Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memupus Mitos Seputar HIV/AIDS

26 Juni 2015   11:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Deputi Dukungan Umum KPAN, Budi Harnanto memberikan sambutan pada acara Blogger Bicara HIV di Jakarta, (12/6/2015). (Dok.Pribadi)

 

HIV/AIDS di Indonesia sudah menjadi persoalan besar, bahkan Indonesia menduduki urutan ketiga yang pertambahan kasus HIV/AIDS paling tinggi setelah China dan India.

 

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) belum lama ini mengadakan acara Blogger Gathering bertajuk ‘Blogger Bicara HIV’ di Jakarta, persisnya pada 12 Juni 2015. Hadir sebagai pembicara, Deputi Dukungan Umum KPAN Budi Harnanto, Christine Mester dari jaringan komunitas Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) dan Syaiful W. Harahap, Kompasianer yang juga aktifis/pemerhati Berita HIV/AIDS.

Dalam siaran persnya yang dibagikan kepada para Blogger yang sebagian anggota Kompasiana (Kompasianer), KPAN memaparkan tentang ikhwal HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), Cara Penularan, Cara Mengetahui Status HIV, Pengobatan, Mitos seputar HIV, serta kaitan antara Infeksi HIV dengan IMS (Infeksi Menular Seksual).

“Kami percaya dan mendorong keterlibatan aktif para Blogger dalam upaya penanggulangan AIDS di Indonesia dengan menyebarluaskan informasi yang benar tentang HIV dan AIDS sehingga dapat secara signifikan mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA atau Orang yang hidup dengan HIV/AIDS,” kata Budi.

 

HIV dan AIDS

Apa sich yang dimaksud dengan HIV dan AIDS itu? Masih banyak para Blogger dan juga masyarakat umum yang awam tentang HIV dan AIDS. Padahal HIV adalah virus. Virus ganas yang menyerang sel darah putih (limfosit) di dalam tubuh sehingga mengakibatkan turunnya kekebalan (imunitas) tubuh manusia. Orang yang terinfeksi virus HIV, secara fisik bisa saja terlihat sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Akan tetapi dirinya beresiko bisa menularkan virus HIV kepada orang lain melalui hubungan seks beresiko dan pemakaian bersama alat suntik dengan orang lain.

Adapun AIDS sudah merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. Menurunnya kekebalan tubuh, akan sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, Kandidiasis, berbagai radang pada kuloit, paru-paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.

Berdasar Laporan Kementerian Kesehatan RI Triwulan Tahun 2014 yang dikeluarkan Ditjen PP & PL, jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak 225.928 yang terdiri atas 160.138 HIV dan 65.790 AIDS dengan 11.801 kematian. Daerah dengan jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (34.641), Jawa Timur (20.761), Jawa Barat (13.938), Bali (10.188) dan Papua (7.365).

 

Mendobrak Mitos HIV

Masih menurut Laporan Kementerian Kesehatan RI Triwulan Tahun 2014, persentase kumulatif AIDS tertinggi pada umur 20-29 tahun (32,2%), 30-39 tahun (29,1%), 40-49 tahun (11,4%), 50-59 tahun (3,7%) dan 15-19 tahun (3,1%). Laki-laki menempati posisi kumulatif tertinggi 54%, perempuan 30% dan 16% tidak melaporkan jenis kelamin. Faktor risiko penularan terbanyak melalui heteroseksual (63,5%), penasun/pengguna narkoba suntik (12,8%), perinatal (2,7%) dan homoseksual (2,5%).

Ada beberapa mitos seputar HIV yang perlu kita bersama ketahui. Antara lain:

  1. HIV tidak menular di kolam renang.
  2. HIV tidak menular melalui batuk atau bersin.
  3. HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga lain.
  4. HIV tidak menular dengan berbagi alat makan bersama.
  5. HIV tidak menular karena berjabat tangan.
  6. HIV tidak menular karena berciuman.

 

Penularan HIV

Sosialisasi HIV. (Dok. Kemenkes RI)

 

Penularan HIV terjadi melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya. Termasuk dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.

Bisa juga melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).

“Ibu rumah tangga bisa beresiko tertular HIV dari suaminya. Apalagi kalau suaminya pernah jajan di luar dengan perempuan yang mengidap HIV/AIDS,” kata Christine Mester.

Christine pun berharap para istri untuk berani bicara. Bicara kepada suami untuk meminta suami terbuka dan jujur apakah pernah atau suka “jajan” di luar. Selain itu, istri juga harus berani untuk tes HIV demi mengetahui kondisi kesehatan reproduksinya.

Cara Mengetahui Status HIV

Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa kita kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Status terinfeksi HIV hanya dapat diketahui setelah mengikuti tes HIV yang disertai konseling.

Layanan test HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing). Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi HIV di dalam sampel darah.  Tes HIV bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes HIV, akan dilakukan konseling untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dari perilaku selama ini dan bagaimana nantinya harus bersikap setelah mengetahui hasil tes HIV. Untuk tes cepat dapat juga digunakan tes usapan selaput lendir mulut (Oraquick).

Pengobatan untuk HIV dan AIDS

Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Hanya saja pengobatan ARV sebatas menekan laju perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga orang dengan infeksi HIV dapat kembali “sehat” atau ‘bebas gejala’. Namun virus HIV masih ada di dalam tubuhnya dan tetap bisa menularkan pada orang lain. Risiko penularan kepada pasangan melalui hubungan seksual dapat dicegah dengan penggunaan kondom.

Orang yang telah terinfeksi HIV tetap dapat memiliki keturunan dengan aman namun melalui program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT) agar penularan HIV dari ibu ke anak saat kehamilan, melahirkan dan menyusui dapat dikurangi sampai 0%. Calon orang tua dapat menekan risiko penularan pada anak dengan mengetahui status HIV sejak dini. Berkonsultasilah dengan dokter yang merawat.

 

Berinteraksi dengan ODHA

Anda tidak perlu menghindari orang yang telah terinfeksi HIV. Penularan HIV terjadi melalui cara-cara yang spesifik. Berinteraksi sosial dengan orang yang telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan penularan HIV. Jadikan interaksi dengan mereka sebagai pembuka/penambah wawasan bagi kita untuk menjaga diri, keluarga, saudara, teman, tetangga dan masyarakat agar saling mengingatkan dan menjauhi resiko penularan HIV. Juga menjadi penyemangat bagi mereka (ODHA) agar bisa sembuh dan ketegaran menjalani kehidupan.

Ikuti Pernas AIDS V Makassar

HIV/ AIDS sudah menjadi endemi di Indonesia yang harus ditanggulangi melalui pencegahan dan pengobatan. Para pemangku kepentingan dari setiap tingkatan dan sektor (Pemerintah & Komunitas) untuk melakukan review bersama dan berbagi pengalaman atas situasi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia, serta berbagai upaya penanggulangan yang telah dilakukan dan tantangan ke depan.

Anda bisa ikut berpartisipasi dalam Pertemuan Nasional AIDS V (Pernas AIDS V) yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) di Makassar, Sulawesi Selatan pada 27-29 Oktober 2015 mendatang. Pernas AIDS membuka ruang bagi para pemangku kepentingan yang bergerak di bidang penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia untuk dapat saling berbagi pengetahuan dan pembelajaran terkait isu HIV dan AIDS yang sedang berkembang demi keselarasan dan percepatan program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia serta membuka peluang lahirnya kemitraan-kemitraan strategis antara pemerintah, perusahaan swasta dan organisasi masyarakat sipil.

Yuk, tunjukkan kalau kita peduli HIV/AIDS! Dan mari wujudkan Indonesia mencapai 3 Zeroes: New HIV Infections, Zero AIDS-related Deaths and Zero Stigma and Discrimination pada tahun 2030.

 

Referensi:

 

AMAD SUDARSIH

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun