Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ramalan Mencla-mencle

22 Juni 2020   12:01 Diperbarui: 22 Juni 2020   12:46 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Akun Youtube BMKG

Sebab, apabila nontoin ramalan-cuaca di TV luar negeri, penyiarnya mampu menguraikan gerakan angin diberbagai benua sehingga kemungkinan muncul hujan, angin kencang, badai dan lain-lain. 

Sayang, penyiar di TV kita meskipun berpakaian keren, tetapi tak dilengkapi kemampuan menjelaskan fenomena cuaca demikian. Apalagi ada gambaran berlatarbelakang peta negara kita.

Kalaulah mencla-mencle itu akibat salah kutip atau salah penyiarannya, hendaknya redaksi bersangkutan mengingat etika, bahwa dalam pemberitaan, fakta jangan dimanipulasi demi terbawa persaingan antar media. Gaya penyiarannya boleh berbeda, tapi faktanya tetap sama! Kalau perlu keluar biaya awal untuk dekorasi/background. Itulah peran dan konsekuensi perusahaan media massa      

BMKG juga perlu "meluaskan diri". Cobalah perhatikan siaran-siaran ramalan cuaca di TV-TV luar negeri (Asia/Eropa: Al.Jazeera, CNA, CNN International, Euronews, France24, DWTV dan lain-lain). 

Untuk menyiarkan ramalan cuaca di Asia saja, seperti India, Tiongkok, Malaysia, bukan hanya menuliskan ibukotanya, tetapi kota-kota besar lainnya. Indonesia cuma Jakarta dan masuk kelompok benua Australia yang kota-kota besarnya lengkap diramal cuacanya. 

Orang-orang luar negeri yang belum pernah ke Indonesia tentu berasumsi, kotanya yang besar cuma Jakarta dan tentunya negara ini masuk "negara terbelakang"! Bayangkan, kota Dili (ibukota Timor Leste) disebutkan. Tidak ada nama kota Medan, Palembang, Pontianak, Banjarmasin, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan lain-lain. 

Jadi, entah bagaimana caranya BMKG atau Kementerian yang membawahinya berkemampuan berusaha untuk "mengenalkan & berpromosi" guna mengubah sudut pandang lembaga semacam BMKG-nya atau stasiun tv di luar negeri itu. Baru kita bisa bangga dan ngomong "Indonesia Maju"!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun