Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ujian “SIM” Bagi Masinis Kereta Api

6 April 2015   18:33 Diperbarui: 4 April 2017   18:07 19783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resikonya berat bahkan nyawa menjadi taruhannya bila terjadi kecelakaan. Tak hanya nyawa, kelalaian menjalankan dinas bisa berujung pemecatan dengan tidak hormat, atau pilihan lain harus mengganti kerugian akibat kerusakan lokomotif.

[caption id="attachment_359374" align="aligncenter" width="300" caption="Pembukaan Pengujian ASP oleh Kasubdit Akreditasi Kelembagaan & Sertifikasi SDM Ditjen Perkeretaapian, Mulyahadi. (Dok.Pribadi)"][/caption]

Masinis merupakan profesi khusus di Perkeretaapian. Untuk bisa menjadi masinis, mereka harus mengikuti pendidikan dan pelatihan di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) milik PT KAI di Yogyakarta. Setelah lulus Diklat, tidak serta merta langsung menjadi Masinis namun harus mengawali dari Asisten Masinis. Namun selain telah mengikuti Diklat di internal PT KAI, Masinis maupun Asisten Masinis masih harus mengikuti pengujian Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan Sertifikat Kecakapan dan Smart Card (istilahnya Surat Ijin Mengemudi/SIM untuk menjalankan Lokomotif/ Kereta Rel Diesel/ Kereta Rel Listrik).

Untuk pengujian ASP, Masinis maupun Asisten Masinis harus mengikuti serangkaian ujian, meliputi: ujian teori, ujian praktik, wawancara dan termasuk tes kesehatan. Senin, (6/4/2015), saya berkesempatan untuk meliput pembukaan acara Pengujian Awak Sarana Perkeretaapian di Balai Pendidikan & Pelatihan Perkeretaapian “Sofyan Hadi” Bekasi. Sebanyak 519 orang (Masinis dan Asisten Masinis) termasuk masinis KRL yang mengikuti pengujian kali ini.

[caption id="attachment_359378" align="aligncenter" width="300" caption="Berkesempatan menjadi "]

14283198221146207523
14283198221146207523
[/caption]

Menjadi Masinis maupun Asisten Masinis ternyata tak gampang. Dalam ujian awak sarana Perkeretaapian, saya pun mencoba untuk belajar menjadi masinis. Di ruang simulator, saya pun diajari cara menjalankan lokomotif. Saya duduk di kursi posisi Masinis. Tangan kiri siap memegang gagang rem dan tangan kanan di gagang throtle atau perseneleng kalau istilah di mobil. Sedangkan kaki kanan saya harus sering menginjak deadman pedal. Meskipun hanya simulasi, namun simulator dibuat seperti kondisi kabin masinis sebenarnya, demikian juga jalur kereta api dan urutan stasiunnya. Benar-benar serasa menjalankan kereta api sungguhan.

Mata pun tertuju lurus ke depan melihat ke arah sinyal dan jalur kereta api yang akan saya lalui. Dari audio terdengar peluit dan bel tanda aman untuk kereta api berangkat. Saya pun mulai memasukkan gigi dari idle ke 1-2-3 dan seterusnya untuk menambah laju kecepatan. Mata pun harus awas melihat sinyal elektrik dan semboyan/ rambu-rambu di kanan jalan rel yang. Kalau istilah di jalan raya, harus awas dengan lampu merah dan rambu-rambu lalulintas. Setiap jarak antar stasiun, ada batas kecepatan maksimal yang diijinkan yang harus dipatuhi. Tidak boleh terlalu pelan dan juga tidak boleh melebihi batas kecepatan yang telah ditentukan.

Wah, benar-benar harus konsentrasi, cekatan dan terampil mengendalikannya. Terlebih bila jalur kereta api yang dilalui banyak perlintasan sebidang, jembatan, tikungan dan pandangan terbatas karena terhalang bangunan. Atau ketika tiba-tiba ada hewan atau kendaraan atau orang yang masuk ke jalur kereta api.

[caption id="attachment_359375" align="aligncenter" width="300" caption="Masinis sedang diuji menjalankan lokomotif di ruang simulator. (Dok. Pribadi)"]

142831939699481692
142831939699481692
[/caption]

Itulah mengapa ruang kabin Masinis dan lokomotif harus steril dari penumpang. Hanya ada Masinis dan Asisten Masinis yang boleh berada di kabin lokomotif/ KRD/KRL. Keberadaan penumpang di lokomotif selain mengganggu tugas Masinis maupun Asisten Masinis juga secara hukum melanggar UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian karena memang bukan untuk ruang penumpang. Aturan ini dipertegas lagi dengan aturan yang dikeluarkan Direksi PT KAI yang memberikan sanksi berat bagi Masinis dan Asisten Masinis yang membawa penumpang di kabin.

Membunyikan klakson pun tak bisa sembarangan. Ada aturan tentang cara membunyikan klakson. Ada klakson tanda peringatan, ada juga klakson tanda bahaya. Seorang masinis dan asisten masinis juga harus bisa menghentikan kereta api yang dijalankannya pada posisi yang tepat agar posisi rangkaian aman dan tidak membahayakan, penumpang nyaman naik-turun dan lainnya. Cara mengerem dan menambah kecepatan juga harus smooth sehingga tidak terasa dihentak.

[caption id="attachment_359376" align="aligncenter" width="300" caption="Tes Kemampuan Jarak Penglihatan. (Dok. Pribadi)"]

14283194991579148683
14283194991579148683
[/caption]

Dalam dinasan sehari-hari, sebelum mulai berdinas, masinis maupun asisten masinis wajib memeriksakan diri di pos kesehatan di stasiun pemberangkatan. Selain harus sehat jiwa dan raga, profesi ini juga tidak boleh buta warna, cacat fisik dan tinggi badan harus memenuhi persyaratan. Selain itu tidak boleh mengonsumsi narkoba. Kemampuan mata untuk melihat juga harus bagus.

Dalam tugas antara Masinis dengan Asistennya juga harus kompak. Meskipun seolah Asisten Masinis hanya duduk manis di kursi samping Masinis, namun ada tugas utama untuk membantu Masinis saat menjalankan kereta api. Keduanya harus konsentrasi dan menjalankan kereta api dengan aman dan nyaman serta selamat sampai tujuan.

Tugas Berat Masinis

[caption id="attachment_359377" align="aligncenter" width="300" caption="Masinis/Asisten Masinis tidak boleh buta warna. (Dok. Pribadi)"]

1428319598623570316
1428319598623570316
[/caption]

Kalau Pilot membawa penumpang paling banyak 500 orang, tapi kalau masinis saat menjalankan KA penumpang bisa membawa 700-1000 orang. Kita hitung saja kapasitas penumpang sesuai jumlah tempat duduk per kereta. Untuk kereta kelas ekonomi jumlah tempat duduknya ada 106. Bila sekali jalan, membawa 7-10 maka sudah mencapai 700 sampai dengan 1000-an. Kalau berdinas KA barang, maka per gerbong membawa dua kontainer ukuran 20 feet atau satu kontainer 40 feet. Tinggal dikalikan berapa kontainer yang dibawa. Bila gerbong yang dibawa ada 20 maka bila muatannya kontainer 20 feet, sudah setara membawa 40 truk. Jadi sudah semestinya untuk tugas berat tersebut, Masinis dan Asisten masinis harus lebih baik kesejahteraannya, meskipun masih jauh dari Pilot.

AMAD SUDARSIH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun