Perkara memakai masker penutup mulut-hidung kalau yang ingat saja. Saling berdesakan, menyanyi-nyanyi, berteriak-teriak sebagai kelengkapan prosesi yang sama sekali berlawanan dengan ketentuan protokol-kesehatan. Tidak perlu digubris perintah Presiden, ancaman Mendagri maupun ketentuan KPU: harus menetapi protokol-kesehatan demi kepentingan masyarakat.
Masyarakat yang menyaksikan dan merenungkan tindakan "berpesta demokrasi" gaya seperti itu cuma bertanya:
1. Masih jadi calon kepala daerah/wakilnya sudah tidak menetapi disiplin. Bagaimana mereka (seumpama terpilih/jadi kepala daerah) Â bisa mengatur orang lain dan rakyatnya agar berdisiplin demi kesejahteraan rakyatnya?
2. Gaya unjuk kekuatan sewaktu mendaftar sebagai bagian dari kampanye politik itu prinsipnya cuma satu:menang! Tak peduli, akibat tidak menjalankan protokol tersebut, pengikutnya dan masyarakat sekitar tertular covid-19 dan berakibat kematian! 4. Akan banyak pertanyaan lagi yang sifatnya meragukan Pilkada itu bertujuan "mencari pemimpin yang terbaik".
Jawaban berbagai pertanyaan itu tergantung dari mentalitas pimpinan Parpol yang memilih calon-calonnya. Memang tidak bisa dibantah, dalam alam demokrasi, partai politiklah yang berkuasa!
Ikut berduka cita atas wafatnya Bpk. Dr Jakob Oetama. Seorang lagi rekan PWI Pusat menghadap Tuhan YME, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan hati. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H