras, yakni ketika didesas-desuskan kurang baik karena kebiasaan setiap memberi press-release selalu memberi awalan "Menurut petunjuk Bapak Presiden..." Kritik kepadanya itu dalam pertemuan kekeluargaan dengannya pernah saya sampaikan.. Jawabnya: " Ah, biar saja...!"  Baru ketika dia dipilih menjadi Ketua MPRS-RI, saya tidak pernah berjumpa lagi dengannya sampai "Selamat Jalan" kawanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun