Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ujung Peron "Rawan Terperosok" di Stasiun Jatinegara

27 Oktober 2015   11:24 Diperbarui: 27 Oktober 2015   11:26 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujung peron 4-5 Stasiun Jatinegara yang rawan terperosok. (Foto : Amad S)

Setiap pagi dari rumah berangkat kerja ke Depok, saya selalu naik KRL Commuter Line dari Stasiun Gang Sentiong. Dari Stasiun Gang Sentiong saya naik KRL arah Jatinegara terlebih dahulu, untuk selanjutnya sambung lagi naik KRL ke Manggarai dan lanjut Manggarai -Depok.

Tadi pagi, kebetulan KRL yang saya naiki masuk jalur 4 karena di jalur 5 Stasiun Jatinegara sudah terisi KRL untuk pemberangkatan Bogor melalui Pasarsenen. Pada saat bersamaan KRL dari Bekasi tujuan Jakarta Kota juga masuk di jalur 2.

Begitu pintu masing-masing KRL terbuka, penumpang yang dari KRL di jalur 4 maupun di jalur 2 turun untuk transit. Penumpang dari arah Bekasi berbondong-bondong berpindah untuk naik KRL di jalur 5 yang akan diberangkatkan terlebih dahulu. Tak ayal jalan masuk peron jalur 4-5 yang terletak di ujung timur sesak dengan penumpang yang sama-sama transit.

Saya yang sama-sama turun untuk transit lebih baik mengalah dan memberi kesempatan penumpang dari arah Bekasi yang mengejar waktu agar bisa naik KRL di jalur 5 yang akan segera diberangkatkan. Beruntung masinis masih memberi waktu beberapa menit sebelum pintu ditutup kembali. Sebagian berhasil naik ke KRL di jalur 5 melalui kereta wanita paling belakang dan sisanya harus menunggu pemberangkatan berikutnya.

Saat bersamaan, penumpang dari dua arah harus ada yang mengalah bergantian turun/naik. (Foto : Amad S)

Sebagai stasiun transit, saya miris melihat ujung peron 4-5 arah timur yang menyempit sehingga untuk naik maupun turun harus satu persatu/ bergantian. Ujung peron ini juga sangat berbahaya karena tak ada besi/pagar railing untuk mencegah penumpang jatuh terperosok ke saluran air/rel. Anak tangga naik peron juga tak selebar peron sehingga bagi penumpang yang akan turun/naik harus berhati-hati. Ujung peron ini bisa rawan penumpang terjatuh.

Area passenger crossing sisi timur yang hanya tersambung antara peron jalur 2-3 dengan peron jalur 4-5. (Foto : Amad S)

Selain itu, area passenger crossing dari ujung timur peron 4-5 hanya tersambung sampai peron jalur 2-3. Kondisi ini merepotkan penumpang yang akan transit untuk naik KRL tujuan Bekasi di jalur 1 maupun yang akan keluar stasiun. Demikian juga penumpang yang turun dari KRL di jalur 2 dan akan transit menuju KRL di jalur 4-5 banyak yang sampai meloncat turun rel jalur 2 untuk menuju peron jalur 4-5. Persoalan ini sebenarnya bisa teratasi bila area passenger crossing di ujung timur disambungkan ke peron jalur 1-2. Dan ujung peron 4-5 yang rawan orang terperosok dipasang besi pagar pengaman.

Bagi sobat Clicker maupun pengguna KRL yang transit di Stasiun Jatinegara ini, kita saling mengingatkan untuk tetap hati-hati. Apalagi stasiun ini termasuk padat lalulintas kereta apinya karena pertemuan jalur dari arah Bekasi dengan jalur arah Manggarai, jalur arah Pasarsenen dan jalur keluar-masuk lokomotif dari Dipo Lokomotif Jatinegara. Mari budayakan keselamatan berkereta api!

Salam Clicker!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun