Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berbahaya Bila Sampai Menginfeksi Satwa

16 Januari 2021   14:51 Diperbarui: 16 Januari 2021   15:34 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika diberitakan sepasang gorilla asal Afrika yang dipelihara di Kebun Binatang San Diego (AS) positif terinfeksi covid-19, banyak orang yang berpendapat : tak soal, karena kan hanya satwa. 

Meskipun gorilla menurut undang-undang negaranya maupun ketentuan internasional sangat dilindungi karena mendekati kepunahannya. Ada yang berpendapat, mengapa jenis kera besar itu bisa terinfeksi covid-19? Apakah ada hubungan gen antara manusia dengan gorilla? 

Apakah teori Charles Darwin yang menghubungkan asal mula manusia dari jenis kera besar ternyata benar adanya? Jadi kira-kira ada hubungan gen? Sedangkan dari sudut agama, teori itu ditolak keras dan dinyatakan, bahwa kita semua adalah keturunan Adam dan Hawa?

     Apapun kaitan ilmiahnya atau segi keyakinan yang menolaknya mengenai ada atau tidaknya "hubungan" gen itu, kalaulah kita arahkan dari tinjauan penalaran tentang beberapa kemungkinan terhadap  kasus terinfeksinya para gorilla oleh covid-19 itu, maka kiranya kita perlu prihatin kalaulah kasus demikian dibiarkan berkelanjutan yang bisa saja membahayakan jiwa manusia. 

Sebab, beberapa waktu lalu, juga diisukan ada binatang lainnya, kalau tak salah anjing atau kucing, yang diperkirakan tertular virus itu. Tetapi kemudian dianggap sepi saja. Mungkin dianggap berita hoax alias palsu atau lelucon.

     Cobalah kita reka-reka atau perkirakan, seumpama terdapat suatu rangkaian mata rantai penularan virus tersebut dari mahluk manusia ke mahluk satwa dan atau sebaliknya. 

Kalau menelisik perkiraan asal mula covid-19 yang muncul di kota Wuhan provinsi Hebei, Tiongkok, virus itu muncul karena orang-orang setempat memakan satwa yang bukan lazimnya. Yaitu antara lain kelelawar dan binatang liar lainnya. 

Dari orang-orang yang memakan itulah kemudian muncul virus itu. Berarti, virus itu berasal dari satwa liar memasuki tubuh manusia dan menjadilah virus yang mengendon di tubuh manusia. 

Dari manusia ke manusia virus itu menular, sehingga rakyat semua negara di dunia ini tertular. Selama tahun 2020 lalu, tercatat 1,8 juta orang meninggal, 83 juta kasusnya dan beruntung 20 juta sembuh.

     Ternyata sekarang virus itu juga dari satwa kembali ke satwa lewat manusia. Berarti dari satwa ke manusia dan sebaliknya. Lalu, di mana bahayanya?

     Kalaulah begitu mudah peralihan atau penularan virus itu, dengan sendirinya binatang peliharaan, seperti anjing, kucing, burung dan binatang untuk konsumsi seperti sapi, kerbau, kambing sampaipun ayam akan mudah tertular. 

Semua binatang itu dekat dengan manusia. Malahan dibutuhkan oleh mnusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, otomatis juga akan mudah menular pada manusia.

     Entah, apakah akan sedemikian hebatnya terjadi penularan? Terutama sekali binatang seperti sapi, kerbau, kambing dan ayam yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat? Jenis-jenis binatang itu yang menjadi bahan konsumsi sehari-hari dan yang tidak mungkin dihindari. 

Kalau sudah mengkonsumsi binatang-binatang tersebut yang tertular covid-19, maka tinggal daya tubuh melawan virus itu, ataukah nasib saja yang menentukannya. 

Kalau seumpama sampai terjadi penyebaran virusnya lewat manusia-satwa-manusia dan kasusnya menimpa bahan makanan masyarakat, kiranya sangat rumit untuk bisa memberantasnya.  Karenanya, para ahli hendaknya juga meneliti mengenai kemungkinan bahaya perpindahan virus dari satwa ke manusia dan sebaliknya itu.

     Mungkin salah satu harapan pada saat ini terletak pada sejauh mana daya tubuh (antibodi) seseoang untuk mencegah tertular covid-19. Jadi, kalau Pemerintah mengharuskan rakyat kita untuk divaksinasi dengan obat-obatan vaksinasi, adalah salah satu cara ampuh dan salah satu harapan agar diri kita punya daya tahan untuk tidak tertular. Vaksin itu bukan obat anti-covid-19. 

Tetapi obat membuat daya tahan tubuh mampu menolak penularan covid-19.  Bagi kita yang bukan ahli dalam penelitian virus dan pengobatan akibat virus penyakit, hasil penelitian mereka sangat diharapkan. Aman atau tidaknya hewan-hewan peliharaan dan konsumi kita. 

Atau, bagaimana menghindarkannya. Ataukah penularan virus itu hanya bisa terjadi pada gorilla atau jenis kera lainnya? Atau menunggu hasil penelitian tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sejak 13 Januari  lalu dibolehkan pemerintah RRT meneliti tentang asal mula dan penyebab munculnya covid-19 di Wuhan, yang ,mungkin sekaligus dapat memecahkan misteri perpindahan atau penularan virus itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun