“Ibu rumah tangga bisa beresiko tertular HIV dari suaminya. Apalagi kalau suaminya pernah jajan di luar dengan perempuan yang mengidap HIV/AIDS,” kata Christine Mester.
Christine pun berharap para istri untuk berani bicara. Bicara kepada suami untuk meminta suami terbuka dan jujur apakah pernah atau suka “jajan” di luar. Selain itu, istri juga harus berani untuk tes HIV demi mengetahui kondisi kesehatan reproduksinya.
Cara Mengetahui Status HIV
Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa kita kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Status terinfeksi HIV hanya dapat diketahui setelah mengikuti tes HIV yang disertai konseling.
Layanan test HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing). Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi HIV di dalam sampel darah. Tes HIV bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes HIV, akan dilakukan konseling untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dari perilaku selama ini dan bagaimana nantinya harus bersikap setelah mengetahui hasil tes HIV. Untuk tes cepat dapat juga digunakan tes usapan selaput lendir mulut (Oraquick).
Pengobatan untuk HIV dan AIDS
Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Hanya saja pengobatan ARV sebatas menekan laju perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga orang dengan infeksi HIV dapat kembali “sehat” atau ‘bebas gejala’. Namun virus HIV masih ada di dalam tubuhnya dan tetap bisa menularkan pada orang lain. Risiko penularan kepada pasangan melalui hubungan seksual dapat dicegah dengan penggunaan kondom.
Orang yang telah terinfeksi HIV tetap dapat memiliki keturunan dengan aman namun melalui program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT) agar penularan HIV dari ibu ke anak saat kehamilan, melahirkan dan menyusui dapat dikurangi sampai 0%. Calon orang tua dapat menekan risiko penularan pada anak dengan mengetahui status HIV sejak dini. Berkonsultasilah dengan dokter yang merawat.
Berinteraksi dengan ODHA
Anda tidak perlu menghindari orang yang telah terinfeksi HIV. Penularan HIV terjadi melalui cara-cara yang spesifik. Berinteraksi sosial dengan orang yang telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan penularan HIV. Jadikan interaksi dengan mereka sebagai pembuka/penambah wawasan bagi kita untuk menjaga diri, keluarga, saudara, teman, tetangga dan masyarakat agar saling mengingatkan dan menjauhi resiko penularan HIV. Juga menjadi penyemangat bagi mereka (ODHA) agar bisa sembuh dan ketegaran menjalani kehidupan.