Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asiknya Menikmati Visit Tol Cipali

6 Juli 2015   17:42 Diperbarui: 6 Juli 2015   18:26 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan yang mengasikkan melalui Tol Cipali. Dengan kondisi jalan tol yang mulus dan mayoritas datar, waktu tempuh pun bisa lebih cepat. Untuk mudik tahun ini tentu sangat mengasikkan.

 Peserta berkumpul di Gedung Kementerian PU & PR. (Dok. Amad S)

Sabtu pagi (4/7/2015), saya bersama Tim Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PU &PR), para blogger yang tergabung dalam Kompasiana mengadakan acara kunjungan (visit) meninjau langsung jalan tol Cipali (Cikopo-Palimanan). Tentu ini merupakan momen istimewa bagi saya dan para Kompasianer yang terpilih untuk ikut serta.

Dari Kantor Kementerian PU & PR, dua bus sedang telah siap mengantarkan rombongan. Setelah registrasi ulang dan pengarahan dari Panitia, para Kompasianer disambut oleh Ibu Lisniarni Munthe, ST, MSc. (Head of Documentation and Publication Division Kementerian PU & PR).

Ibu Lisniarni Munthe, ST, MSc. (Head of Documentation and Publication Division Kementerian PU & PR). (Dok. Amad S)

“Kami kumpulkan di sini karena kami ingin memperkenalkan gedung utama Kementerian PU & PR ini. Kami boleh bangga karena gedung baru ini mendapat penghargaan nomor dua sebagai Gedung berkonsep Green Building. Dari sini kita berangkat dan nanti kita bersama melihat secara jelas keadaan Tol Cipali,” sambut Ibu Lis yang juga Pemimpin Redaksi Majalah KIPRAH (Media Internal Kementerian PU & PR).

Tepat pukul 7.27, dua bus peserta dan iring-iringan mobil dari Panitia dengan pengawalan mobil Patwal dari Satlantas Polresmetro Jakarta Pusat meluncur berangkat, melalui jalan Patimura-Jalan Sudirman-Jalan Gatot Subroto dan masuk pintu tol Semanggi.

Perjalanan yang menyenangkan karena pagi itu lalulintas begitu lancar. Saya yang duduk di belakang sopir bus B beruntung bisa mengabadikan dengan leluasan memotret kondisi jalan dan lalulintas dari berangkat hingga balik lagi ke Jakarta. Tanpa sadar, lebih dari 1000 jepretan foto perjalanan dan aktivitas selama acara berlangsung. Wow… dokumentasi terbanyak yang pernah saya lakukan dalam peliputan.

Selama perjalanan meskipun dalam kondisi puasa Ramadhan, namun semangat peserta tetap membara. Panitia pun membagikan hadiah bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan tentang Tol Cipali yang selama seharian dijelajahi. Souvenir Mug, Voucher senilai Rp 100 ribu dari Kompasiana dan Bantal Leher, Selimut Api, Koper dan buku-buku dari Kementerian PU & PR, itulah hadiahnya.

Tak terasa sekitar 1.5 jam perjalanan, rombongan sudah sampai di Gerbang Tol Cikopo yang menjadi titik awal penjelajahan. Rombongan pun berkesempatan turun dari bus untuk mengabadikan kesibukan di Gerbang Tol Cikopo. Di sini, rombongan disambut perwakilan dari manajemen operator Tol Cipali yaitu Bapak Wisnu Dewanto selaku Corporate Affair PT Lintas Marga Sedaya (LMS).

Bapak Wisnu Dewanto selaku Corporate Affair PT LMS. (Dok. Amad S)

“Jadi di Gerbang Tol Cikopo ini kita join operasi antara PT Lintas Marga Sedayu dengan PT Jasa Marga melayani dua transaksi. Kita memungut tarif tol dari ruas-ruas Tol yang dioperasikan Jasa Marga dan memberikan Kartu atau Tiket untuk masuk Tol Cipali. Sebaliknya dari Palimanan, kita memungut tarif Tol yang kita operasikan dan memberikan kartu/Tiket untuk masuk ruas Tol yang dioperasikan Jasa Marga,” jelas Pak Wisnu.

 

Gerbang Tol Cikopo melayani dua transaksi yaitu pembayaran tol dan pengambilan Kartu Tol untuk meneruskan perjalanan berikutnya. Jadi ketika Anda membayar tol, Petugas juga akan memberikan Kartu Tol untuk masuk ruas tol berikutnya.

 

Jelajah Cikopo-Palimanan

Sekitar 15 menit di Gerbang Tol Cikopo, tepatnya pukul 09.16, rombongan memulai penjelajahan menyusuri jalan tol Cipali. Tol Cipali dibangun dengan biaya investasi sekitar Rp. 12,5 Triliun oleh Badan Usaha Jalan Tol PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dengan pemegang saham Plus Expressways International Berhad (55%) dengan PT Bhaskara Utama Sedaya (45%). Tol Cipali sepanjang 116,75 kilometer ini telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juni 2015 dan PT LMS diberikan konsesi untuk mengoperasikannya.

Menurut keterangan dari Bapak Latif dari PT LMS yang ikut mendampingi rombongan Bus B, jalan tol Cipali ini setiap harinya sudah dilintasi sekitar 30 ribu kendaraan. Diperkirakan pada masa Angkutan Lebaran 2015 akan dilintasi sampai 70-80 ribu kendaraan.

“Gardu Tol Cikopo dilengkapi 6 gardu. Masing-masing Gardu siap melayani 250 kendaraan perjam atau 14 detik perkendaraan. Untuk Lebaran, kita tambah jadi 20 Gardu,” kata Pak Latif.

Lima belas menit melaju dari Cikopo, tibalah rombongan di TI (Tempat Istirahat) atau Rest Area Tipe B pertama. TI yang berada di Km 86 A ini kondisinya masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Perlu diketahui, TI ini hanya tipe B (kecil) sehingga fasilitas yang tersedia hanya Musholla, Kantin, Toilet dan area parkir mobil besar dan mobil kecil yang terbatas. Tak ada SPBU untuk pengisian bahan bakar minyak (BBM).

Kondisi TI/Rest Area Tipe B Km.86 A masih dalam proses pembangunan. (Dok. Amad S)

Begitu diberikan kesempatan sekitar 10 menit berada di TI pertama, saya mencatat beberapa kondisi bangunan. Antara lain Toilet. Untuk Toilet Pria tersedia 6 Urinoir, 4 WC, 2 Kamar Mandi, 3 Wastafel, sedangkan untuk Toilet Wanita tersedia 8 WC, 1 Kamar Mandi, dan 5 Wastafel. Adapun untuk bangunan Kantin hanya tersedia 5 Outlet saja. Dengan kondisi Outlet yang masih terbatas, pengguna jalan Tol Cipali yang singgah sebaiknya menyiapkan bekal makanan-minuman yang cukup. Kondisi BBM kendaraan juga dicukupi dulu sebelum masuk Tol Cipali.

Sebelum melanjutkan kembali perjalanan, di TI pertama ini, rombongan disambut oleh Kepala Biro Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU & PR, Bapak Velix Wanggai. Meskipun baru 10 hari mendapat amanah tugas baru, namun profilnya sudah banyak dikenal karena pernah menjadi Staf Khusus pada pemerintahan Presiden SBY.

Kepala Biro Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU & PR, Bapak Velix Wanggai.(Dok. Amad S)

“Kami mendapat informasi bahwa Kompasiana sangat membantu Kementerian PU & PR. Puji syukur kita sudah ada di Tol Cipali. Pesan dari Bapak Menteri, kami dari Pemerintah khususnya Kementerian PU & PR dan berbagai pihak sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk kenyamanan bersama. Tapi yang tugas kedua adalah bagaimana perilaku dari masyarakat, pengendara atau pemakai jalan Tol Cipali ini, tentu sangat dibutuhkan sosialisasi dari seluruh komponen masyarakat, salahsatunya dari komunitas Kompasiana ,” sambut Bapak Velix.

Tak lama di TI Km 86A, pukul 09.50 rombongan pun meneruskan perjalanan kembali untuk menuju TIP (Tempat Istirahat & Pelayanan) atau Rest Area Tipe A yang berada di Km.102. Meski masuk ke area TIP, namun rombongan hanya mengamati kondisi Rest Area dari dalam kendaraan. Sebagai TIP, inilah Rest Area yang paling besar dan kondisinya sudah siap untuk melayani para pengendara yang singgah. Ada fasilitas Masjid, Kantin yang luas, Toilet yang memadai, area parkir yang banyak dan di sinilah SPBU (Stasiun Pengisian BBM umum) pertama yang bisa djumpai. Artinya dari masuk Tol Cikopo sampai TIP Km 102, berjarak 30 km baru terdapat SPBU.

 

Memasuki Rest Area Km.102. (Dok. Amad S)

Sebagai informasi, dari Tol Cikopo ada 4 titik untuk transit beristirahat (Rest Area).

Yaitu TI Km 86A (Tak tersedia SPBU), TIP Km. 102 (Tersedia SPBU), TI Km. 130A (Tak tersedia SPBU), dan TIP Km.166 (Tersedia SPBU).

Sebaliknya, dari Tol Palimanan ada 4 titik untuk transit beristirahat (Rest Area).

Yaitu TIP Km.166 (Tersedia SPBU), TIP Km.130B (Tak tersedia SPBU), TIP Km.101 (Tersedia SPBU) dan TI Km 86B (Tak tersedia SPBU).

 

Dari TIP Km. 102, rombongan meluncur kembali. Titik kunjungan berikutnya yaitu Km. 123+200 yang terdapat Jembatan terpanjang di Tol Cipali. Jembatan ini adalah under bridge/UB yang membentang di atas Sungai Cipunegara dengan panjang bentang 300 meter. Dibangun 10 segmen dengan panjang per segmen 10 meter dan konstruksi beton. Sungai Cipunegara memiliki karakteristik sungai dengan pulau-pulau kecil yang tampak terlihat di musim kemarau dan tenggelam saat musim penghujan.

 Ada 99 jembatan yang dibangun di sepanjang Tol Cipali. Terdiri dari 29 Under Bridge (UB) dan 70 Over Bridge (OB). OB adalah jembatan yang membentang di atas jalan Tol.

 

Saat melintas di Km. 121 sampai dengan Km.122, kanan-kiri jalan tol terdapat perkebunan karet. Di siang hari, rimbunnya pohon bisa memberikan kesegaran mata memandang, namun di malam hari saat melintas sangat gelap serasa memasuki gua yang gulita.

 

Untuk melayani pengguna jalan Tol Cipali, operator menyiagakan jumlah PJR (Patroli Jalan Raya) sebanyak 8 unit, Mobil Patroli sebanyak 12 unit yang selalu mobile setiap 30 menit sekali, Derek Kecil Gendong (2 unit), Derek Kecil Angkat (6 unit), Derek Besar 25 Ton (1 unit), Derek Besar 10 Ton (3 unit), Ambulance (5 unit) dan 2 mobil Rescue.

 

Beberapa menit di Jembatan Cipunegara, titik kunjungan berikutnya ke Km. 161+600 yaitu Jembatan Cimanuk. Yang menarik di sekitar jembatan banyak masyarakat yang menambang pasir. Puluhan perahu kayu bermuatan pasir merapat di bibir sungai dan muatan langsung dinaikkan dengan mesin roller (pengerek) ke atas truk yang sudah menanti. Aktifitas penambangan pasir ini bisa membahayakan kondisi jembatan Tol Cipali bila area penambangan sudah merambah ke sekitar jembatan.

 

Aktifitas penambangan pasir di sekitar jembatan Cimanuk. (Dok. Amad S)

Batu Keramat

               

Laju bus rombongan pun melambat saat menapaki Km 161+600 s/d Km. 163. Bukan lantaran karena tanjakannya, namun di seberang kanan jalan terdapat sebuah batu raksasa yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Persis di samping batu keramat juga terdapat makam. Tanjakan ini awalnya memang sebuah bukit yang digempur atau dibelah agar bisa ditembus sebagai jalan tol. Jadi untuk menghormati kepercayaan masyarakat setempat, batu keramat dan makam tetap berada di posisi aslinya. Tidak digusur. Namun ini menjadi daya tarik keunikan yang terdapat di Tol Cipali. Hanya saja, saya sarankan untuk berdoa khusus untuk memohon keselamatan kepada Tuhan dan mendoakan arwah leluhur yang dimakamkan di dekat batu tersebut serta kulonuwun (permisi) saat melintasinya.

Jalanan yang masih mulus dan mayoritas datar, tak ada tanjakan terjal ataupun turunan curam seringkali membuat lena para pengendara yang melintasi Tol Cipali. Meskipun batas kecepatan kendaraan berkisar 60-80 km/jam dan 80-100 km/jam, namun pada kecepatan 100 km/jam masih terasa laju pelan. Sangat terasa pelan bila dibandingkan dengan kecepatan yang sama di ruas tol lain.

Menurut informasi dari petugas PJR dan pihak PT LMS, kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali dikarenakan faktor pengemudi yang melajukan kendaraan lebih dari 130 km/jam, faktor kelelahan maupun kondisi kendaraan yang kurang laik saat jalan. Jadi patuhi batas kecepatan dan berhati-hati serta jaga jarak aman. Pengemudi juga jangan memaksakan melajukan kendaraan tanpa henti. Gunakan Rest Area yang ada untuk beristirahat agar kondisi badan kembali bugar dan tidak mengantuk.

 

Sangat mudah menancap gas tapi sangat sulit untuk mengeremnya. Jalan Tol Cipali menurut para Driver serasa sangat smooth like butter, bisa memancing pengendara untuk tes kecepatan. Apalagi kecepatan 100 km/jam masih terasa pelan.

 

Persis pukul 12.00, bus rombongan tiba di Gerbang Tol Palimanan. Rombongan pun berkesempatan turun untuk mengabadikan kesibukan lalulintas di Gerbang Tol Palimanan. Selanjutnya, rombongan berputar arah dan masuk kembali Gerbang Tol Palimanan untuk merasakan jalur tol dari arah Palimanan sampai dengan Cikopo.

 

Ruas Tol Cipali terdiri dari 7 Gerbang Exit Toll. Yaitu: Exit Toll Cikopo (Km.76), Exit Toll Kalijati (Km.98), Exit Toll Subang (Km.109), Exit Toll Cikedung (Km. 139), Exit Toll Kertajati (Km. 158), Exit Toll Sumberjaya (K.167) dan Exit Toll Palimanan (Km.188).

 

Jadi bila dihitung perjalanan dari Cikopo sampai dengan Palimanan melalui Tol Cipali maupun sebaliknya dari Palimanan sampai dengan Cikopo, perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Tiga jam dengan batas kecepatan kisaran 80-100 km/jam dan transit beberapa menit di Rest Area. Padahal kalau melalui lintas jalur Pantura butuh waktu sampai 5 jam lebih.

Secara waktu, keberadaan Tol Cipali bisa mengefekifkan waktu sampai 2 jam lebih cepat. Kementerian PU & PR merilis, dengan beroperasinya Tol Cipali bisa mengurangi kepadatan Jalur Pantura sebanyak 40%.

Tentu dengan beroperasinya Tol Cipali ini sangat bermanfaat dan bisa menjadi pilihan bagi para pemudik yang akan mudik maupun balik menggunakan kendaraan roda empat. Selamat menikmati mudik via Tol Cipali dan selalu berhati-hati!

 

Jalan yang mulus bisa melenakan pengemudi. berhati-hatilah! (Dok. Amad S)

Tarif Tol Cikopo-Palimanan yang mulai diberlakukantanggal 26 Juni 2015 jam 00.00 WIB. Jarak Terjauh: Rp 96.000 (Golongan I); Rp.144.000 (Golongan II); Rp.192.000 (Golongan III); Rp. 240.000 (Golongan IV); dan Rp.288.500 (Golongan V).

Khusus dari tanggal 7-22 Juli 2015, diskon 25%.

Info Tol Cipali : 0260 – 7600 600

 

Berfoto bersama Bapak Velix Wanggai.

AMAD SUDARSIH

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun