Pada parasmu menawan
Memecah retak temu petualang
Hingga janji sejalan
Menegak bahtera setia membentang
Derunya tanya mengenang sukma
Tak pupus mengukir dari rahim sucimu
Darah manis kekasih surga
Untuk enam permatamu
Kelopak tipis senggukan berirama
Pecah mengalir bersuara
Deru deras
Memanas
Paras ayumu lunglai terkulai
Dan layu anak darahmu
Menanti senyum kemarin itu
Biar tegar jiwa ini
Bangunlah. . .
Beranjaklah dari kelammu
Iya...Bunda, biar kilau permata darahmu
Melepas deru deras kian basah
Mari Bunda, hitam kita hanyutkan berlalu
Deru deras hempas memandu
Menggumpal dendam, mengutuk diri
Surga kita adalah tawa bukan petaka
Surga kita ada menanti
Pada baris wajah permata
Membelai harap, Bunda
Dunia kita luas, bukan disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H