Encum, seorang anak perempuan yang suka mengoleksi barang-barang antik, sedang berjalan-jalan di pasar loak pada suatu sore dengan cuaca yang mendung. Ia sering mendapatkan harta karun tersembunyi di pasar loak. Saat berjalan menyusuri gang-gang sempit  yang dikelilingi kios-kios, ia tertuju pada sebuah toko kuno yang menjual banyak barang antik, seketika matanya langsung menatap takam mengarah ke sebuah cermin tua dengan bingkai berukir yang rumit.
Penjualnya, seorang kakek tua dengan senyum misterius, mengatakan bahwa cermin tersebut berasal dari abad ke-20 dan memiliki sejarah panjang dan unik. Encum, tertarik oleh cermin dan cerita dibaliknya. Lalu tanpa banyak kata ia langsung membelinya dan membawa pulang.
Tapi ada yang aneh.
Sesamlainya di rumah, Encum langsung meletakkan cermin itu di ruang kamarnya. Sejak hari itu, hal-hal aneh mulai terjadi.
Setiap kali Encum berdiri di depan cermin, ia merasa ada sesuatu yang mengawasinya dari balik pantulan. Suara-suara aneh, seperti bisikan-bisikan yang tidak jelas asalnya, mulai terdengar di kamarnya terlebih pada malam hari.
Suatu ketika ditengah malam, saat sedang tertidur, Encum terbangun oleh suara ketukan keras. Lalu Ia langsung menoleh ke arah cermin dan melihat bayangan samar seorang wanita berdiri di dalam cermin.
Wanita itu mengenakan gaun merah kuno, dengan wajah pucat dan mata kosong yang menatap lurus ke arah Encum.
Seketika tubuh Encum membeku oleh rasa takut yang luar biasa.
 Rahasia dibaliknya.
Pagi harinya yang cerah, encum langsung mencari tahu lebih lanjut tentang cermin itu.
 Ia menemukan informasi bahwa cermin tersebut pernah dimiliki oleh seorang wanita bernama Irrishbela yang tewas secara tragis pada malam pernikahannya.
Cerit menyebut bahwa arwah Irrishbela terperangkap di dalam cermin, mencari cara untuk membalas dendam kepada siapa pun yang memiliki cermin tersebut.
Encum, wanita yang tidak percaya pada hal-hal supranatural, mencoba mengabaikan cerita tersebut. Namun, semakin ia mencoba untuk melupakan, semakin sering ia melihat bayangan Irrishbela di cermin itu. Rasa takut mulai menguasai dirinya.
Memanggil arwah.
Suatu malam yang mencekam,hati yang penuh ketakutan dan rasa penasaran, Encum memutuskan untuk mencoba memanggil arwah Irrishbela.
Ia menyalakan lilin lalu duduk tepat di depan cermin, memanggil nama Irrishbella dengan  suara gemetar.
Tiba-tiba, semua lilin padam dengan sendirinya, dan udara di sekelilingnya menjadi dingin. Jendela terbuka, tiupan angin kencang.
Bayangan Irrishbela pun muncul kembali di cermin, kali ini lebih jelas. Dengan suara lembut namun menyeramkan, arwah Irrishbella mulai berbicara.
Ia menceritakan bagaimana ia dikhianati dan dibunuh oleh sang suami pada malam pertama pernikahannya. Arwahnya terjebak di dalam cermin, tidak bisa pergi ke dunia lain karena rasa dendam yang mendalam.
Pembebasan
Encumnmerasa kasihan pada arwah Irrishbela dan berjanji untuk membantunya menemukan kedamaian.
Ia mulai menyelidiki lebih lanjut tentang sejarah Irrishbela untuk menemukan keturunan dari suami Irrishbela yang masih hidup.
 Encum menghubungi mereka dan menceritakan semuanya.
Dengan bantuan seorang pendeta, Encum dan keluarga keturunan suami Irrishbela melakukan sebuah ritual pemurnian untuk membebaskan arwah Irrishbela.
Mereka membawa cermin ke gereja tua dan melakukan upacara pemurnian. Bayangan Irrishbella muncul untuk terakhir kalinya, tersenyum dengan penuh rasa terima kasih sebelum menghilang dalam cahaya terang.
Setelah kejadian itu, cermin tersebut tidak lagi menunjukkan tanda-tanda keanehan.
Encum mulai merasa lega dan kembali meletakkannya di kamar sebagai kenang-kenangan. Ia tahu bahwa ia telah membantu arwah yang tersiksa menemukan kedamaian, dan dari pengalaman itu, ia belajar bahwa tidak semua cerita supranatural hanya sekadar mitos. Kadang, ada kebenaran di balik legenda yang menyeramkan***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H